Chapter 18 : Berjanji untuk kedua kali

2 0 0
                                    

Sungguh aku tidak pernah merasa lelah
dalam merawat Hyunmi dan Jieun.
Mereka terlalu baik untuk di sia-siakan.
Tidak kah kalian lihat bagaimana depresi nya wanita muda itu? 😭

- Jacson Wang -

Maka dengan gerakan cepat, Jimin berlari masuk ke dalam apartemen. Masuk kedalam Lift dan menekan-nekan tombol agar benda persegi panjang itu melesat ke atas dengan cepat.

"Jaebal Hyunmi-ah, Jaebal..."

Jimin mungkin tidak menyadari genangan air di bawah kantung matanya. Fikiran nya terlalu fokus pada satu tujuan. Memeluk Hyunmi.

Ting

Begitu pintu itu terbuka, Jimin langsung berlari membuka pintu Rooftoop. Semua mata sontak tertuju padanya. Langkah Jimin membeku. Matanya menatap Namjoon yang sedang berusaha membujuk Hyunmi, beberapa wartawan yang siap meliput nya kapan saja, tubuh Hyunmi di pinggir pagar Rooftoop dan yang terakhir, Bayi mungil dengan mata semirip matanya.

"Aghhhh lepaskan aku!"

Suara teriakan Hyunmi terdengar kembali. Membuat jantung Jimin kembali menciut.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini? PERGI!" Jimin bahkan tak menghiraukan suara bentakan Namjoon. Pandangan nya hanya terpusat pada sosok Hyunmi yang juga sedang menatap nya. Tanpa melepas tatapan mereka, langkah Jimin perlahan mendekat.

"Park Jimin..." lirih Hyunmi. Suaranya bergetar. Jimin mengangguk. dadanya bergemuruh kencang saat Hyunmi dengan baik menyebut namanya. Jimin menyodorkan tangannya perlahan. Berharap Hyunmi menerima nya dan menjauhkan diri dari ujung gedung tinggi ini.

Dan benar, perlahan Hyunmi menerima uluran tangan Jimin. Begitu tangan itu tergenggam, Jimin langsung menarik tubuh Hyunmi dan memeluknya erat. Sangat erat. Ntah dengan sadar atau tidak, hyunmi balas memeluk Jimin. Tangis keduanya tumpah.

Namjoon mengepalkan tangannya, ntah apa yang sedang bergejolak di hatinya. Sedangkan Jacson, senyumnya menghangat. Sungguh, tidak ada kebencian sedikitpun dihatinya tentang pribadi yang sedang memeluk Hyunmi. Dia hanya ingin Hyunmi bahagia.

"Jangan pernah melakukan hal gila ini lagi. Ku mohon hyunmi ku mohon..." lirih Jimin lagi.

Hingga tangisan Jieun terdengar dalam gendongan Jacson. Keduanya melepaskan pelukan. Jimin menggerakkan tangannya kearah Jacson, meminta agar Jieun bergabung dengan mereka. Jacson tak menolak dan menyerahkan Jieun dalam dekapan Jimin.

Bocah kecil itu merasa nyaman, dua tahun lebih dia tidak merasakan pelukan seorang ayah. Ah, andai Jieun tau bahwa dulu ayahnya lah yang memohon pada Hyunmi agar membiarkan dia tetap hidup.

**
Jimin memantul-mantulkan pantat gembul Jieun yang baru saja tertidur dalam dekapannya. Setelah Jacson menyelesaikan semuanya di atas tadi, Jimin segera membawa Hyunmi dan Jieun kembali kedalam apartemen. Dengan perlahan Jimin meletakkan Jieun di dalam ranjangnya. Menatap darah dagingnya dengan rasa penuh haru namun juga rada bersalahnya.

"Keluar"

Jimin menoleh ke arah pintu dan mendapati Namjoon menatapnya dengan tatapan tajam. Meski tidak setajam tadi. Dengan helaan nafas dan satu kecupan di dahi sang anak, Jimin memberanikan diri melangkah dan keluar dari kamar.

BE MY SIDE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang