Part 21 : Hope is More than Enough

51 11 3
                                    

Halo bener kan dua hari sekali? hehehe aku mau tanya dong. Boleh ga aku minta pendapat kawan kawan? Setelah ini selesai, karena sebentar lagi mungkin? Aku mau bikin ff main castnya antara Jungkook dan Taehyung.

1. Jungkook judulnya "Mister Fancy Pants" genre angst, drama, mature (21+)
ceritanya Jungkook ingin membalaskan dendam dan membasmi semua clan sebuah keluarga karena dia menyakitinya dan wanita yang dia suka.

2. Taehyung judulnya "Palette" genre drama, metropop, drama, romance
ceritanya Taehyung yang seorang penyanyi terkenal BTS bertemu dengan seorang pelukis dan berpura-pura menjadi orang lain agar bisa mendekati wanita yang lebih tua darinya itu.

Gimana? Kalian pilih ingin membaca yang mana lebih dulu? Mohon bantuan untuk komentarnya ya mau yang mana ~ Terima kasih

---

Yuna membuka matanya dan pertama kali yang dilihat adalah langit-langit kamar. Mencoba mengingat memori terakhirnya karena ingatan dia pulang ke rumah tak sempat terekam di kepalanya. Hal terakhir yang diingatnya adalah meja kedai bar bersama Yoongi. Dia yang ikut menenggak dua bir dan mengoceh kelimat-kalimat yang secara samar ada di ingatannya. Sedikit mendesah frustrasi karena tak kunjung menemukan yang dia cari di dalam kepalanya, badannya bergerak untuk mencari Jimin. 

Beruntung, dia sedang duduk tenang di depan televisi bersama temannya dan menyapa Yuna yang baru saja keluar dari kamar. 

“aku sudah meletakkan makanan di samping tempat tidurmu, noona” kata Jimin pertama kali. 

Yuna mengangguk berterima kasih dan duduk di sofanya dengan tangan memegangi kepalanya yang masih berdenyut tidak karuan. Seharusnya dia tahu batas diri, bukan memaksa menemani Yoongi dan merasa tertantang karena laki-laki itu meminum alkhoholnya seperti air putih. Sekali lagi menyalahkan diri dengan kecerobohannya sendiri. Mabuk tak sadarkan diri dan berakhir di atas ranjang adalah hal paling aman bagi seorang wanita. 

“masih sangat pusing, noona?” kata Jimin. 

Temannya berpamitan untuk pulang saat melihat Yuna tak menyapanya dan menganggap presensinya mengganggu. Dia cukup tahu diri dan berjalan keluar dari apartment dengan ditemani oleh Jimin sampai depan pintu. Saat Jimin menoleh pada presensi Yuna di sofa, Yuna sudah mengadah dengan mata memandang langit-langit lagi. Jimin pikir dia sedang mengembalikan ingatannya yang hilang karena mabuk. Membuka kulkas untuk menyiapkan air putih dan diantarkan pada Yuna. Gelas itu diletakkan di depan Yuna di atas meja. 

“kau kemarin mabuk. Bosmu yang mengantarmu pulang. Dia menggendongmu di punggung” Jimin menengok pada keadaan Yuna. 

Mengingat Yuna juga gadis, banyak teman-temannya yang bertanya mengenai hal ini. Mengapa dia tak menganggap gadis yang tinggal bersamanya suatu ancaman atau apa. Walaupun memang jaman sekarang bukan hal tabu jika kau tinggal bersama pacarmu. Namun Yuna bukan pacar Jimin. Mereka bahkan baru bertemu saat Yuna tinggal berdua bersamanya. Anehnya, perasaan Jimin tersinggung jika seseorang mengatakan hal itu padanya. Dia tidak menyukai fakta bahwa seseorang berpikir begitu rendah tentang dirinya dan Yuna. Mereka bahkan segan untuk saling masuk kamar masing-masing. Dua kamar mandi dan Yuna menjaganya saat ada event besar. 

Jimin berpikir teman-temannya menganggapnya nafsu kepada setiap teman wanitanya yang bersamanya di ruangan yang sama. Dia tidak serendah itu. Yuna pun gadis baik yang tak pernah merepotkannya. Jin mempercayakan Yuna pada Jimin secara tak langsung walaupun Jin tak pernah mengatakan itu secara terang-terangan dan meskipun Jimin lebih muda dari Yuna. 

“dia tak mengatakan apapun, noona. Jangan khawatir” katanya masih menatap keadaan Yuna yang memijit kepalanya. “mau kubelikan obat penghilang pengar?” 

Crack the Diamond (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang