Ch 11 : Crazy Bastard

23.2K 3.6K 159
                                    

Ivy berusaha menahan amarah yang sebentar lagi meluap. Betapa menjijikan. Tangan Ivy mengusap kasar bibir basah yang kini telah ternodai air liur pria sakit jiwa di depannya.

Pangeran Leonardo da Tualin. Tidak perlu heran jika attitude pria ini tak mencerminkan status Pangeran. Yang dia tau hanyalah cara meniduri wanita sebelum akhirnya memilih bertobat karena bertemu heroin.

"Kau pasti sudah tidak waras, mencium wanita yang baru saja kau temui"

"Hm...baru kali ini ada yang memujiku 'tidak waras' ternyata cukup mendebarkan"

Balas blak-blakan Leon yang seketika membuat darah Ivy mendidih geram.

"Ah iya. Aku bahkan sempat berpikir kata 'kaparat' sangat cocok denganmu" Saut Ivy tak kalah sinis, berharap Leon sadar diri.

"Menarik. Untuk berani berbicara informal kepada seorang Pangeran, sepertinya kau sudah bosan hidup"

Siapa yang peduli, formal atau tidak. Ivy hanya bersikap sopan, jika mereka lebih dulu memperlakukannya dengan baik

"Konyol sekali. Mengharapkan kehormatan tapi tidak tau cara menghormati orang lain" Ketus Ivy.

Leon terkekeh mendengarnya, wanita ini punya lidah setajam silet.

"Pft. Tidak perlu jual mahal, Lady—
Leon menyapu rambut halus Ivy dengan tatapan merayu.

"Kau pasti sudah menebak, apa yang akan dilakukan seorang pria dan wanita berduaan saja di kamar yang gelap, bukan?"

Ivy memasang mode polos, berpura-pura tidak paham"Emang apa? Bermain catur?"

Leon memunculkan senyum licik yang berhasil membuat bulu kuduk Ivy merinding.

"Saran yang bagus" Ujarnya.

Firasat buruk Ivy semakin menjadi-jadi ketika Leon melepaskan kancing demi kancing kemejanya yang sudah setengah terbuka. Menampakkan dada bidang bergaris kotak-kotak idaman para wanita.

Dear God! Mana ada sejarah main catur sampai harus membuka baju segala?!

Leon mencondongkan tubuhnya ke arah Ivy, membuat Ivy beringsut menjauh hingga punggungnya terbentur dinding. Leon kian mendekat. Ia merengkuh dagu Ivy, mengusap lembut bibir meronanya yang menggoda.

Ivy menepis tangan Leon "Menyingkir, akan aku carikan papan catur kalo begitu"

"Untuk apa? Aku hanya bilang itu saran yang bagus, bukan akan memainkannya"

Ivy sudah menduga akting polosnya tidak akan mempan. Ia diam-diam meraih jepit rambut di kucirannya.

Benar-benar sial, masuk ke kandang singa yang kelaparan.

"Jangan menyentuhku, jika kau tak mau mati"

"Kau pikir aku akan menurutimu?"

Leon dengan tak acuh menelengkupkan kepalanya ke celah leher Ivy. Menggigit, menerkam, dan mengisapnya dengan kuat.

"Akh..!" Ivy meringis, mencengkram pundak Leon.

The Villainess's HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang