"akhirnya aku menemukanmu, ......
.....ratu".
Hinata terdiam, dengan cepat ia melihat buku yang tadi dijatuhkan, ternyata buku itu adalah novelnya.
"Jangan menggodaku neji-ni". Gumamnya dengan nada kesal, ia bahkan tidak tau jika kakaknya sudah mengikutinya sedari tadi.
Melihat wajah hinata yang memerah membuat pria yang dipanggil neji terkekeh.
~~~
Hinata menatap novel itu dengan tatapan kesal, jalannya semakin cepat menuju kelasnya, ia benar-benar malu karena neji pasti sudah mencapnya sebagai gadis remaja yang alay, yahhh....teman-temannya yang lain sudah sibuk dengan pacar sedangkan ia malah fokus membaca novel kerajaan yang aneh.
"kau menjatuhkan buku ini di halaman depan, kuyakin buku ini adalah buku yang selalu kau bawa makan, dan bahkan kau tak bisa tidur tanpa membacanya, jadi kaashan memintaku mengantarnya padamu, yah meski itu sangat merepotkan".
Hinata bahkan yakin ucapan neji tadi di terminal adalah kalimat yang paling panjang yang pernah pria itu ucapkan, kch....ayolah apa salahnya menyukai novel?.
"Hinata....
Suara ino mengagetkannya, ternyata dia sudah berada di depan kelas, hal itu membuat hinata membuang nafas kasar.
"Ino, kenapa kelas sepi?". Hinata menatap tak biasanya, bagaimana mungkin ini sudah jam 7.45 tapi kelas masih sepi.
Ino mengedikkan bahunya dan menaruh tasnya di atas meja, ia memilih duduk lalu menatap keluar jendela.
"Dilihat dari wajahmu sepertinya kau selalu ketinggalan berita". Kini sai datang dari belakang dan mendahului hinata masuk kelas dan tanpa ragu langsung duduk di samping ino.
Hinata memberenggut, ia lalu ikut duduk di depan ino, seharusnya dia duduk di samping sahabatnya itu, tapi mengingat sai baru saja pindah kelas dan tanpa berfikir panjang pria itu merebut posisinya.
Hinata berbalik dan menatap mereka berdua, kini hanya mereka bertiga yang berada di kelas.
"Memangnya aku ketinggalan apa?".
Ino memutar bola mata malas seperti biasa sahabatnya itu akan tertinggal berita, "lihatlah.....kataya sambil menatap ke lapangan.
......kudengar ada siswa baru".
Hinata mengernyit dan mengikuti arah pandang ino, memang benar di lapangan sangat ramai dan seseorang tengah di kerubungi banyak siswa, memangnya apa ada yang spesial sampe semua orang mengerubunginya seperti itu.
"Hanya itu?, Memangnya apa bagusnya".
Hinata mendengus, seperti biasa para siswa disini seperti manusia purba yang tidak pernah melihat manusia dari goa lain, kch....
"Desas desus mengatakan dia sangat tampan". Ino kembali bersuara dan hal itu membuat sai menatapnya tak suka.
"Ah...apa lebih tampan dari sai". Celetuk hinata sambil menatap sai dan ino bergantian.
"Tent.....eh....
Ino tak bisa melanjutkan kata-katanya karena sai sudah lebih dulu membekap mulutnya, "kau mau bilang apa ha?".
"An...no ti-tidak sai, ka-kau lebih tampan". Katanya sambil menahan nafas sebelum akhirnya sai melepaskan tangannya.
Hinata hanya menggeleng, kelakuan sepasang kekasih itu memang selalu membuatnya pusing, apa Hinata juga harus cepat ya mencari pacar agar dia tidak jomblo terus menerus ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uchiha Queen (Tamat)
Narrativa Storica"cambuk dia 100 kali".... "dia ratu yang sangat kejam".... "aku tidak akan pernah mencintaimu, meskipun kau berstatus sebagai ratuku"...... "dicintai atau tidak tubuh dan jiwamu tetaplah milikku"....