C

13.6K 1.3K 263
                                    

Happy Reading~

"JENO!" Beomgyu memanggil Jeno dengan nyaring membuat sang empunya nama menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Dengan tak tahu malunya Beomgyu menarik lengan Jeno menuju Jaemin.

"Nih Na tukang kebunnya Gyu." Beomgyu memperkenalkan Jeno dengan santai.

Jeno yang masih menutup wajahnya mengintip sedikit dari sela jari.

Jaemin tertawa melihat tingkah Jeno. "Lucu ya tukang kebun kamu."

"Heh!" Teriak Jeno yang tidak terima dengan perkataan dua orang barusan. Enak saja anak paling gantengnya Daddy Jepri sama Bubu Tiway di bilang tukang kebun.

"Gue bukan tukang kebun ya anjirrr!" Jeno memelototi dua orang itu. Kini tidak ada lagi telapak tangan yang menghalangi wajah tampannya.

"Jeno ga boleh ngegas!"

Jeno memutar matanya malas. Kemudian dia menatap Jaemin dengan pandangan memuja.

Jeno menyenggol Beomgyu pelan.

"Apa sih Jeno?!"

"Kok dia imut banget?!!!" Bisik Jeno.

"Nana, kata tukang kebunnya Gyu kamu imut."

Jaemin menunduk malu ketika mendengar penuturan Beomgyu. Sementara Jeno kontan melotot tajam ke arah si kecil.

"Makasih." Cicit Jaemin shy shy dog.

Jeno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia tersenyum melihat pipi Jaemin yang memerah.

"Gemes." Pekik Jeno.

Jeno menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Jaemin. "Aku Jung Jeno, abangnya Beomgyu." Dengan tampang cool nya Jeno mengulurkan tangan ke arah Jaemin.

Tangan itu di sambut hangat oleh anak kecil bermarga Na tersebut. "Nama aku Na Jaemin. Maaf ya bang Jeno, Nana udah nyebut abang tukang kebun."

"Iya gapapa Na."

"Nana ayo pulang sayang." Pria paruh baya tiba-tiba muncul menghampiri ketiganya.

"Papa." Ucap Jaemin girang.

"Loh, masih main sama teman kamu ya?" Tanya Papa Jaemin sambil melihat dua bocah, yang satu imut dan yang satunya lagi terlihat sangat cool.

"Hehe iya Pa. Kenalin ini Beomgyu teman Nana. Kalau yang di sebelah bang Jeno, abangnya Beomgyu."

Jeno dan Beomgyu dengan sopan menyalim Papa Jaemin.

"Saya Jung Jeno om, calon suami Nana."

Beomgyu memukul abangnya yang dengan tidak tahu malu malah cengengesan.

Papa Jaemin hanya tertawa menanggapi omongan ngawur Jeno. "Om tunggu lamaran nya ya. Awas loh kalau bohong."

Jeno tersenyum senang. "Siap om."

Nana yang ga ngerti apa yang di bicarakan hanya mengedikkan bahu dan menggandeng tangan sang Papa.

"Kita pulang dulu ya Beomgyu, Jeno." Pamit Papa Jaemin.

Bukan Anak Bontot! [discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang