Ch 10 : First Kiss

23.9K 3.5K 240
                                    

"Yang Mulia Pangeran?"

Kenapa Arsene datang sendiri, jika bisa menyuruh pelayan memanggilnya?

Cale menatap heran Ivy yang terlihat gelisah.
"Mylady, Apa saya perlu menyingkirkannya?"

"Apa kau tidak dengar aku memanggilnya Pangeran?"

"Apa masalahnya? Saya bisa melakukan apapun untuk anda" Saut Cale enteng.

"Sepertinya kau yang akan lebih dulu mati sebelum menyingkirkannya"

"Setidaknya saya harus mencobanya dulu"

Memang makhluk ini tak bisa diajak bicara dengan bahasa manusia.

"Sudahlah, cepat pergi dari sini" Perintah Ivy.

Cale dengan berat hati beranjak pergi. Mengambil sejumput rambut Ivy lalu mengecupnya.

"Pastikan anda tidak melupakan saya, walaupun bersama dengan pria lain"

Sial! Tidak ada habisnya pria ini membuat Ivy berdebar dengan tindakannya. Ah koreksi! Sedikit berdebar!

"Kreakk, Kreakk, Kreakk"
Ivy membuka pintu.

"Anda baik-baik saja? Kenapa membuka pintu lama sekali?" Tanya Arsene.

"Saya sedang berganti baju. Apa Pangeran sangat ingin melihat saya sampai tidak tahan menunggu?"

"Tidak!! Mana mungkin saya—Seru Arsene menaikkan nadanya mengagetkan Ivy.

"Wow! Santai, saya cuma bercanda"
Cih, sekuno apa pria ini sampai tak tau lelucon.

"Ehem saya ingin membicarakan mengenai perjodohan" Ucap Arsene.

'Yes! Akhirnya Arsene berniat membatalkannya' Batin Ivy kegirangan.

"Saya tau pasti anda keberata—

"Saya berpikir untuk bertunangan minggu depan" Ujar Arsene menghilangkan seringai puas Ivy.

"HAH?! MINGGU DEPAN?!"
Ivy menghentikan langkah kaget.

"Em.. Jika menurut anda itu terlalu lama, Bagaimana dengan tiga hari lagi?"

Ivy yang malang. Apa tidak ada harapan lagi baginya untuk hidup tenang?

"Yang Mulia, Apa anda mendengar rumor kekejaman saya?" Tanya Ivy.

"Ya, saya mendengarnya"

"Lalu kenapa anda menyetujui perjodohan ini?"

"Kenapa tidak? Rumor tidak bisa dijadikan alasan untuk saya menolakknya"

"Tapi, Yang Mulia—

"Lady, Saya yakin mampu menerima anda apa adanya" Potong Arsene.

Ewh! Itu terdengar seperti bullshit para ABG yang di mabuk cinta. Ivy tak akan terpengaruh.

"Saya pamit dulu karena perlu menyelesaikan beberapa pekerjaan"

"Baik, Yang Mulia"

Ivy melanjutkan langkahnya yang berlawanan arah dengan frustasi, seakan sanggahannya tidak mempan bagi Arsene.

Dari kejauhan Ivy mengamati keributan. Seorang anak laki-laki berumur sekitar 10 tahun terlihat lemas bersandar dengan napas terengah-engah memegangi dadanya.

The Villainess's HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang