part 13 : no waiting

161 34 9
                                    

((Noted)) kenapa aku sering menyisipkan bahasa inggris disini? Orang tua Yuna udah lama di Aussie, jadi mgkin mrk lebih nyaman gitu. Keknya aku bakal kasih tau translate nya kok tenang aja ♡

Drop the gorgeous pict of HOSEOK!
---

Yuna mendorong kursi roda milik ayahnya dengan senyum lebar yang tak pernah berhenti dia tampakkan. Beberapa kali ayahnya menjawil pipi putri miliknya dengan gemas mengatakan bahwa hari ini adalah hari terindahnya dalam satu tahun. Bagaimana tidak? Laki-laki favoritenya keluar dari rumah sakit setelah dua minggu dirawat disana.

"Welcome home pa~~~~" kata Yuna berteriak sambil memegang kursi ayahnya mengarahkannya ke dapur.

Beberapa makanan sudah tersedia saat mata tuan Lee menyapu meja makan. Gadisnya tak pernah bisa memasak.

"*Since when?*" Kata tuan Lee sambil berdiri hati-hati menatap meja makan yang sedikit lebih berisi daripada biasanya. (Sejak kapan?)

"*Since i live alone without grandma? I cant cook fancy food yet but this should be enough?*"
(Sejak aku tinggal sendiri tanpa nenek? Aku belum bisa memasak makanan yg rumit tapi ini sepertinya cukup?)

"*More than enough, sweetheart*" kata ibunya sambil mengecup kepala Yuna.
(Ini lebih dari cukup sayang)

Lagu Bon Jovi favorite ayahnya mulai mengalun pelan. Suara seraknya memenuhi rumah hari itu. Beberapa kali Yuna mendapatkan pujian. Terasa sebentar saat dia ada apartment dan mencoba beberapa resep untuk Jimin. Waktu memang sedikit lebih cepat berlalu di pikiran Yuna. Entah kebahagiaan apa yang membuatnya merasa seperti itu.

*"So, what's the name of the cold boss you talked about?"*
(Jasi siapa nama bosmu yang dingin yang selalu kau bicarakan?)

Yuna yang mencoba menelan jus, menahan diri untuk tak tersedak. Sejak kapan keluarga ini membicarakan laki-laki selain Jin yang merupakan menantu idaman ibunya? Ah.. Sejak Yuna menggantinya dengan persoalan Yoongi.

"Min Yoongi" jawab Yuna singkat.

Dikunyahnya pelan-pelan tanpa ada perasaan lapar lagi. Makanannya terasa aneh. Sejak Hoseok mengatakan Yoongi tak pernah pulang ke rumah dan mengurung dirinya sendiri, Yuna mulai memikirkannya. Otaknya tak pernah mau bekerja sama dengannya.

"Hanya saja.. dia yang memberikan tiket pesawat. Aku tak boleh kembali ke Seoul sebelum Pa benar-benar sembuh"

*"Sounds like sweet guy?"* kata Pa melanjutkan
(Terdengar seperti laki-laki yang manis?)

*"I dont know.."* (aku tak tahu) jeda Yuna cukup lama, orang tuanya hanya menatapnya curiga. Kenapa topik yang mereka kira normal bisa membuat anak perempuan mereka diam tiba-tiba. Diam buruk atau baik, hanya ada di benak Yuna, tanpa Yuna tahu apa artinya juga. *"I really dont know about him. He's such a mystery"*
(Aku benar-benar tak mengerti tentang dia. Dia itu misterius)

*"Solve it then?"* Tanya ayahnya sambil memandang sepasang mata coklat tua milik anak gadisnya 
(Pecahkan kalau begitu?)

*"He's.... difficult. I cant even start conversation"*
(Dia sulit. Bahkan aku tak tahu harus memulai percakapan dari mana)

"Mungkin dia hanya kesepian, karena itu sulit untuk berkomunikasi dengan orang yang menganggapnya ada, sayang karena dia terbiasa menerima semua orang yang menganggapnya sulit " Ma

Yuna memandang makanannya malas. Sendoknya terus mengaduk sup bening dengan beberapa sayuran di dalamnya dalam diam. Otaknya hanya membatin beberapa kalimat orang tuanya yang dia pikir ada benarnya juga. Mungkin nanti kalau kembali ke Seoul, tak ada salahnya untuk lebih bersabar menghadapi Yoongi.

Crack the Diamond (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang