Bram masih terduduk ditempat nya, ia menutup matanya sambil sesekali sesenggukan karna terlalu lama menangis.
"Maafin Ayah Nay, seharusnya Ayah gak langsung percaya. Pasti Kamu dan Bunda kamu sangat menderita selama ini."Ucap nya dengan lirih.
"Ayah gak pantas jadi Ayah kamu Nay, cuma karna kesalahpahaman Ayah sampai Buat Bunda kamu menderita. Cuma karna wajah kamu yang sangat mirip Bunda kamu, Ayah sampai enggan melihat kamu."
Kanaya terdiam mendengar penuturan sang Ayah, sedangkan Arga hanya bisa memberi semangat dengan cara mengelus pundak Kanaya.
"Terlalu sakit Nay. Ayah marah, Ayah kecewa, tapi disatu sisi Ayah menyesal. Hhhh Ayah orangtua yang bego yah."Ucap Bram terkekeh ditengah tangisannya.
Kanaya tak sanggup melihat kehancuran sang Ayah, andai saja ia tahu lebih cepat mungkin Ayahnya masih bisa memperbaiki kesalahan nya pada Bundanya.
Sedangkan Siska saat ini sedang terpojok. Ia tak bisa lagi mengelak, ingin kabur pun dua bodyguard Arga sudah menjaga didepan pintu.
"Ini Kenapa ha! Kenapa Papa sama Mama aku sampai duduk dilantai kaya gini, Lo emang punya hati."Ucap Feya yang baru saja tiba.
Feya langsung membantu Mamanya berdiri, ia juga ingin membantu Papanya tapi tangannya langsung ditepis oleh Bram.
"Papa kenapa mah,"Ucap Feya yang bingung melihat Bram menangis.
Ini kali pertama ia melihat Papa nya menangis, padahal dulu Papanya jarang sekali menunjukkan ekspresi nya.
"Kalo kamu gak mau maafin Ayah gakpapa Nay, Ayah juga sadar kalo Ayah banyak salah sama kamu."Ucap Bram mencoba berdiri.
"Sekarang Ayah pamit yah, semoga kamu bahagia. Ayah juga harus bawa wanita itu ke penjara."Ucap Bram sedikit melirik pada Siska.
Siska yang sadar maksud Bram pun langsung geleng-geleng dan berlindung di belakang anaknya.
"Maksud Papa apa pah? Mama salah apa sampe papa mau jeblosin Mama kepenjara."Ucap Feya.
"Diam kamu Feya! Mama kamu pantas mendapatkan itu. Dan...kamu gak perlu manggil saya Papa lagi, karna kamu pun masih memeiliki Papa kamu sendiri."Ucap Bram.
Feya menggeleng-gelengkan kepala nya.
"Engga Pa, Papa Feya cuma Papa Bram. Feya gak mau punya Papa kaya Papa Jordan."Ucap Feya sambil memegang lengan Bram dengan air mata dikedua pipinya.
Bram melepas paksa tangan Feya.
"Saya ga mau punya anak dari orang yang ibunya rela merebut kebahagiaan orang lain, sampai tega membunuh orang yang sudah menyelamatkan nya."
"Engga Pah Feya mohon jangan tinggalin Feya..."Feya bersujud dengan memegang lengan Bram.
Ia sungguh-sungguh tak ingin kehilangan sosok Ayah seperti Bram.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MOTHER [END]✔
Teen Fiction⚠Follow dulu!! itung-itung parkirnya😂 Tak pernah terbayangkan bagi Kanaya jika ia harus menjadi orangtua di umurnya yang masih sangat muda, bahkan tak pernah terbesit sedikitpun jika ia akan mempunyai anak secepat ini. dan parahnya ia baru saja me...