"cambuk dia 100 kali"....
"dia ratu yang sangat kejam"....
"aku tidak akan pernah mencintaimu, meskipun kau berstatus sebagai ratuku"......
"dicintai atau tidak tubuh dan jiwamu tetaplah milikku"....
Dua orang berbeda gender itu saling beradu pedang dengan sangat lihai, berkali kali sang pria menghindar dari serangan lawannya, pria itu tersenyum kala pedang lawannya kini sudah berada di depan matanya dan bersiap melukainya, jika saja tangannya tak lihai untuk menahan pedang itu mungkin saja sekarang ia sudah terluka.
"Kau benar-benar terlihat menyalurkan emosimu kedalam pedang yang kau pegang".
Sang wanita menghela nafas lelah, ia menurunkan pedangnya menandakan latihan hari ini sudah cukup.
"Aku hanya berusaha untuk melindungi diriku, naruto".
Naruto mengangguk kini ia sudah menaruh pedangnya, dan ia menghampiri hinata yang kini sudah memilih duduk seusai latihan mereka.
"Untuk apa?, Kau sudah memiliki sasuke, seluruh kerajaan tau jika sasuke adalah ksatria yang sangat tangguh, dia pasti bisa melindungimu".
Hinata menggeleng, "terkadang kau tidak bisa menempatkan nyawamu pada orang lain sepenuhnya".
Sasuke menghembuskan nafasnya pelan, banyak hal yang sebenarnya ingin naruto tanyakan, ia sangat ingin tau apakah hinata bahagia di istana ini?, Jika tidak mungkin naruto akan membawa paksa hinata dari istana ini.
Sasuke sangat keterlaluan jika saja ia tak memperlakukan hinata dengan baik.
Mereka asik mengobrol sampai seseorang mendekati mereka,
"Naruto, silahkan datang ke rapat istana hari ini, kau adalah tamuku, tidak baik jika kau banyak menghabiskan waktu hanya dengan ratu".
Naruto yang mendengar penuturan raja yang baru datang hanya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, lalu ia membungkuk hormat kepada sasuke sebagai formalitas kerajaan.
"Kalau begitu aku permisi dulu, ratu, dan kau yang mulia uchiha". Setelah mengatakan itu naruto pun beranjak pergi meninggalkan hinata dan sasuke disana.
"Sepertinya kau dan naruto memiliki hubungan khusus hmm".
Merasa sasuke mengatakan mengenai dirinya, hinata pun memilih tak menjawab, ia memilih diam meski hatinya terasa tercubit.
"Kau bahkan tidak menyangkalnya".
Hinata memejamka matanya, ia pun berdiri dan menatap onyx kelam itu dalam,
"yang mulia, sepertinya anda hanya menyimpulkan sesuatu dari luar saja, kenapa tidak berusaha mencari sesuatu itu lebih dalam lagi baru yang mulia bisa menyimpulkannya?".
Sasuke mengepalkan tangannya, ia merasa murka atas sikap dingin hinata tetapi kenapa kepada naruto hinata bisa bersikap sehangat itu?.
Hinata mulai beranjak pergi namun kata-kata sasuke mampu membuatnya tepat di samping pria itu.
"Tch...sekarang akupun mulai mencurigai kesucianmu".
Hinata tetap tak bergeming, sorot matanya yang tajam memperlihatkan betapa ia sangat membenci kata-kata yang keluar dari mulut sasuke.
"Silahkan, silahkan yang mulia menduga mengenaiku, hati-hati jika dugaanmu salah, mungkin yang mulia bisa saja menyesal nantinya".
Setelahnya hinata memilih pergi dan membiarkan sasuke dengan pemikirannya sendiri.
~~~
"Perjamuan Kerajaan".
Perjamuan ini dihadiri oleh berbagai penjuru kerajaan dimana perjamuan ini diperuntukkan untuk merayakan kerjasama antar kerajaan yang sudah susah payah sasuke bangun.
Hinata datang ke perjamuan dengan baju mewah serta tak lupa dengan kesannya sebagai ratu semua orang menghormatinya juga segan padanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.