Hallo guys..
Wellcome back yaa..
Btw maaf ya kalo aku Update nya agak lama🙏 tapi di usahain kok UP nya cepat.
.
.
.
Happy Enjoy Reading.
-
-
-
-HARI KEDUA PENCARIAN TAK BANYAK ARTI.
Hutan bukanlah tempat biasa tanpa daya tarik. Ada berbagai rahasia dan ketenangan jiwa tersimpan di sana. Kebesaran Tuhan dan keagungan-Nya akan terasa jika kita mencermatinya.
Matahari terbit dan menyinari sekeliling. Burung-burung bertengger di pohon sembari berkicau ramai. Derren yang baru bangun dari tidurnya, melihat sekitar dengan tatapan heran.
Loh, Riyan ke mana? Apa jangan-jangan dia keluar? pikir pemuda itu.
Derren bangkit dan bergegas keluar dari tenda. Ia mendapati Riyan tertidur di bawah pohon. Derren pun menghampiri dan mencoba membangunkannya.
“Yan … Riyan, bangun, Yan! Bangun!”
Riyan membuka mata dan melihat ke depan. Ternyata ada Derren di dekatnya.
“Astaga, Yan. Kenapa lo tidur di sini? Bukannya semalam gue udah bilang sama lo?”
“Sebenarnya gue males, Der, masuk ke tenda karena ada Robby si berengsek itu yang gayanya sok jagoan,” Riyan menjawab dengan ekspresi kesal.“Gue curiga hilangnya Safira ada hubungannya sama Robby si berengsek itu!”
“Kenapa lo bisa yakin gitu?” Derren mengerutkan kening.
“Lo masih ingat, kan, kejadian pas pertama Safira hilang? Di situ Robby juga nggak ada di tenda. Gue yakin Robby ada hubungannya,” jelas Riyan.
Saat hendak merespons, Derren melihat ke arah samping. Tiba-tiba Robby dan Raffa keluar dari tenda. Ia pun tidak jadi membahas tentang Robby dan Safira lebih lanjut.
Di samping itu, Rara yang terjaga sejak malam karena mimpi buruknya, masih terbayang-bayang akan kejadian yang ia saksikan. Di dalam hati kecilnya Rara berharap, semoga apa yang dilihatnya itu bukanlah kenyataan. Semoga Safira baik-baik saja.
“Mending aku diam. Nggak perlu bilang ke yang lain. Apalagi Viola sama Tania,” kata Rara.
Tak lama kemudian, mereka semua berkumpul di depan tenda.
Derren berkata, “Oke, kita cari Safira. Tapi kalau Safira belum juga ditemukan, terpaksa kita pulang dan minta bantuan Tim SAR!”
“Tapi, Der, gimana sama orang tua Safira?” tanya Riyan.Ia mengkhawatirkan reaksi orang tua Safira nanti begitu tahu anak mereka menghilang.
“Tenang aja, Yan. Lo nggak usah khawatir. Doain aja semoga Safira cepat ketemu,” jawab Derren.
Robby menyeringai. “Kalau dia nggak ketemu, gimana sama orang tuanya? Ya jelas marah besar!” ujarnya berusaha memanas-manasi.
“Eh, lo diam ya berengsek!” maki Riyan, tersinggung oleh perkataan Robby.
“Hei, hei, Yan, Rob … udah dong, jangan berantem! Mending kita fokus cari Safira,” tegur Derren.
Mendengar itu, keduanya pun diam dan saling melempar tatapan tajam. Riyan benar-benar kesal terhadap perkataan Robby yang selalu memojokkan dan menjadikannya lelucon.
“Oke, guys, lebih baik kita berpencar! Biar cepat nemuin Safira!” tegas Derren.
Mereka bertujuh mulai mencari dalam keadaan berpencar. Masing-masing berjalan menelusuri hutan sembari memanggil-manggil nama Safira.
“Safira!” teriak Derren.
“Safira! Kamu di mana?!” teriak Tania.
“Safira!” teriak Riyan sangat kencang.
Hari beranjak siang. Matahari mulai menyengat. Cuaca sudah makin panas. Sampai saat itu, Safira belum juga ditemukan. Hasil dari pencarian mereka tetap nihil—tidak membuahkan hasil apa-apa.
Akhirnya mereka kembali berkumpul di satu tempat.
“Gimana? Kalian berhasil nemuin Safira?” tanya Derren kepada Raffa dan Rara.
“Gue sama Rara belum berhasil nemuin Safira,” jawab Raffa datar.
“Iya, Der. Kami berdua dari tadi nyariin Safira, tapi tetap aja Safira belum ketemu,” ujar Rara.
“Lo sama yang lain gimana, Der?” tanya Raffa.
“Gue sama yang lain juga sama. Kita udah cari Safira muter-muter, tapi tetap nggak nemu.”
Mendengar jawaban Derren diikuti teman-teman yang lain, Rara makin merasa takut. Ia mulai berpikir bahwa apa yang dimimpikannya semalam adalah kenyataan. Safira dibawa oleh penghuni hutan itu.
Karena sibuk melamun, Rara tidak sadar kalau dirinya dari tadi dipanggil oleh Tania.
“Ra? Rara ... Rara!”
Rara terkejut. “Iya, Tan, kenapa?”
“Kamu kenapa, Ra? Kok, melamun. Apa ada sesuatu yang lagi kamu pikirin?”
Rara menjawab datar, “Nggak, kok, Tan. Nggak ada apa-apa.”
“Bener nggak ada apa-apa?”
Rara mengangguk.“Iya. Beneran nggak ada apa-apa.”
“Ngomong-ngomong, ini Robby ke mana? Kok, nggak ada.” Kali ini giliran Derren yang bertanya.
“Tadi ada di belakang aku. Mungkin dia ketinggalan. Nanti juga ke sini,” jawab Viola.
“Gimana, Der? Apa kita tetap cari Safira?” tanya Raffa.
“Nggak. Kita nggak bakal cari Safira lagi karena hutan ini luas. Kemungkinan sulit buat temuin Safira. Terpaksa kita minta bantuan tim—”
Ucapan Derren terpotong. Tiba-tiba mereka mendengar teriakan dari arah belakang.
“Aaaaa!”
Suaranya seperti orang kesakitan dan mirip sekali dengan Robby.
“Itu yang teriak siapa?” tanya Derren.
“Kayak aku kenal, deh. Ini kan suara Robby!” seru Viola.
“Ayo! Kita cek sekarang apa yang terjadi sama Robby!” ujar Derren.
Mereka bergegas menghampiri Robby. Tak lama kemudian, Derren menemukan temannya itu dengan kondisi kaki tertusuk paku panjang dan sedikit berkarat.
“Rob, lo kenapa?” tanya Derren panik.“Astaga! Kaki lo tertusuk paku. Gimana bisa lo kena paku?”
“Gue juga nggak tahu! Tiba-tiba kaki gue tertusuk!” jawab Robby emosi.
“Itu harus dicabut pakunya. Kalau nggak, nanti bisa infeksi!” ujar Raffa.
Begitu mendengar perkataan Raffa, Derren segera mencabut paku dari kaki Robby. Cowok itu pun berteriak kesakitan saat Derren berhasil mencabut paku dari kakinya.
“Argh! Sakit banget!”
Mereka segera mengantar Robby ke tenda karena kakinya harus cepat diobati dan diperban. Dibantu oleh Raffa, Derren memapah Robby hingga mereka tiba di sana.
Begitu sampai, Robby segera dirawat oleh Viola. Rara membantu dengan mengambil kotak P3K dari ranselnya.
“Sini, aku obatin kaki kamu. Lagian, kamu kenapa bisa kena paku kayak gini?” tanya Viola khawatir.Walaupun hubungan mereka sedang tidak baik, Viola tetap prihatin dengan kondisi Robby.
“Hmm. Kamu nggak usah sok khawatir sama aku. Kamu senang kan aku kayak gini, hah?!” balas Robby terlewat kasar.
“Kamu apaan sih, Rob!” ujar Viola.Ia cepat-cepat memerban kaki Robby dan berlalu dari sana. Gadis itu tidak mau banyak bicara lagi dengan kekasihnya yang keras kepala.
Bersambung...
Sudah di Revisi
-----To Be Continnued-----
.
.
.
.
Thanks buat kalian buat setia sama cerita Cursed Place untuk terus Update ya😊Berharap semoga cerita ini bisa menghibur kalian.
Aku boleh nggak minta sesuatu sama kalian?
Apa?
Aku cuma minta kalian Vote sama Comment ya itu aja kok.
.
.
Di tunggu Update nya lagi ya
-
-
-
See you next time.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cursed Place~Horor [END]✔️
Korku[Sudah di Revisi dan Part masih lengkap, jadi kalian bisa maraton bacanya.] HIGH RANKING🏅 Rank. 1 paranormal {08-12-2022} Rank. 1 misteri {19-02-2023} Rank. 2 petualangan {19-02-2023} Rank. 4 horor...