Extra part III

5.4K 321 26
                                    

Assalamualaikum!

Haloooooooo ku kembali sksk><

Lama ga? Lama ga? Lama lah, masa ga, ehehehe😸 maapin yaaaa. Lagipula di part terakhir aing ga gantung 'kan?

Dahlah, pokoknya ini extra part terakhir yakkk, gaada lagiiii:v

Hayokkk langsung bacaaa:v

***

"Diem anjir! Gue lagi dengerin Exal ini!" pekik Haris kesal seraya menggeplak kepala Reza dari belakang.

"Lo pikir kagak sakit hah?!" Tak ingin kalah cowok itu balik menendang tulang kering milik Haris, jangan ditanyakan sakitnya. Benar-benar sakit!

"Sialan!"

Sedang Randa hanya geleng kepala melihat keduanya, mengembalikan fokusnya kepada Exsal yang terus saja menunjukkan wajah masam.

"Dahlah nggak usah dengerin mereka, cerita sama gue sini," ucap Randa merangkul cowok itu namun dibalas decakan lidah.

"Berantem teros! Sampe mampos!" seru Exal yang sudah kesal setengah mati dibuat kedua temannya.

"Ampun Bos."

"Maap Bos, nggak lagi deh, suwer."

Exal memutar bola matanya malas.

"Ayolah Al, dari tadi gue nungguin lo ngomong ini."

"Dikira gue bakalan biaarin gitu, tu anak ilang ngerebut Queen dari kita? Idih! Nggak bakalan gue biarin! Muka pas-pasan masih gantengngan gue ajah sok, ngeselin banget sumpah! Pengen gue lempar dah tu orang!" cerocos Exal malah membuat sahabatnya menatap bingung. Ada apa dengan sahabatnya itu?

"Bos! Lo nggak gila 'kan?"

"Nggak perlu dimasukkin ke RSJ 'kan Al?"

"Bloon anjrit!" maki Randa kepada Reza dan Haris.

Exal menghela nafas panjang, sepertinya ia harus mengganti teman jika seperti ini, satu-satunya yang waras hanya Randa. Jika persoalan tentang Reza dan Haris, kewarasan keduanya perlu dipertanyakan.

"Lo pada inget nggak tadi sore pas gue keluar Cafe buat ngangkat telfon?" tanya Exal sabar.

Randa mengangguk.

"Nah, pas abis selesai nelpon tu anak tiba-tiba nyamperin gue, siapa sih namanya tu anak ilang?" tanya Exal dihadiahi tatapan bingung.

"Siapa si yang lo maksud?" tanya Reza nimrung, mulai tertarik.

"Ck! Itu loh yang meluk Queen pas di Cafe." Exal membalas dengan decakan lidah.

"Oalah, si Dan, Dan!" seru Randa membuat Haris tertawa.

"Ajim, perasaan namanya Zidan dah," sahut Haris.

"Ahk, kagak tau lah! Intinya tadi dia nyamperin, terus ngomong gini."

Exal berdehem.

"Lo pada harus siap-siap kehilangan Gege, nggak lama setelah ini dia bakal berada dipelukan gue seorang. Nggak satupun dari kalian yang bisa deket lagi sama dia, camkan itu," ucap Exal menirukan gaya bicara Zidan tadi sore dengan mulut menye-menye.

"Siapa nggak kesel coba dia ngomong gitu?! Masih selamat dia nggak gue kasih bonyok! Andai gue nggak sabaran mampus tu anak!" cerocos Exal.

"Wah, parah, dikira ganteng dia," ucap Reza.

"Yoi, gue lebih milih ngakuin Keano cakep dah dari tu curut," timpal Haris.

"Iddih ni anak, ketemu ajah berantem mulu lo berdua. Giliran orangnya nggak ada malah sebut namanya," ujar Randa.

Queen {Completed.} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang