Kanaya menyuguhkan minuman untuk Sindy, ia juga menyiapkan tempat untuk Sindy tidur.
"Kamu tidur dikasur Kenzo aja, nanti Kenzo tidur sama saya."Ucap Kanaya yang diangguki oleh Sindy.
Lantai atas toko itu memang hanya memiliki satu kamar tidur, tapi Kanaya sengaja menaruh dua kasur disana supaya Kenzo terbiasa tidur sendiri, yah walaupun terkadang Kenzo memaksa untuk tidur bersama Kanaya.
Ruangan tersebut juga tak terlalu besar, dengan satu ruang kamar dilengkapi kamar mandi didalamnya dan satu ruangan lagi yang digunakan Kanaya sebagai ruang tamu ataupun tempat menonton TV dengan sofa panjang disana, sedangkan dapur nya Ia satukan dengan dapur yang letaknya di lantai bawah.
"B-boleh Sindy panggil mbak Kanaya dengan sebutan kakak aja?"Tanya Sindy malu-malu.
Kanaya tersenyum mendengar ucapan Sindy yang sedikit malu-malu,
"Gakpapa dong,""Yaudah saya kebawah dulu yah, kalo mau mandi baju nya itu yang saya siapin diatas meja,"Ucap Kanaya yang diangguki oleh Sindy.
Sindy sangat senang bisa bertemu dengan orang sebaik Kanaya, awalnya memang ia sedikit ragu karna mengingat ia juga pernah dikhianati teman kerja nya sendiri.
Temannya tega memfitnah Sindy dengan alasan ia iri dengan Sindy yang selalu dipuji bos mereka, ditambah lagi Sindy sering diberi bonus saat gajian, dan hal itu pula yang mendorong nya untuk memfitnah Sindy yang membuatnya dipecat dan jadi gelandangan.
Selesai membersihkan diri Sindy melihat Kenzo yang tertidur dengan lelapnya dikasur, ia pun tersenyum ia tak menyangka jika anak yang dibantu nya beberapa hari yang lalu adalah anak dari orang yang sangat-sangat baik mau membantunya.
Sindy pun turun ke bawah untuk membantu Kanaya, awalnya Sindy mengira Kenzo adalah adik dari Kanaya apalagi wajah Kanaya yang masih terlihat sangat cantik.
"Eh kamu gak mau istirahat aja Sin?"
"Gakpapa Kak, Sindy mau bantu Kak Kanaya buat kue aja, dan sekali lagi Sindy ucapin terimakasih buat kak Kanaya karna udah baik banget mau nolongin Sindy."Ucap Sindy.
"Iya, kakak juga seneng ada kamu disini jadi ada temen sekaligus ada yang bantuin deh," Ucap Kanaya sambil tersenyum.
Akhirnya Kanaya mengajari Sindy untuk membuat kue dan roti.
******
Beberapa hari sudah berlalu dan Pagi sudah menyambut lagi, Kenzo pun sudah siap dengan baju sekolah nya, ia turun untuk sarapan karna sudah dipanggil oleh Bundanya.
"Pagi Bunda, pagi Kak Sindy... Pagi Om Arga?"Kenzo terkejut dengan kedatangan Arga, ia pun berlari berhambur kepelukan Arga.
Selama beberapa hari ini Arga memang belum menemui Kenzo karna ia sedang disibukkan oleh urusan kantor, tapi karna ada Sindy Kanaya tak terlalu repot dan bisa antar jemput Kenzo.
Tapi ia harus menghadapi pertanyaan berulang yang ditanyakan Kenzo mengenai keluhannya karna Arga tak kunjung menemuinya.
"Om Arga kemana aja sih kok gak jemput Kenzo lagi,"Ucap Kenzo marah dengan menggembungkan pipinya.
"Om Arga gak mau main sama Kenzo lagi kan? Kenzo nakal yah?" Lanjut Kenzo sedih.
"Om Arga lagi sibuk kerja sayang, Kenzo gak nakal lah malah Kenzo anak Om yang paling pintar,"Ucap Arga keceplosan mengucapkan kata anak yang untung nya tak terlalu dihiraukan oleh Kenzo karna masih mode ngambek.
"Om janji deh nanti ajak Kenzo jalan-jalan, Kenzo mau gak?"Ucap Arga yang membuat Kenzo langsung menoleh padanya.
"Mau Om, Kenzo mau."Ucap Kenzo dengan girang.
"Kalo gitu izin Bunda dulu gih,"
"Boleh Bunda,"Ucap Kenzo sambil menoleh kearah sang Bunda.
Kanaya pun mengangguk sambil tersenyum, ia tahu kalau anaknya ini sangat merindukan Arga.
Padahal kalau dengan Marsel Kenzo tak terlalu lengket seperti dia dengan Arga, yah mungkin karna mereka memiliki hubungan darah.
Kanaya pun mengakui jika ia sempat merindukan kehadiran Arga, entah kenapa lelaki itu selalu muncul dipikirannya hanya saja ia malu untuk mengakuinya.
Alay memang kedengarannya tapi Kanaya memang merasakan jika tak bertemu Arga sampai berhari-hari, seperti ada yang hilang yang membuatnya jadi terus memikirkan si tuan gombalan receh.
.
.Setelah berpamitan dengan Kanaya dan Sindy, Arga pun mengemudikan mobilnya untuk mengantar Kenzo kesekolah.
"Mas yang itu ya Kak?.. Yang buat Kak Kanaya cemberut,"Ucap Sindy sambil tersenyum menggoda Kanaya.
"E-engga kok siapa yang cemberut,"Ucap Kanaya gelagapan lalu berbalik ke tempat ia menghias kue tadi.
Sindy terkekeh melihat tingkah Kanaya yang seperti ABG yang baru menemukan cinta pertamanya.
"Buktinya tadi Kak Kanaya senyum-senyum terus gak kayak kemarin,"Goda nya lagi sambil menghampiri Kanaya.
"Ngawur, lagian senyum kan ibadah." Alibi Kanaya.
"Kamu aja waktu kemarin liat Marsel gak berenti senyam-senyum tuh."Balas Kanaya.
"Engga kok,"Elak Sindy.
"Ekhem yang pipinya langsung merah, mau di salamin gak?"Ucap Kanaya sambil terkekeh geli melihat pipi Sindy yang memerah.
"Ih Kak Kanaya mah suka sotoy, udah ah Sindy mau liat panggangan kue dulu."Ucapnya mengalihkan lalu beranjak ketempat oven.
Kanaya yang melihat Sindy salah tingkah pun hanya terkekeh geli melihatnya.
Marsel kemarin memang mampir kesini, dan Kanaya melihat tatapan kagum dari mata Sindy yang terus memperhatikan Marsel.
Kanaya juga sudah memberitahukan Marsel kalau Sindy akan berkerja ditoko tersebut.
Marsel sih terserah Kanaya saja toh ia pernah berkata kalau toko itu ia serahkan sepenuhnya untuk Kanaya, tapi yah ditolak oleh Kanaya karna ia merasa tak enak. Jadi mereka mencari jalan tengah nya dengan membagi dua keuntungan toko.
Kanaya kembali fokus dengan menghias kue-kue yang akan ia jual, tapi lagi-lagi Arga muncul di bayangan nya dan asal kalian tahu saja selama ini Arga selalu mengirimi Kanaya pesan ataupun kadang menelfon nya.
Arga mengiriminya pesan saat jam-jam makan siang, pagi hari, ataupun bahkan malam hari. Dan hal itu membuat Kanaya selalu senyum-senyum sendiri ketika membaca pesan-pesan romantis dan gombalan receh nya.
Dan juga Kanaya sedang memikirkan tentang pengakuannya pada Kenzo bahwa Arga adalah ayah kandung nya yang selama ini selalu ia cari-cari.
Arga memang sudah perlahan-lahan mengisi hati Kanaya tapi masih ada sedikit keraguan dihatinya, ditambah lagi ia takut jika keluarga Arga tak menerimanya.
Cukup dimasa lalu ia ditolak, dipermalukan dan diperlakukan tidak adil, ia tak mau jika anaknya juga merasakan bagaimana rasanya ditolak dan dihina.
Kanaya tak akan memaafkan jika ada orang yang membuat anaknya tersakiti.
Selama ini ia selalu memberikan yang terbaik untuk sang anak, ia tak mau mental anaknya down, cukup dia yang semasa kecilnya selalu diperlakukan tidak adil jangan sampai anaknya.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN CARA VOTE DAN KOMEN🙏😊
FOLLOW JUGA AKUNKU:D
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MOTHER [END]✔
Teen Fiction⚠Follow dulu!! itung-itung parkirnya😂 Tak pernah terbayangkan bagi Kanaya jika ia harus menjadi orangtua di umurnya yang masih sangat muda, bahkan tak pernah terbesit sedikitpun jika ia akan mempunyai anak secepat ini. dan parahnya ia baru saja me...