"cambuk dia 100 kali"....
"dia ratu yang sangat kejam"....
"aku tidak akan pernah mencintaimu, meskipun kau berstatus sebagai ratuku"......
"dicintai atau tidak tubuh dan jiwamu tetaplah milikku"....
Hinata dan sasuke duduk di singgasana, kedua orang itu sama-sama memiliki kharisma tak jarang mata rakyat hanya tertuju pada mereka...
Sebuah suara peringatan bahwa sidang akan dimulai membuat suasana seketika hening, mereka menatap ke arah raja yang berdiri dan hendak mengumumkan sesuatu..
"Tujuanku mengumpulkan kalian disini adalah aku akan mengadakan eksekusi kepada permaisuri".
Suara para rakyat kembali memenuhi,. Bukankah eksekusi itu di batalkan begitulah sekiranya yang mereka pikirkan.
"Aku tau kalian pasti bingung, maka dari itu izinkan aku sebagai raja mengumumkan beberapa kejahatan yang pernah permaisuri lakukan". Ffffff Raja berkata sambil memberikan isyarat kepada para prajurit untuk segera membawa sakura ke ruang sidang, detik berikutnya mereka membawa seorang gadis yang di tutup wajahnya menggunakan sebuah kain.
~~~
"Semua kejahatan sudah aku bacakan, aku yakin kalian pasti menerima keputusanku ini, dengan ini hukuman mati adalah hukuman yang pantas untuk permaisuri".
Semua rakyat mengangguk mengerti, tak menyangka jika permaisuri yang terkenal baik malah sangat jahat, jadi mereka semua mendukung apa yang raja katakan, bersorak dan meneriakan untuk segera menghukum pancung permaisuri.
Sasuke berjalan dengan penuh percaya diri, bersiap untuk menghukum sendiri pembunuh kakaknya, namun saat kain itu di buka sasuke mengepalkan tangannya, jelas gadis di depannya bukanlah sakura lalu diamana wanita sialan itu??.....
~~~
"Aku yakin klan haruno bekerjasama untuk menyembunyikan sakura".
Mendengar penjelasan sang ratu, sasuke hanya bisa menghela nafas lelah, "aku akan turun sendiri untuk mengatasi para tikus itu".
Hinata mendekat dan menggenggam tangan sasuke, menatap onyx yang terlihat putus asa lalu berucap.
"Aku sudah berjanji untuk membantumu, izinkan aku ikut berperang bersamamu yang mulia".
Sasuke melepaskan genggaman tangan itu dan menggeleng lemah, "aku tidak bisa membiarkan ratuku ikut berperang, itu sama saja dengan merendahkan harga diri raja".
Hinata mengembuskan nafasnya, "aku tidak berperang sebagai ratu, aku berjanji tidak akan melakukan kesalahan , kumohon".
Mendengar hinata yang sangat keras kepala membuat sasuke hanya bisa menuruti keinginan ratunya itu.
~~~
Beberapa hari kemudian....
Saat itu sesuai dengan keinginan sang ratu iapun ikut berperang dengan pakaian ksatria yang lengkap, hampir tak ada satupun prajurit yang mengenalinya dan hal itu membuat sasuke sedikit lega.
Pasukan itu pun berjalan ke arah selatan, dimana disanalah perang akan di mulai, klan haruno bekerja sama dengan kerajaan pemberontak yaitu kerajaan akatsuki, mengetahui jika musuhnya adalah akatsuki membuat hinata tak bisa tinggal diam, ia harus tau kenapa dulu akatsuki menyerang kerajaan hyuga.
Kini mereka telah sampai, kedua pasukan dari kerajaan yang berbeda saling berhadapan, hinata dan sasuke saling memandang sebelum akhirnya mereka memacu kuda mereka dan bersiap untuk menyerang.
Dengan gesit hinata menatap se semua prajurit, dan satu yang membuatnya tertarik, seorang ksatria dengan pakaian paling bersinar yang menandakan jika orang itu pasti adalah rajanya, dengan cepat hinata mendatangi orang itu dan menatap tajam matanya.
Mereka saling beradu pedang sampai akhirnya raja dari klan akatsuki berhasil melepaskan topeng hinata sehingga kini hinata dengan rambut terurainya terlihat dengan jelas.
"Hikari....". Sontak pria itu terdiam dan menyebutkan nama orang yang hinata ketahui itu adalah ibu dari ratu.
"Kau mengenal ibuku?".
Mendapat pertanyaan itu, kini raja dari klan akatsuki membuka topengnya dan memperlihatkan wajah tampan yang tak luput termakan waktu, "jadi kau adalah anak hikari?".
"Siapa kau?". Hinata tetap mengambil jarak aman dengan tetap memegang erat pedangnya.
"Aku pein, aku adalah kekasih ibumu".
"Jangan berusaha membodohiku, ibuku, dia tidak...".
"Kch...dia meminum racun setelah melahirkanmu, kau tau kenapa?".
Hinata mengatur nafasnya yang memburu, jadi ibunya bunuh diri bukan dibunuh?.
"K-kenapa?".
"Karena dia takut jika saja hubungan gelapnya diketahui oleh hiashi, dia lebih memilih mati dan mengubur semua rahasia itu bersamanya".
Hinata tercekat, meski ini bukan tubuhnya tapi rasa sakit itu tetap dirasakannya, ia belum siap menerima kenyataan pahit ini.
"Ke-kenapa kau menyerang kerajaan di hari dimana aku dilahirkan?".
Pein menyeringai kecil, "itu karena hikari sudah berjanji untuk hidup bersamaku tapi dia mengingkari janjinya, jadi aku berniat menyerang kerajaan dan memberitahu hiashi secara langsung, tapi mendengar hikari yang mencoba menghentikanku dengan kematiannya membuatku sadar jika sebenarnya dia juga sangat mencintai hiashi".
Hinata terdiam, bukankah ini terlalu menyakitkan untuk ratu?.
Ditengah kebingungan itu, Sebuah pedang melesat namun pein melindungi hinata, hal itu membuat hinata bertambah bingung terlebih pein yang mengisyaratkan untuk hinata lari.
"Dengar, aku tidak ingin menyakiti putri dari wanita yang kucintai, jadi pergilah".
Tanpa berpikir panjang hinata menyadari situasinya dan pergi menghindar namun di detik berikutnya ia menemukan dirinya sudah terjebak, ini adalah lingkaran musuh, lalu seorang memakai topeng menghampirinya,
"Lama tidak bertemu".
Mata hinata membulat, "sakura?".
Mereka saling berpadangan dan menyerang dengan pedang mereka masing", sebelum akhirnya hinata dapat merasakan bahwa seseorang menusuknya dari belakang.
Sebuah pedang menusuknya dan membuat hinata lemah seketika, ia terduduk dan menatap nyalang sakura, dan orang yang menusuknya dari belakang ternyata itu adalah sai, jadi pria itu berhasil di keluarkan oleh klan haruno?.
Pandangan hinata memudar namun sebelum itu terjadi ia tak ingin mati sia-sia, jadi ia tetap berusaha berdiri, dan saat sakura lengah ia menusukan sebuah pedang tepat di jantung sakura hingga wanita itu juga ikut sekarat bersamanya.
Melihat sakura yang sekarat membuat sai marah, ia hendak menusuk hinata juga tapi sebuah pedang menghalanginya dan membuat ia tertegun karena lawannya sekarang adalah sang raja.
"Pengecut, beraninya kau menyentuh ratu"...
Dengan kemarahan sasuke menjadi lebih kuat jadi dengan mudah ia mengalahkan sai, sasuke cepat-cepat menghampiri hinata yang terkulai lemas, sasuke berjongkok dan membopong tubus lemas itu, ia tak peduli lagi akan perang ini, yang ia pikirkan hanya ratunya.
Dari kejauhan pein melihatnya, ia tau jika perang ini hanyalah sebuah kesepakatan konyol antara kerajaannya dan klan haruno, pein tau bagaimana rasanya kehilangan orang yang dicintai, terlebih hinata adalah putri dari wanita yang ia cintai jadi pein meminta kepada para prajuritnya untuk mundur perlahan, mempersilahkan sasuke untuk membawa hinata ke tabib secepatnya.
~~~~
1 chapter lagi tamatttt......
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.