"Kaa - Chan,"
Wanita dengan Surai indigo sebahu itu menoleh Dan tersenyum lembut saat melihat kedua buah hatinya berlari kecil ke arahnya. Ia meletakkan pot bunga yang tadi sedang ia urus di tempatnya semula dan berdiri.
"Jangan lari lari, kalian bisa jatuh nanti." Tegur Hinata lembut
Boruto dan Himawari tersenyum lebar, tangan mereka terlihat menyembunyikan sesuatu di balik punggung.
"Ada apa ? Kenapa tersenyum senyum seperti itu ? Apa ada sesuatu yang lucu ?"
Kedua bocah bermarga Uzumaki itu tetap tersenyum dan saling berpandangan.
"Selamat hari ibu, Kaa - Chan." Ucap mereka bersamaan. Boruto dan Himawari menyodorkan sekotak hadiah dan setangkai bunga yang mereka beli tadi.
Hinata nampak terkejut dan tersenyum senang "Arigatou." Ia memeluk kedua anaknya lalu mengelus Surai mereka lembut.
"Padahal kalian tidak perlu repot repot, bagi Kaa - Chan, kalian adalah hadiah terbaik."
"Tidak bisa begitu -ttebasa, untuk Kaa - Chan yang sudah berkerja keras, kami harus memberikan hadiah bukan ?" Ujar Boruto semangat.
"Benar, Kaa - Chan adalah yang terbaik, jadi kami juga harus memberikan yang terbaik hari ini." Tambah Himawari.
Sang Nyonya Uzumaki kembali tersenyum dan mengelus surai putra putrinya "Arigatou Boruto, Himawari, bagaimana kalau sekarang kita masuk ? bantu Kaa - chan menyiapkan kue, kita akan berpesta nanti malam, mau tidak ?"
"Mau !"
------------000----------
"Tadaima."
"Okaeri Sarada, bagaimana harimu ?" sambut Sakura sambil tersenyum, ia mengalihkan pandangannya dari majalah yang sedang ia baca dan melempar senyum lebar ke arah putrinya yang baru datang.
"Menyenangkan, oh ya Mama, selamat hari ibu." Sarada menyodorkan sekotak hadiah berukuran sedang berwarna merah dengan pita merah muda juga setangkai bunga yang ia beli di toko Bunga Yamanaka tadi.
Sakura terlihat sangat senang dan memeluk Sarada yang duduk di sampingnya "Arigatou Sarada."
Gadis manis dengan surai hitam berkilau itu membalas pelukan ibunya tak kalah erat "Douita, Mama. ARigatou karena sudah mau menjadi Mama ku yang sangat hebat."
"Arigatou karena sudah mau menjadi putriku yang pengertian, Sarada, kau adalah yang paling berharga untuk Mama."
Sarada kembali mengingat momen momen dimana Sakura sangat mengutamakan dirinya, bahkan dibandingkan Sasuke yang sudah lama tidak wanita itu temui. Ia kembali memeluk Sakura lebih erat.
Setelah cukup, mereka melepaskan pelukan itu dan tertawa bersama. Sakura terlihat sangat suka dengan hadiah yang dibawa Sarada, sebuah apron baru, pita rambut, tas medis, dan buku catatan baru.
"Baiklah, kalau begitu, hari ini aku yang akan memasak dan mengerjakan semuanya, Mama hanya perlu istirahat hari ini !" Sarada bangkit dengan semangat yang membara.
"Hee tidak perlu, kau bisa lelah nanti."
Gadis itu tersenyum lebar "Anggap saja ini salah satu hadiah dariku, Shannaro."
Sakura terkekeh saat melihat putrinya menirukan gaya bicaranya "Baiklah, kalau lelah hentikan saja dan serahkan sisanya pada Mama ya ?"
"Aku tidak akan lelah !"
-----------000--------------
"Tadaima." Karui terlihat sedikit terkejut saat mencium bau masakan dari arah dapur, ia mempercepat langkahnya ke sumber bau dan menemukan anak dan suaminya sedang asyik memanggang daging bersama di atas meja makan yang sudah tertata rapi. Bahkan jika diteliti lagi, rumahnya terlihat sangat bersih padahal Karui yakin belum menyelesaikan semua pekerjaan bersih bersih sorenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To The Future
Fanfic" kita ada dimana ? " " wakaranai, semuanya terlihat familiar tapi asing " " hei lihat patung hokagenya " " EHH HOKAGE KETUJUH ?! SEBENARNYA KITA ADA DIMANA ?! " Naruto dan keempat temannya terlempar ke masa depan dimana mereka sudah berkeluarga ? b...