'14

1.8K 168 24
                                    

Sehun sudah selesai mandi begitu juga dengan Jongin. Mereka memilih duduk di ranjang. Diam hanya diam sampai Sehun bangun dan berjongkok di kaki Jongin. Tentunya sambil memegang tangan Jongin.

"Sayang?" panggil Sehun lembut tidak seperti biasanya.

"Apa ini Sehun?" tanya Jongin, kali ini dia mengabaikan panggilan Sehun untuknya.

"Apa lagi yang perluku jelaskan Sayang, kau sekarang istriku nama Oh sudah menjadi margamu. Apa kau tidak mengerti?" ucap Sehun.

"Tapi selama ini kau..." ucapan Jongin di potong oleh Sehun.

"Ok, selama ini aku minta maaf atas tingkahku. Ku akui aku salah. Tapi percayalah, Aku bahkan lebih cinta sama kamu dari pada kamu cinta sama aku Jongin."

"Maksud mu apa?"

"Cintaku ini obsesi padamu, sifat posesif ku dan overprotektif ku sudah sangat keras Sayang. Kau bahkan tidak tahu bawah aku selalu mengawasimu 24 jam. Bahkan menyingkirkan sampah yang mengganggu dirimu."

"Kau?!" ucap Jongin tidak percaya.

"Kau pikir kemana fansmu dan orang yang selalu meminta nomer mu dan mendekati mu, tentu saja aku menyingkirkan mereka dengan mudah. Kau pikir suamimu ini siapa?" jelas Sehun.

Gila Sehun benar benar gila. Bagaimana bisa Sehun seperti ini. Jongin benar-benar tidak habis pikir dengan tindakan Sehun. Dia pikir selama ini Sehun hanya menganggap dia sebagai jalang.

"Aku pikir kau tidak segila itu Sehun," kata Jongin sampai melototkan matanya lucu. Lucu sekali di mata Sehun. 'Istriku memang mengemaskan.' batin Sehun.

"Aku memang gila Sayang, gila karenamu. Bahkan aku rela bersujud di depanmu. Karena harga diriku sudah ada di kakimu sejak dulu."

"Sehun aku,"

"Aku tahu, tapi sekarang maaf Sayang. Kau sudah tahu bagimana sifatku padamu. Jadi aku tidak bisa bersembunyi lagi."

"Sial kenapa aku luluh dengan mudah padamu, Sehun?" kata Jongin sambil melepas genggaman Sehun dan menyentuh Sehun lembut.

Sehun menikmati sentuhan Jongin di pipinya. "Jadi kau juga tahu bahwa aku hamil?" kata Jongin pelan.

"Tentu saja, sudah kukatakan bahwa aku mengawasimu 24 jam bukan?" Jongin menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Lalu orang tua kita? Pertunangan ku?"

"Cih, aku rasanya ingin membunuh Minho karena mengajak mu bertunangan. Aku tidak mau mendengar kata itu lagi." bisa di lihat bagaimana wajah Sehun yang tiba tiba mengeras.

Jongin menarik Sehun untuk bangun dan Sehun langsung duduk di samping Jongin dengan memeluk nya erat. "Pokoknya kau milikku, milik Oh Sehun." rengek Sehun sambil mendusel pada leher Jongin.

"Kenapa kau sangat manja Sehun?" heran Jongin.

"Tidak tahu. Pokoknya aku hanya ingin dekat dengan mu kau harus ada dalam jarak padangku." kata Sehun.

"Dasar posesif," kekeh Jongin.

"Biarkan saja, lagi pula hanya untuk istriku." bela Sehun pada dirinya.

"Terserah padamu Tuan Oh, tapi kau belum jawab pertanyaan ku yang satunya." sambil memutar bola matanya malas karena Sehun terus merengek.

"Kau juga Oh sekarang, Sayang. Pertanyaan yang mana?"

"Orang tua kita bagimana?"

"Itu, biarkan aku yang urus dan kau tidak perlu tahu bagaimana caranya aku bisa menikah denganmu."

Pasrah Jongin pasrah. Kalau sudah begini Sehun tidak bisa di bantah. "Lepas dulu Sehun." kata Jongin berniat bangun.

"Kemana?" replek Sehun makin erat memeluk Jongin. Dia tidak bohong kalau dia ingin Jongin selalu bersamanya. "Aku mau makan, perut ku sangat lapar."

Dengan tidak rela Sehun melepas pelukkan nya membiarkan Jongin keluar, tentu saja dengan dia masih memegang ujung baju Jongin dari belakang jangan lupa muka yang sebal dan bibir yang maju. Siapa dominan disini sebenarnya.

"Kau mau makan apa?" tanya Jongin setelah sampai di dapur dengan masih setia kegiatan yang tadi.

"Tidak mau makan, hanya mau memelukmu dan menciummu sepanjang malam."

"Astaga Sehun. Kau harus makan, ini sudah malam. Ada apa denganmu biasanya kau sangat dingin."

Jongin membuka kulkas melihat bahan makanan apa saja yang ada. Tapi hanya ada beberapa sayuran dan roti. Mungkin membuat nasi goreng boleh juga. Tapi sekali lagi kegiatan mau memasak nya terganggu karena Sehun memeluk nya dari belakang.

"Oh Sehun!" Jongin jengkel tentu saja, ada apa dengan Sehun hari ini. Kenapa suami nya ini manja sekali. Suami ya, boleh juga kata itu.

"Tidak tahu, pokok nya aku mau bersama denganmu, jangan marah Sayang?" lihatlah kelakuan Sehun merengek. Jongin sampai memegang kepala karena tingkah Sehun.

"Seperti nya ini karena kau hamil?" benar juga kenapa Jongin tidak terpikirkan.

Ini sejenis mengidam. Jadi Sehun yang ngidam. Jongin diam dan sedikit berfikir. Mungkin saja, jadi dia cuek dengan Sehun yang memeluk walaupun susah sebenarnya. Tapi mau bagimana lagi, sekarang dia punya bayi besar.

Mereka menikmati malam pertama mereka sebagai suami istri dengan sehun yang manja, tentu saja setelah nya ada malam panas terjadi. Belum lagi Sehun punya hobi baru menyusu pada Jongin.

Bersambung
29/06/21

BASTARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang