Pacar Warna-Warni 33

2.2K 548 741
                                    

FOLLOW AKUN WATTPAD AKU, YA! BIAR LEBIH HALAL BACANYA.

YANG KANGEN GARDAN DKK SIAPA? ABSEN SINI! NANTI TAK KASIH DUET ONLEN💸💸💸

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INSTAGRAM DI BAWAH INI, YA!

@Lelep_alesiaa
@wattpad_siaa
@gardan_stphns
@ella_clrst
@reno_garafa
@juan.dez
@calista_febriana

YANG GAK FOLLOW PANTATNYA BISULAN!👿

SELAMAT MEMBACA!

Note: candaan, humor, dan segala yang mengundang tawa akan berkurang di setiap part selanjutnya karena akan mendekati ending!👻

*****

Gardan celingak-celinguk, berniat mengintip bagaimana pemeriksaan Indra di dalam ruangan bercat putih yang tertutup oleh pintu di depannya. Cowok itu menggeram kesal, pasalnya usaha yang dia lakukan hanya berujung sia-sia.

Bagaimana bisa melihat, orang pintunya tertutup! Salah satu cara mempersulit hidup, ya, gitu.

"Nggak sabaran banget," cibir Bastian yang melihat tingkah Gardan. "Bentar lagi juga selesai kali si Indra diperiksanya."

Gardan menatap Bastian. "Suka-suka gue, lah. Songong banget gigi lo!"

"Jangan ngajak duel, ya, Dan. Gue belum makan, emosi gue naik turun, loh, ini." Bastian memperingatkan.

"Makan ke kantin, gih." Juan bersuara. "Eh, udah tutup kayaknya," ucapnya setelah mengecek jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Di depan ada indoember, lo beli roti aja sana," ujar Reno. "Sekalian buat kita, lah."

"Enak banget nyuruh-nyuruh," cibir Bastian.

"Ya, bukan gitu, Bro." Gardan mendekat ke Bastian yang bersandar pada tembok. Cowok itu menepuk pundak temannya 3 kali. "Lo bendahara, duit lo yang megang. Ya, kita di sini, kan, berbuat sosial menjenguk Indra. Sediakan lah seenggaknya lontong, chicken nugget, sate, soto, bakso. Kalo nggak ada, roti juga nggak papa."

Bastian memutar bola matanya malas. "Nggak mau gue pergi kalo sendirian."

"Dih, manja lo." Reno mengejek. "Otot gede nyali tuyul."

"Kayak gue, dong. Menguasai jurus sosoran soang." Gardan menepuk dadanya bangga.

Sam yang sedari tadi diam memperhatikan hanya menghela kasar. Salah apa dirinya saat di rahim sehingga dikaruniai teman-teman tidak berbobot seperti mereka.

"Ya, udah, ayo, gue temenin. Tapi, bagian gue jadi double, yak," ucap Juan cengengesan.

Bastian menarik tangan Juan kasar setelah sebelumnya mengumpat dalam hati. "Ayok ajalah, anjing. Banyak minta lo."

*****

Indra meringis kesakitan. Menatapi kakinya yang disegel oleh kain perban berwarna putih yang sudah bercorak warna-warni.

Gardan anak anjing dengan tidak berdosanya menggambar gunung, sungai, padi, matahari, rumah, dan awan di perban kakinya. Ingin sekali Indra menangis saat melihat kejutan tak terduga yang disiapkan oleh anak laknat yang tengah asik menertawainya di depan televisi.

"Makanya, Ndra. Kalo ada pasir tebel jangan digilas. Ban motor lo blember, lo jadinya nyusuruk ke parit," ujar Gardan tak jelas.

"Bacot lo!" damprat Indra kesal.

Pacar Warna-Warni [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang