Chapter 7 : Kencan yang tak di sadari

9 1 0
                                    

Episode 7

Selamat membaca...!
Terimakasih sudah membaca sampai episode ini. Semoga selalu suka yah sama Hyunmin Alias Hyunmi Jimin 😁😂

**
Mentari sudah menapak pada tempatnya sejak dua jam yang lalu. Namun genggaman itu belum juga terlepas kendati keduanya masih sama-sama terlelap dalam bunga tidur.

Hingga salah satunya mengeram karna merasakan sesak di perut gembil nya.
Hyunmi baru menyadari ternyata kepala Jimin sedang bersandar nyaman pada perutnya. Mulutnya akan segera terbuka untuk memaki, namun kedua netranya menangkap tangannya bersarang nyaman di genggaman Jimin.

"Jimin-ssi. Bangun brengsek. Perutku sesak!" pekiknya menahan sakit.

Jimin seketika terjingkat dan menjauhkan kepalanya masih dalam keadaan mengantuk. "maaf, aku ketiduran." suaranya parau.

"Ketiduran ya ketiduran, tapi tidak dengan menimpa perutku juga!" omel Hyunmi sambil mengusap-usap perutnya cepat. "lagipula kenapa harus ketiduran di rumahku sih?" sinis Hyunmi.

"Ini juga karna tanganmu yang begitu nyaman menggenggam tanganku." sinis Jimin balik. Keduanya sontak menatap tangan mereka yang masih bertaut hangat. Detik kemudian Hyunmi menghempas nya kasar. Tentu saja kedua pipi nya menampilkan semburan merah jambu. Walaupun samar Jimin jelas tau adanya itu.

"Aigoo ... sangat melelahkan ternyata di genggam semalaman."Jimin berseru keras sambil menggerak-gerakkan telapak tangan kirinya. Tak di perdulikan nya lagi kedua mata Hyunmi yang melirik nya tajam. "sebegitu nyaman nya kah?"

Demi Neptunus, Hyunmi ingin sekali meremas mulut Jimin. Lemas sekali bibir tebalnya itu. Namun Hyunmi tak cukup kuat karna sesak di perutnya. Melihat Hyunmi yang masih mengusap-usap perutnya, Jimin langsung mendekatkan diri lagi. Mensejajarkan wajahnya tepat di depan perut hyunmi yang masih berbaring di atas sofa.

"Maaf yah bayi. Aku tidak sengaja tadi malam. Kau baik-baik saja kan?" tutur Jimin halus sembari tangannya mengusap lembut perut hyunmi. Merasa tangannya tidak ada gunanya di sana, hyunmi menyingkirkan tangan sendiri dan membiarkan tangan Jimin leluasa mengusap perutnya. Nyatanya dia tidak pernah bisa mengelak jika sentuhan Jimin adalah penghilang sakit di perutnya.

"Oh ya, jadi sebenarnya tadi malam itu kau memang minta di masakin atau-

"Di masakin!" potong Hyunmi cepat. Kedua matanya merotasi kesana-kemari. Tampak panik karna tak ingin Jimin tau maksud Hyunmi memanggil nya. Jimin sampai melongo kaget. Namun sejurus kemudian Jimin tersenyum kecil.

"Yaudah kalau begitu aku masak makanan baru lagi saja. Pas sekali ada banyak sayuran di kulkas. Aku rasa Namjoon memang perduli padamu." ucap Jimin santai sembari bangkit dari duduknya. Merenggangkan pinggangnya yang lumayan pegal lantaran tidur dalam posisi duduk selama beberapa jam.

Sedangkan Hyunmi, wanita bermanik coklat itu tengah bingung harus merespon apa. Sedangkan lelaki di sana sudah sibuk mempersiapkan alat alat masak nya.

"Mandi sana. Bayi ku bisa kehabisan nafas karna menghirup aroma tak sedap dari eomma nya!" suruh Jimin yang langsung di balas tatapan kesal Hyunmi.

Dengan langkah berat, Hyunmi masuk ke kamarnya dan meninggalkan debuman yang cukup keras.

Lima belas menit kemudian Hyunmi keluar dari kamarnya dengan kaus oversize hitam dan celana training abu-abu. Gaya khasnya yang simple. Sedangkan Jimin sudah duduk di salah satu kursi meja makan.

"Cepat duduk dan makan lah. Bayiku bisa-

"Hya Jimin-ssi!" potong Hyunmi dengan nada melambung tinggi. Jimin sontak menatap Hyunmi yang masih berdiri di depannya--di sebrang meja kayu itu maksudnya.

BE MY SIDE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang