Part 19 : Past Call

59 14 6
                                    

Aku mau minta maaf banget buat yang nungguin ini bertahun-tahun. Aku tahu berdosa sekali aku yang tak bisa untuk melihat banyak potensi dari pembaca. Aku ga bisa berjanji banyak tapi yang ingin kupastikan adalah aku ingin menyelesaikan cerita ini. Happy reading~ 

---

Yuna memandang jauh dari bibir pantai. Kakinya dingin namun tertanam pada pasir yang melekat pada sela-selanya. Entah berapa jam dia tertidur dengan Yoongi yang membawanya jauh dari kota. Sekarang dia berada di pantai antah berantah. Sebelum dia berdiri di bibir pantai, gadis itu terbangun pada mobil asing yang membuatnya kaget setengah mati. Hal gila apa yang ada di pikirannya hingga sanggup menyetujui laki-laki itu membawanya kemanapun. Namun ya Yuna selamat dengan pemandangan pantai dan Yoongi yang tertidur di belakang stir mungkin karena kelelahan. 

Di balik sifat kaku dan dingin dari Yoongi, Yuna bisa merasa hangat dari hal kecil yang dibuatnya. Membawakan bubur saat dia hangover, memberinya tiket ke Aussie yang Yuna tahu harganya tak murah, membawanya ke pantai saat Yuna meminta. Mungkin sekarang yang ada di pikiran Yoongi adalah Yuna sosok perempuan yang sedang jatuh cinta pada sahabatnya sedangkan sahabatnya itu sedang pergi jauh mengejar mimpinya. 

Yang Yuna tahu, dia disini karena ingin membawa Yoongi pergi sedikit menghirup udara segar jauh dari kantor sempit tanpa ventilasi di kampusnya. 

Tak ingin lama memandang wajah Yoongi yang tertidur dengan melipat lengannya di depan dada, Yuna memutuskan keluar dari mobil dan berjalan mondar mandir di pesisir pantai. 

Menunduk pada kakinya yang terkubur pasir pantai, dingin yang menyelimuti tubuhnya yang hanya dibalut kaos tipis, Yuna diam. Pikirannya terbang pada sosok Yoongi kembali. Apa yang membuatnya tertarik? Rasa kasihan atau sekedar perasaan ingin menolong sosok pendiam pucat itu. 

Bahkan Yuna belum berpikir tentang masalah pribadinya. 

Yoongi POV

Bayangan itu mendekat lagi. Semakin mendekat pada tubuh kurus yang kukenal. Menarik paksa yua noona yang terus berteriak dalam hening. Aku disana hanya berdiri pada ketidakmampuanku dalam bergerak. 

Brengsek

Beberapa pukulan menghempasku jatuh tersungkur pada lantai putih. Sejauh mataku memandang, hanya ada warna putih. Bayangan hitam itu terus menyeret tubuh Yua noona. Dia berteriak nyari tak ingin dibawa pergi. Tangan Yua noona menggapai tangan kecil yang terus kulihat diam menatapku dalam kesedihan yang luar biasa. 

Si bodoh ini hanya berdiri menatap bayangan hitam itu mencabik kulit pucat Yua noona. Beberapa kali nyaring teriakannya kudengar langsung menusuk telingaku dan aku hanya berdiri tanpa nyawa disana. Harusnya aku menghajarnya. Harusnya aku tak berdiri menatap semuanya terjadi di depan mataku. 

Sekarang mereka jatuh berdebum pada jurang yang tiba-tiba muncul. Semua yang menarik indraku seketika hilang. Aku bisa bernafas normal. 

"NOONA NOONA" Berlari aku ingin menggapai mereka.

Namun detik berikutnya aku mendengar lagi suara keras itu. Merangsek pada pinggir jurang, aku hanya bisa menatapnya dengan menangis. Berteriak kencang menggema pada jurang. 

Hingga aku terhisap keluar. Cahaya itu membuka mataku paksa. Terkaget, aku duduk tegang dengan peluh yang cukup membuatku merasa sesak. 

Sial

Umpatku saat mataku melihat Yuna berdiri di samping tubuhku. Tangannya hampir menyentuhku. Wajahnya terlihat begitu tegang menatapku. 

"aku bermimpi buruk" kataku akhirnya dengan nafas masih tersenggal. 

Crack the Diamond (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang