Tirai, pintu, dan jendela ditutup rapat. Lampu dimatikan, dan cahaya hanya bersumber dari celah kecil jendela serta flash HP yang sengaja Tio nyalakan lalu disandarkan di dekat meja guru. Terlihat seperti paranormal experience, tapi sesungguhnya itu adalah rapat kelas. Anak-anak biasa menyebutnya rapat pleno.
Kalau Tio berperan sebagai ketua kelas, maka Lucas adalah ketua rapat pleno. Kelihatannya sama, tapi berbeda. Lucas hanya bertugas memimpin rapat pleno di saat-saat tertentu.
"Oke guys jadi topik rapat kali ini adalah PAK MIN!"
Lucas menatap satu persatu (bawahannya), " Menurut kalian, Pak Min cocok gak jadi wali kelas baru kita?? Kalo mau jawab angkat tangan kalian terus berdiri,"
Ada beberapa yang mengangkat tangan, salah satunya adalah Mark.
" Kalo kata gue sih cocok,"
" Alasannya??" tanya Lucas.
" Pas dia lewat depan gue tadi parfumnya rasa semangka. Seger jadi ngiler. Gue langsung cocok sama dia,"
" Oke Mark. Noted,"
Selanjutnya Johnny.
" Gue suka sama dia. Alesannya hampir mirip sama Mark,"
" Karena bau semangka??"
" Bukan. Bapaknya mirip cimol jadi gue ngiler juga," kata Johnny.
Yuta mendengus, " Yah jadi pengen cimol,"
" Oke John cukup masuk akal. Lanjut Dovi,"
" Gue agak fifty fifty sih, soalnya-
" Fifty fifty teh apaan Ga?" tanya Moil pada Yagha.
" Artinya setengah setengah,"
" Ohh gituu,"
Dovi melanjutkan," Dari mukanya keliatan agak bringas. Kayak apatuh peribahasa, diam diam menenggelamkan. Nah itu,"
" Kalo poin plusnya??"
" Manis euy, botak imut-imut,"
" Hm masuk akal juga. Tapi lo lebih prefer ke cocok apa nggak cocoknya??"
" Bingung, coba tanya yang lain,"
" Ya Allah ka, perut gue mules lagi," bisik Heka yang hanya dibalas isyarat sabar oleh Rendhika.
" Ada yang mau kasih pendapat lagi??"
" Gue cocok!" teriak Yuta dari bangku belakang.
" Alasannya??"
" Lo pada inget nggak tadi Pak Min pas perkenalan bilang tinggal dimana??"
Naka mengerutkan keningnya, " Lupa, emang dimana??"
" Di Perum Watu Asri coyy, tempat orang kaya semua tuh. Jadi.....
" Jadi???"
" Bisa kita porotin hehe,"
" Ide bagus. Pak Min bisa buat sarana nurunin harga kas mingguan," kata Hendri membuat Chendra mendelik. Batin Chendra " Nih orang uang kas udah gue turunin jadi 5000 per minggu masih aja protes. Dasar miskin!"
" Sangat masuk akal. Kalo gitu se-
" BURUAN NAPA OYY UDAH MAU KELUAR NIH EEK GUE!!," teriak Heka meronta-ronta. Daritadi dia udah sabar nahan berak dibantu sama Rendhika, tapi ga kelar-kelar rapat plenonya.
" Berhubung saudara Heka kita keburu ga sanggup nahan mules, maka gue sebagai pemimpin rapat ini memutuskan kalo inti kesimpulan dari aktivitas hari ini adalah bahwa 99 persen setuju Pak Min menjadi wali kelas baru. Tok...Tok....Tok,"