Pangeran Arsene d'Ovelia sedang bersantai di balkon istana. Menghela napas lega, karena akhirnya dia dapat lari dari tugas kerajaan yang membuatnya sesak.
Pandangan Arsene teralihkan pada kericuhan di taman bawah balkon. Raut muka Arsene seketika menegang. Tangannya menggenggam pagar dengan amat kuat.
"Y-yang mulia, saya akan membereskannya"
Dean, pengawal setia Arsene mencoba meredam amarah Sang Pangeran. Ini bukan masalah sepele, mereka melecehkan anggota kerajaan sekaligus adik yang sangat dipedulikan tuannya.
"Tidak perlu. Aku yang akan menemuinya"
Langkah mereka terhenti. Seorang wanita membuat mereka tercengang. Bagaimana tidak? Gadis bangsawan mana yang tiba-tiba melemparkan sepatunya sembarangan?
Ekspresi mereka takjub ingin bertepuk tangan. Wanita itu menampar orang dengan bar-barnya. Wah! pasti itu menyakitkan.
"Siapa wanita itu?" Tanya Arsene.
"Lady Viviana Lawrance Agriche, Yang Mulia"
Penampakan wanita itu menarik perhatian Arsene, membuat Arsene memutuskan untuk menghampirinya.
"Kakak? Apa yang kakak lakukan di sini?" Tanya Charlotte.
Amarah Arsene kembali memuncak. Gaun adiknya benar-benar kotor.
"Dean, pastikan segerombolan gadis tadi dihukum penjara seumur hidup"
"Baik, Yang Mulia Pangeran"
Ivy tidak salah dengar, kan? Penjara seumur hidup? Pria ini seratus persen malaikat pencabut nyawa Ivy.
Pikiran Ivy kosong tak dapat mencerna apapun. Wahai nasib, bukankah terlalu kejam mempertemukan Ivy dengan Pangeran di hari pertamanya ke istana?
"Salam, Yang Mulia Pangeran" Ivy menundukkan kepala, memberi hormat.
Arsene menurunkan pandangannya, mengobservasi Ivy dengan sedikit terkekeh. Arsene dengan tiba-tiba berlutut di depan Ivy.
"What the fuc—
Ivy segera menutup mulut, hampir saja Ivy mengumpat di hadapan seorang Pangeran."Ijinkan saya untuk memastikan sepatu anda berada di tempatnya, Lady"
OH GOSH! Ivy lupa memakai sepatu. Aghh ini memalukan! Mau ditaruh mana muka Ivy? Semak-semak? Bebatuan? Hiks—
"Terima kasih, Yang Mulia Pangeran dan Putri. Saya permis—
"Ekhem...Apa anda bisa meluangkan waktu untuk minum teh dengan saya terlebih dahulu?" Potong Arsene.
Ivy bergidik ngeri. Di novel Pangeran tidak pernah mengajak Viviana minum teh kecuali untuk meracuninya. Jadi tidak mungkin ini hanya acara minum teh biasa.
"Yang Mulia Pangeran, saya minta maa—
Ivy menengok ke arah Arsene lalu menghentikan ucapannya. Tatapan Arsene begitu tajam seperti akan membunuh Ivy sedetik kemudian, setelah Ivy menolak.
"Ah, maksud saya. Saya punya banyak waktu untuk Yang Mulia" Saut Ivy pasrah.
Charlotte mengulum senyum menatap kakaknya yang terlihat tersipu malu mendengar jawaban Ivy.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess's Harem
Historical FictionIvy berstatus 'single' selama 25 tahun dia hidup. Saat menyelamatkan kucing di tengah jalan, ia tertabrak truk. Anehnya, Ia terbangun dan ada lelaki tampan tidur di sampingnya. Ivy jadi Antagonis di novel yang ia baca?! Hobi menyiksa dan mengoleks...