Chapter 5 : Rasa bahagia

10 0 0
                                    

Episode 5

Selamat membaca...!

Pagi-pagi sekali, pintu rumah Hyunmi diketuk. Dengan langkah berat dan rambut berantakan sehabis bangun tidur Hyunmi melangkah membuka pintu. Telunjuk kanannya tergerak mengucek sebelah matanya.

"Morning." suara sapaan ringan itu membuat Hyunmi terbelalak seketika.

Dbammm!

"Hey!" kaget Jimin saat pintu di depannya kembali tertutup dengan sangat keras.

"Ini aku." ucapnya lagi. Kemudian pintu kembali terbuka secara pelan-pelan dan kepala Hyunmi muncul di selanya.

"Kau mau apa?" tanya Hyunmi ketus.

Jimin hanya menaikkan kedua tangannya dan memperlihatkan dua paperbag besar disana sebagai jawaban. Hyunmi masih diam selama beberapa saat. Hingga terdengar Jimin mengeluh.

"Aigooo, berat sekali makanan ini..."

"Aishh kau ini. Masuk lah!" tukas Hyunmi dan membuka pintunya lebar. Jimin tersenyum menang kemudian melangkah masuk. Dengan wajah cemberut nya, Hyunmi kembali menutup pintu.

Hyunmi hanya diam memperhatikan Jimin yang mulai menata satu persatu sayuran segar dan beberapa porsi makanan instan namun sehat di dalam kulkasnya. Memang setelah neneknya pergi, Hyunmi bahkan hanya memakan mie instan dan membiarkan kulkasnya kosong.

"Astaga Hyunmi!?" pekik Jimin kaget saat membuka lemari kayu di atas kompor. Jelas saja dia terpekik saat tumpukan mie instan jatuh mengenai kepalanya.

Hyunmi hanya bisa menepuk pelan dahinya. Merutuki kebodohan nya kenapa tidak mengunci lemari yang satu itu.

"Bagaimana bisa kau memakan mie sebanyak ini dalam keadaan mengandung seperti itu?" tanya Jimin tak habis Fikir. Di pungutnya satu persatu mie instan yang terjatuh.

"Jika kau begini terus, bayi ku bisa terkena penyakit usus buntu sedari kecil."

Hyunmi terkesiap saat mendengar kata 'bayiku' terucap dengan lancar dari bibir Jimin. Ada rasa geli dan kesal yang bercampur jadi satu di dalam dadanya.

"Mulai sekarang, jika aku belum datang untuk memasak, kau bisa panaskan sayuran dan daging instan di kulkas. Itu jauh lebih sehat di Banding mie mie ini." perintah Jimin sembari mengikat plastik besar yang berisi semua mie instan milik Hyunmi.

"Mau di apakan mie nya?" tanya Hyunmi menahan langka Jimin. Jimin menatap nya. "di berikan ke anak jalanan. Tubuh mereka cukup kuat untuk memakan mie mie ini."

Hyunmi tak bisa membantah atau melarangnya lagi. Rasa kesal kepada Jimin semakin menjadi-jadi. Sejak kapan Jimin jadi secerewet ini?

"Duduk, aku akan memanaskan sayuran." pinta Jimin setelah menutup pintu depan. Hyunmi melangkah malas dan duduk di kursi meja makan. Dengan cekatan Jimin mulai membuka bungkusan dan memanaskan sayuran. Hyunmi melipat kedua tangannya di atas meja dan menyembunyikan wajah diantara keduanya.

5 menit kemudian, Jimin selesai dengan masakannya dan menata makanannya di atas meja. "Hyunmi-ah, ayo makan." ajak Jimin.

Tapi tak ada jawaban apapun dari Hyunmi. Jimin mendekat dan hendak menyentuh lengan Hyunmi. Namun, suara dengkuran halus membuat Jimin mengurungkan niatnya. Kepala Hyunmi tergerak pelan dan dia memiringkan kepalanya. Menggesekkan pipinya ke lengan yang terlipat hanya untuk mencari kenyamanan.

Jimin menatap wajah itu lekat. Kemudian pandangan nya pindah ke bagian bawah Hyunmi. Lebih tepatnya perut hyunmi. Jimin menegakkan badannya lalu mengusap wajah bimbang perlahan.

BE MY SIDE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang