11. Bukan Makan Malam

1.7K 209 1
                                    

Jungkook terheran apa Ayahnya rabun, Ah tidak mungkin! Jungkook memukul bantal di kasurnya dengan frustasi ada yang tidak beres, apa Ayahnya tidak lihat wajah Jungkook babak belur begini?

Helow! Apa dia bermimpi? Tentu saja tidak bukan, walau Jungkook kini sudah berpakaian sangat rapih memakai jas dan rambut yang di tata klimis dengan pomade terbaik

"Ck, sialan gada petunjuk sialan tambah cemas gue" apa yang Jungkook cemaskan sangat berbeda dengan yang kakaknya cemaskan

Jungkook mencemaskan uang dan kebebasan kalau Taehyung benar-rbanr khawatir ada sesuatu yang tidak beres bisa berujung mereka bertiga yang kena batunya

Jungkook berdehem saat seorang pelayan mengetuk pintu dan memanggilnya untuk keluar

"Iya Bi" jawab Jungkook dengan suara yang begitu tenang kemudian berjalan menuruni tangga menemui Taehyung dan Hyunseo yang sudah menunggunya sedari tadi

"Ada yang aneh Bang" ujar Hyunseo menoleh pada Taehyung, dan hanya anggukan yang bisa kakak angkat Hyunseo berikan, Taehyung memasang senyum terpaksanya "Haha gila gue" tawa Taehyung membuat Hyunseo dan Jungkook terkejut

Deja Vu anjir! Taehyung mirip sekali dengan guru konseling yang menangani pertengkaran di sekolah "Apa lo pikir ini normal?" Tanya Taehyung "Ayah gak ngomelin wajah lo" lanjut Taehyung

Jungkook menyentuh pelipisnya, jelas ada perban disana nempel dan pipi Jungkook yang sedikit biru karena terkena pukulan, ketiganya menghela nafas dengan begitu frustasi

"Bang, lo yakin ayah cuman makan malem?" Tanya Jungkook sedikit mengerjap ketika melongok mobil limosin yang terlihat dari pintu depan, Taehyung hanya bergeleng terlihat wajah frustasinya sudah membumbung tinggi dan rasa pasrahnya tenggelam di samudra "Haha, jalanin aja" Taehyung tertawa renyah "Udahlah, kalau dibuang sama ayahpun tempatnya pasti bagus"

Taehyung tersenyum paksa pada kedua adiknya kemudian menggandeng mereka menuju mobil, Perjalanan yang mereka harapkan begitu panjang rupanya sangat singkat mungkin sekitar setengah jam

Mereka tidak tau kalau limonya bakal laju kenceng kaya kesetanan gini, ketigannya hanya bisa menghela nafas setelah semuanya dirasa normal karena mereka tiba di sebuah gedung mewah

Gedung mewah yang sepertinya sengaja di sewa untuk berkumpul bersama satu keluarga bisnis, mereka melangkahkan kaki kedala lift angka menunjukan terus naik ke lantai atas, mereka sudah meninggalkan lantai satu sekitar 3 menit yang lalu

Hanya beberapa orang yang kian menyepi saat mereka mulai ke lantai atas, Jungkook pikir mungkin saking mewahnya dan sangat penting jadi hanya ada pelayan yang bisa berlalu lalang mereka juga sempat berganti lift untuk melanjutkan ke atas

Menunjukan seberapa mewah tempat ini ditaburi dengan keindahan Seoul didepan mereka, Taehyung hanya tersenyum melihat wajah polos Jungkook ketika berada di lift dengan dinding kaca

Manis sekali, tatapan yang tidak pernah berubah berapa kalipun Taehyung melihatnya dia akui sangat rindu Jungkook yang perhatian, rindu adiknya yang selalu mengaguminya

Bolehkah jika bisa dia ingin mengaku pada Jungkook kalau dia jengah bersifat buruk pada adiknya, Taehyung membenci setiap detik nafas yang ia buang dulu tanpa melihat kebaikan adiknya

Hyunseo hanya bisa menghela nafasnya, Dia tau jelas dan persis apa yang Taehyung pikirkan setiap kali melihat Jungkook

Hyunseo juga harusnya bisa berhenti merasa gengsi pada orang yang belakangan ini menyelamatkan reputasi sekaligus harga dirinya

Dari sifat baru Jungkook, Hyunseo menyadari dirinya bisa berhenti menghina, Hyunseo mengerti rasanya dihargai oleh orang yang selalu kamu ingin lenyapkan, Hyunseo tau benar sosok Jungkook yang ada didepanya sekarang adalah Jungkook yang sebenarnya

Swag Savage✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang