[14] KEKASIH KU TERBUNUH

205 79 3
                                    

Hallo guyss...

Wellcome back yaa..

❗WARNING❗

BANYAK ADEGAN KEKERASAN DAN KATA-KATA KASAR

DIMOHON SAAT BACA PART INI, DENGAN BIJAK!

HAPPY ENJOY READING
.
.
.
.
.

KEKASIH KU TERBUNUH.

Keempat remaja itu sampai juga di depan tenda. Riyan masih tertidur di luar. Teman-teman yang lain pun masih terlelap di dalam. Hanya mereka berempat yang terjaga.

Rara dan Tania masih trauma terhadap sosok jubah hitam yang tadi dilihat mereka. Keduanya juga tidak menyangka karena baru kali ini mereka kamping dan bertemu sosok misterius. Di kamping-kamping sebelumnya tidak pernah terjadi hal-hal aneh.

"Aku takut, Raf. Aku takut sosok jubah hitam itu datang lagi!" Suara Rara terdengar panik dan bergetar.

"Kamu tenang aja, Ra. Sekarang ada aku di sini," kata Raffa menenangkan.

"Kenapa kalian berdua bisa ada di air terjun sana malam-malam?" tanya Derren.

"Iya, kalian ngapain malam-malam ke sana?" Raffa ikut bertanya.

"Aku kebelet buang air kecil, jadi aku bangunin Tania buat anterin aku," jelas Rara.

"Iya. Kami keluar dari tenda dan lihat kamu sama Riyan lagi tidur. Ya udah, kami pergi tanpa bangunin kalian," sambung Tania.

"Kami jalan ke arah air terjun buat buang air kecil, tapi pas kami mau balik ke tenda, tiba-tiba di depan kami muncul sosok jubah hitam yang mukanya seram banget."

"Kami panik dan teriak minta tolong, tapi kalian nggak datang-datang. Pas aku lihat, tiba-tiba sosok itu mulai mendekat," kata Rara.

Tania mengangguk. "Nah, itu kami takut banget, sampai mundur dan teriak-teriak."

"Kami pasrah senderan di batu dan muka kami tutup pake tangan." Raut wajah dan nada bicara Rara menjadi serius.

"Raf, Der, sebaiknya kita cepat keluar dari hutan ini. Soalnya aku takut banget."

"Iya, Der. Kita harus segera pergi dari sini. Ada yang aneh sama hutan ini!" seru Tania.

"Iya, tenang aja. Kamu nggak usah khawatir. Besok kita pulang," kata Derren.

"Kalian nggak usah takut. Kita pasti baik-baik aja. Kalian nggak usah khawatir," ujar Raffa mencoba menenangkan mereka berdua.

"Ya udah, kalian tidur lagi sana. Besok bangun kita berangkat, puter balik ke jalan yang kita lalui tadi," kata Derren.

Rara dan Tania kembali masuk ke tenda. Namun, setelah itu, hanya Tania yang tertidur. Rara terus terjaga dan memikirkan sosok jubah hitam yang mereka temui tadi.

Kok, sosok yang aku lihat sama Tania barusan, persis banget sama sosok yang ada di mimpiku? batin Rara gelisah.

Iya, aku inget banget sosok yang ada di mimpiku. Dia memakai jubah hitam dan mukanya serem banget. Sama dengan yang aku lihat tadi.

"Apa ini ada hubungannya sama Safira?" Rara mulai berbicara sendiri.

"Kenapa Safira sampai sekarang belum juga ketemu? Apa jangan-jangan sebenarnya Safira nggak hilang melainkan dibunuh sosok jubah hitam itu? Ih, kamu mikirin apa sih, Ra! Semoga apa yang aku pikirin itu nggak benar!"

Tak lama, Rara pun terlelap. Di luar, Derren dan Raffa akhirnya tertidur juga. Waktu bergulir dan sampai pada pukul tujuh pagi. Suasana mulai terang. Kabut sedikit menghilang. Pemandangan hutan terlihat.

Robby keluar dari tenda. Ia menatap Derren dan Riyan masih tertidur. Robby pun berjalan ke arah air terjun. Ia melangkah perlahan karena kaki kirinya terluka. Luka itu tampak makin parah. Bahkan, kakinya mulai bengkak dan berlendir.

Saat sedang berjalan, tiba-tiba Robby terkejut melihat Viola sudah berada di depannya. Viola terlihat aneh. Ia diam dengan kepala tertunduk.

"Hei, kamu ngapain pagi-pagi di sini?" tanya Robby.

Viola tidak merespons. Badannya sama sekali tidak bergerak.

"Hei, aku nanya, kenapa diam aja?" Robby mengerutkan kening.

Cursed Place~Horor [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang