• 010 •

2K 402 100
                                    

Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!

Hai~Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah mendingan?" Tanya Haechan masih mengelus-elus punggung Jeno.

"Sebentar. 5 menit lagi."

Haechan bahkan tidak bisa bicara apa-apa lagi meski tubuhnya dipeluk erat oleh Jeno. Hingga 5 menit berlalu Jeno akhirnya melepaskan pelukannya.

"Sahabatmu dimana yang meninggal? Apa aku mengenalnya? Tapi setelah diingat-ingat lagi kau tidak punya sahabat sewaktu sekolah, hanya teman bermain saja."

"Dia di Amerika. Sedih sekali. Padahal dia anak yang manis, tidak pernah marah, kesabarannya melebihi siapapun di dunia ini. Tapi setidaknya dia bisa hidup sampai 11 tahun. Bukankah itu luar biasa?"

Haechan memiringkan kepalanya. Masih mencoba mencerna perkataan Jeno. Ah, mungkin sahabatnya ini divonis penyakit keras, hidupnya hanya bisa 3 sampai 4 tahun saja tapi pada kenyataannya hidupnya diperpanjang sampai 11 tahun. Haechan orang yang positif kan? Dia mencoba menerjemahkan semua perkataan Jeno ke dalam bentuk yang positif.

"Namanya Bruno. Lihat, aku membesarkannya dengan sangat baik. Kau tidak tahu seberapa dilemanya aku saat pergi meninggalkannya. Aku tidak punya pilihan lain. Dia sakit, aku tidak bisa membawanya ke Korea jadi ku tinggalkan dia pada temanku di Amerika."

Haechan melihat foto yang ditunjukkan Jeno melalui layar ponselnya. Seekor german shepherd dengan bulu hitam yang tebal dan wajah yang menurut Haechan tidak ada lucu-lucunya sama sekali. Seram iya.

"Jadi... yang kau maksudkan... sahabatmu yang meninggal adalah seekor anjing??"

"Perasaan aku tidak menyebutkan manusia tadi... apa aku salah ingat ya?"



BUGH!

Haechan meninju perut Jeno sekuat tenaga.

"Apa salahkuu??"

"Pergi kau!"

"Kenapa aku diusir??"

"Pergi atau ku hajar kau!"

Haechan memukul-mukuli tubuh Jeno dengan brutal tapi Jeno malah tertawa terbahak-bahak.

"Maaf maaf, tapi ku pikir kau tahu... aku kan bilangnya sahabatku mati. Mati loh Haechan, bukan meninggal. Otakmu saja yang hanya 1x1, jadi tidak bisa mengerti ucapanku HAHAHA"

"Kurang ajar! Sengaja kan kau?! Cari kesempatan kan kau biar bisa peluk aku?!"

"Nah itu kau tahu hehehe"

"Sialan! Sana pergi jauh-jauh! Benci aku ish!"

"Karena kau tidak akan membiarkanku memelukmu begitu saja, makanya aku cari alasan hehehe tapi Bruno benar-benar mati, Haechan... Steve mengirim foto jasad Bruno, kau mau lihat?"

Rocketeer ✈ NohyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang