Pacar Warna-Warni 21

2.5K 621 91
                                    

Vote+komentar untuk lanjut ke next chapter selanjutnya!

****

Mendadak.

Ingin sekali rasanya Hana melempar botol kecap ke kepala Gardan. Bagaimana tidak? Dia yang sedang asik menonton tv terjengit kaget saat Putra sulungnya itu mendobrak pintu dengan brutal. Seraya mengatakan, "MA, SIAPIN SEMUANYA, NANTI MALEM ADA PESTA BARBEQUE!!"

Alhasil, di sinilah Hana terlempar, di halaman belakang dekat kolam berenang, menyiapkan semua keperluan anak iblis yang selalu merepotkan. Entah ada hal apa sampai tiba-tiba diadakan pesta-pestaan di rumahnya.

"Tante."

Hana yang tengah sibuk membersihkan panggangan menoleh saat suara seorang gadis memanggilnya. Tersenyum hangat, Hana segera berjalan mendekati gadis bergaun merah selutut itu.

"Kamu sudah sampai, Ella?" Tanyanya seraya memperhatikan penampilan Ella dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Sudah, Tan."

"Di mana anak iblis titisan roh jahat itu?" Tanya Hana.

Ella terkekeh mendengarnya. "Jemput temennya, Tan."

"Oooh ... ya sudah, kamu tolongin Tante, yuk." Hana menarik tangan Ella menuju tempatnya tadi.

Menurut. Ella akhirnya ikut membantu Hana menyiapkan segala keperluan pesta. Dia tidak keberatan, ya, karena Ella sudah terbiasa.

"Kamu giat banget, ya, La. Kerjanya cepet." Hana meletakkan daging merah di atas meja.

"Anak perempuan itu harus giat, Tan. Nggak boleh malas-malasan," jawab Ella seraya sibuk menyusun jagung.

"Ya udah, kamu tunggu di sini, ya. Tante mau ke dalam sebentar, mau siap-siap," ujar Hana membuat Ella mengangguk patuh.

Di mana pun Ella berada, mengapa rasa ini tidak pernah hilang?

Mengapa rasa ini selalu datang?

Ella menyentuh dadanya yang terasa sesak. "Kalau rasa sepi ini aku usir, lantas yang jadi temen aku nanti, siapa?"

****

Ramai. Halaman belakang Gardan kini dipenuhi oleh makhluk hidup yang disebut manusia. Ada yang bermain gitar, sibuk memanggang, bercerita, tertawa, dan lainnya.

Seorang anak laki-laki bertubuh mungil datang menghampiri Gardan, cowok yang sedang sibuk menggoda kekasihnya itu nampak terkejut saat Raja, adik Reno, menarik-narik kemejanya. Gardan menunduk, memegang kedua pundak Raja seraya tersenyum gemas.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Kak Galdan, ayo belenang."

"Ini udah malem, nanti Raja sakit," ujar Gardan menarik gemas hidung mancung milik anak itu.

Raja menggeleng, membuat rambut gondrongnya bergoyang-goyang. "Kata bang Leno bisa buat sehat. Banyak vitamin C nya, Kak."

"Vitamin ape? Yang ada lu masuk angin, Cok." Juan datang dengan tiba-tiba, menggendong Raja dan menyentil kening anak itu pelan.

"Sini, Kak. Aku gendong." Ella meraih Raja, menggendongnya dan menggosokkan hidungnya ke hidung mancung anak itu. "Nama kamu siapa?"

"Nama aku Laja, Kak."

"Ganteng, kan, La? Nggak kayak abangnya, mirip genduruwo," ucap Gardan.

Ella terkekeh. Gadis itu asik berbicara dengan Raja. Gardan dan Juan sibuk mengobrol, sedangkan yang lainnya sibuk pula di pinggir kolam berenang, memanggang.

Pacar Warna-Warni [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang