DJV : Bagian 6

378 133 20
                                    

Aliska biasa dipanggil Lika, malam ini gadis itu berpenamlilan sangat fashionable. Bagaimana tidak, ia akan menjadi bintang tamu di radio hits versi SMA Garuda. Tidak sembarangan orang yang bisa diundang ke siaran mingguan itu. Biasanya hanya diisi anak-anak berprestasi di bidang akademik, siswa pertukaran pelajar atau para pemenang lomba nasional maupun internasional. Sekolahnya memang telah banyak mencetak prestasi membanggakan, semua akan menjadi hits di bidangnya masing-masing.

Terkhusus untuk Aliska, ia diundang karena telah menjadi ketua cheers paling populer sepanjang sejarah SMA Garuda. Berkat kepiawaian dan kecantikannya, tentu saja. Banyak kaum adam di sekolahnya yang mengaku sangat mengidolakannya, Aliska tak menampik itu. Malah dia sangat menikmatinya dan memanfaatkan hal tersebut.

Aliska sengaja mampir ke sebuah coffe shop, memesan kopi untuknya dan para tim penyiaran malam ini.

Sesampainya di depan coffe shop, Aliska memincingkan mata ketika pandangannya menemukan hal menarik. Ada Eve di sana, mantan ketua cheers. Senyum miring tercetak di bibirnya saat melihat baju khas pasien rumah sakit yang dibalut dengan hoodie. Eve pasti masih dalam masa perawatan.

Aliska mendadak tambah bersemangat, ia segera mendatangi meja Eve, meletakkan sling bag-nya di atas meja dan duduk di depan gadis itu dengan sebelah tangan menyanggah dagu.

"Hai, Tuan Putri yang agung." Aliska tersenyum, meledek. "Kok lo di sini? Bukannya di rumah sakit?"

Eve tak menjawab, hanya memberi tatapan datar pada gadis itu. Dia tahu kalau meladeni Aliska adalah pilihan bodoh.

"Tahu nggak, gue diundang jadi bintang tamu di radio sekolah kita loh." Aliska mulai memprovokasi. "Selama lo jadi ketua cheers, lo nggak pernah kan dapat tawaran kayak gini? Hmm, seharusnya dari dulu emang gue yang pantes jadi ketua bukan malah cewek penyakitan kayak lo!"

"Kamu pikir aku peduli?"

"Oh, tentu lo harus peduli!" jawab Aliska lantang. "Biar lo sadar, siapa putri yang sebenarnya."

"Kamu tahu, Lika, di dalam dongeng cerita seorang princess selalu mendapat kesusahan, mendapat penderitaan dari tokoh-tokoh pendukung yang kita tahu perannya sebagai antagonis. Di sini, aku protagonis dan kamu ...." Eve sengaja menggantung kalimatnya, gadis itu tersenyum mengejek. "Hanya antagonis yang akan menderita di akhir cerita. Kamu hanya akan menunggu waktu hingga akhirnya dihukum."

Aliska geram, mengepalkan tangannya karena kehabisan kata-kata.

"Putri yang sombong akan dihukum. Kira-kira hukuman apa yang pantas buatmu, Lika?"

"Dasar aneh! Justru lo yang sedang dihukum sama Tuhan sekarang. Lihat kondisi lo yang menyedihkan itu!" Aliska segera berdiri, melempar senyuman sinis kepada Eve yang menatapnya tanpa ekspresi.

Mood Aliska menjadi turun drastis. Ia berjalan dengan langkah lebar, tak berselera memesan kopi. Sementara itu, Eve juga sudah tak lagi berselera. Emosinya sudah akan meledak ketika Aliska membahas penyakitnya tadi. Gadis itu bangkit dari duduknya, namun kepalanya tiba-tiba sangat pusing. Ia harus berpegangan pada meja.

Salah satu pengunjung kafe yang melihatnya, segera membantunya agar kembali berdiri tegak. "Lo nggak apa-apa?"

Eve menggeleng pelan. "Nggak apa-apa."

Deja Vu [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang