Part 16 : How Dare

269 31 19
                                    

Yuna duduk tegak mendengarkan. Walaupun banyak pertanyaan yang ingin dia utarakan, namun Yuna menunggu kalimat dan nada Hoseok untuk selesai pada titik akhir. Baginya, kalimatnya hanya sebuah kalimat utama yang membutuhkan penjelasan lanjutan.

"sebenarnya karena itu aku sedikit terlambat tadi. Mengurus visa lanjutan, berkas terakhir yang harus aku selesaikan. Memaksakan diri untuk hadir disini jadi aku sekalian berpamitan, terutama padamu" Hoseok menoleh menatap Yuna yang ternyata sudah terlebih dahulu menatapnya.

"rap?" suaranya terdengar tercekat, kaget tentu saja namun gadis itu berusaha tak menampilkannya.

"dance. Dance kru yang melatihku memberi kesempatan pada beberapa orang yang mereka pilih untuk belajar di Amerika"

"berapa lama?"

"sekitar 2-3 tahun." Memainkan jarinya ragu, Hoseok melanjutkan, "jadi ada yang harus aku katakan mengenai hal itu"

Yuna tak menjawab langsung. Hanya menaikkan alisnya menatap Hoseok. Kedua matanya yang selalu terangkat saat tersenyum. bahkan saat gelap saja seperti sekarang laki-laki ini bersinar hanya dengan auranya yang menyenangkan. Menuntut kalimat penjelasan lebih lanjut, Yuna memiringkan kepalanya heran.

"garis bawahi bahwa aku hanya mengatakan ini tanpa menuntut jawaban"

Dan pada titik kalimat ini, Yuna seperti akan tahu kemana arahnya.

"kau membuatku tertarik," Hoseok mengatakan tanpa memandangnya. Rasa malunya seakan naik hingga ke kepala. Telinganya memerah terasa panas, walaupun gadis itu tak menyadarinya "tertarik itu luas aku tahu. Lucunya dipikiranku kata itu berujung pada satu makna dan semakin hari membuat tengkukku merinding merasa geli" Hoseok tersenyum memainkan jarinya seakan perasaan batinnya yang meledak bisa tersalurkan.

"hoseok.." panggil Yuna dengan suara sedikit tercekat, ingin hati menyembunyikannya tapi suara tak mengizinkan. "bagaimana kau yakin perasaan tertarik itu bukan karena kita terbiasa melihat satu sama lain?"

Belakangan ini, Yuna tak yakin akan perasaannya sendiri. Pertanyaan itu menggema di dalam pikirannya. Ingatannya berhenti pada memori malam itu. hoseok yang tertidur di mobilnya dan matanya yang menatap laki-laki itu intens, saat beberapa kali wajahnya tersenyum melihat tanda hati yang dia letakkan di samping nama Hoseok di kontaknya. Namun Yuna tak sempat memikirkannya lebih jauh dan kesadarannya akan itu tertarik saat ini. dia lebih mengartikan perasaan itu pada perasaan nyaman karena mereka selalu bersama.

"aku juga tak mengerti sejujurnya. Tapi bagaimanapun aku memutuskan untuk memberitahumu sekarang tanpa beban, Yuna" Hoseok menatap gadis itu serius, "setelah ini kita tak akan bertemu untuk waktu yang cukup lama. Memberi waktu lebih untuk berpikir dan tentu saja tanpa keadaan canggung setelahnya"

Suara itu masuk pikiran Yuna perlahan. Beberapa menit tak ada kalimat yang terlontar karena Yuna sibuk membenarkan kalimat itu di kepalanya.

Belum sempat otaknya berpikir normal, suara kaki menarik pasir di antara sepatunya mendekat membuat mereka berdua menoleh ke arah asal suara. Yoongi disana berjalan mendekat dengan wajah datar menyodorkan 2 kaleng beer tiba-tiba. Tak ada kalimat dari Yuna saat menerima minuman dari tangan Yoongi. Kecanggungan tadi pagi tentang Yoongi seakan tergantikan oleh Hoseok sekarang.

Berbeda, Hoseok tersenyum dan berterima kasih pada Yoongi. Membukanya cepat dan menyegarkan tenggorokannya saat cairan itu masuk ke dalam tubuhnya. Yoongi duduk di samping Hoseok, berbincang sebentar tentang apa yang dilakukan Namjoon, presensi Yuna sedikit hilang walaupun begitu gadis itu seperti tak menggubrisnya. Ikut meminum sedikit demi sedikit, menggoyangkan kaleng di genggaman tangannya sebelum suaranya lebih dulu terdengar,

Crack the Diamond (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang