• 018 •

2K 396 95
                                    

Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!

Hai~Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok tok tok

Tidak ada jawaban dari si penghuni kamar jadi Haechan perlahan membuka pintu lalu masuk ke dalam. Dia mendapati Nyonya Lee yang sedang duduk di kursi menghadap ke luar jendela. Semenjak kejadian itu, Nyonya Lee tinggal di apartemen Jeno menggunakan kamarnya, sementara Jeno menggunakan kamar tamu yang letaknya lantai satu.

Baik Jeno maupun Haechan tidak bisa ijin jadi Jeno menyewa orang untuk menjaga Nyonya Lee, tapi begitu mereka kembali ke Seoul Haechan langsung ambil alih tugas asisten tersebut karena menurut asisten itu, Nyonya Lee tidak menyentuh makanannya sama sekali, bicara pun tidak. Haechan meletakkan baki makanan di atas nakas lalu duduk di tepi tempat tidur menghadap ke arah Nyonya Lee.

"Kenapa menatapku seperti itu? Jangan mengasihaniku, aku tidak butuh dikasihani." Nyonya Lee tiba-tiba menyeletuk tapi tidak menatap Haechan.

"Tidak, saya bukannya mengasihani anda. Meski saya tidak pernah mengalaminya, tapi saya mengerti perasaan anda karena bagaimanapun juga kita sama-sama wanita."

Hening mengisi ruangan tersebut saat kedua wanita itu memutuskan untuk tidak bicara lagi. Haechan pun sudah berniat untuk keluar. Mungkin Nyonya Lee butuh waktu untuk sendiri dulu. Belum sempat dia berdiri, Nyonya Lee kembali buka suara.

"Ini bukan yang pertama kalinya. Sejak Jeno duduk di bangku SMP, pria itu sudah melakukannya. Bermain dengan wanita. Mungkin memang itu yang dilakukan pria-pria kalau punya banyak uang. Awalnya aku memaklumi tapi semakin dilihat semakin hancur ku rasa diriku, jadi aku merencanakan sesuatu. Aku ingin Jeno kelak bisa jadi pria yang sukses, menggantikan posisi Papanya dan mengambil alih perusahaan, membalikkan semua kekayaan pria itu ke tangan Jeno. Saat itu terjadi, aku akan menendang pria itu keluar dari rumah, keluar dari kehidupanku dan Jeno. Itulah sebabnya aku jadi sekeras ini pada Jeno. Mengatur studinya, bentuk badannya, mengatur kehidupannya. Saat Jeno tidak memenuhi ekspektasiku, saat itulah aku murka sampai berbuat kasar, menyakiti Jeno. Selama 15 tahun Jeno tidak tinggal bersama kami, aku bagai hidup di neraka. Dia membawa selingkuhannya untuk tinggal di rumah. Mereka menyiksaku baik secara fisik maupun mental. Aku marah, tapi yang ku lakukan adalah melampiaskannya padamu. Aku masih ingin Jeno kembali padaku dan mengambil semua kekayaan pria itu tapi Jeno ternyata tetap pada pendiriannya."

"Anda lihat kan semuanya tidak berjalan dengan lancar karena niat anda jahat. Anda harusnya bersyukur karena putera anda tidak menjadi seperti Papanya. Coba bayangkan kalau Jeno tetap menurut pada anda dan melakukan semua niat jahat yang anda rencanakan. Jeno mungkin akan berubah jadi lebih buruk dari suami anda. Jeno selalu mengatakan tidak punya cita-cita, tidak punya impian, dia ingin terus hidup dengan menghambur-hamburkan uang orang tuanya tapi sekarang dia sudah jadi seorang pilot. Anda harus lihat bagaimana penumpang memuji Jeno karena selalu menerbangkan pesawat dengan cara teraman sehingga mereka merasa nyaman. Plus, he's good looking. Dia tumbuh dengan sangat baik, putera anda sudah jadi 'orang' sekarang. Hubungan kalian masih bisa kembali seperti dulu. Yang kalian butuhkan adalah waktu yang lebih banyak untuk kalian habiskan bersama."

Rocketeer ✈ NohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang