[15]PERTIKAIAN YANG TERJADI DI AIR TERJUN

188 71 3
                                    

Wellcome back guys..

Maaf guys baru bisa Update ya😁🙏

Malam ini aku Update ya buat kalian yg udah nggak sabar buat baca part berikutnya.
.
.
Tenang aja kok makin seru, aku aja sampai kebawa suasana. Sampai tegang sendiri.

Langsung baca aja yaa..

Happy Enjoy Reading
.
.
.
.
.

PERTIKAIAN YANG TERJADI DI AIR TERJUN.

Di antara mereka tidak ada yang menyangka, bahwa hari itu mereka akan menyaksikan kejadian barusan. Kini semuanya bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan Viola hingga Robby tega mendorongnya.

"Lo gila, ya, Rob! Kenapa lo tega dorong Viola?" tanya Derren sedikit emosi.

"Iya, Rob. Kenapa lo bisa-bisanya dorong Viola sampai dia jatuh ke bawah?!" ujar Raffa.

"Eh, asal lo tahu, ya! Dia berusaha bunuh gue!" bentak Robby.

"Jadi jangan salahin gue kalau dia mati karena ulahnya sendiri!"

"Heh, Rob! Seharusnya lo jangan main hakim sendiri!" kata Derren.

"Kalau sampai Viola kenapa-napa, lo yang bakal tanggung akibatnya!"

Robby hanya menyeringai dan tidak merespons perkataan Derren. Bodo amat. Sekalian aja dia mampus! serunya di dalam hati dengan senyum tipis.

Melihat kejadian yang menimpa Viola, Derren mengajak Riyan untuk ke bawah dan mencarinya. Ia menyuruh Raffa berjaga di atas. Takutnya Robby berbuat nekat lagi. Derren mengikat tali tambang di salah satu pohon besar dan turun bersama Riyan.

"Hati-hati, Der!" kata Tania khawatir.

"Iya, hati-hati kalian berdua! Semoga kalian berhasil menemukan Viola!" ujar Rara.

"Iya, Der, Yan. Semoga kalian bisa bawa Viola ke atas!" imbuh Raffa.

"Iya, kalian tenang aja. Nggak usah khawatir. Pasti kita bisa menemukan Viola!" Derren berusaha berpikir positif.

"Kalian tunggu aja di sini. Semoga kita berhasil menemukan Viola dan bawa dia ke atas!" ujar Riyan.

"Doain aja semoga Viola baik-baik aja," kata Derren.

"Ya udah, gue turun sekarang!"

Derren dan Riyan mulai berjalan turun ke bawah dengan menggunakan tali tambang yang terikat. Jalur yang mereka lalui sangat curam dan terjal. Jadi, dengan bantuan tali, mereka bisa turun dan naik tanpa banyak kendala.

Raffa, Robby, Rara, dan Tania berbincang-bincang tentang kejadian yang baru saja mereka lihat.

"Rob, tolong jelasin ke aku, kenapa kamu tega dorong Viola? Padahal, Viola pacar kamu, loh, Rob!" tanya Rara heran.

"Eh, dia coba bunuh gue! Lo lihat sendiri kan tadi?" ujar Robby emosi.

"Iya, aku sempat lihat Viola pegang pisau kayak mau nusuk." Tania membenarkan.

"Emang, sih, Viola lagi sebel sama kamu. Tapi nggak mungkin Viola sampai mau mencelakai kamu!" ujar Rara.

"Nih, lo lihat sendiri tangan gue kena sabetan pisau gara-gara dia!" Robby memperlihatkan tangannya yang terluka.

"Ya udah, sini gue bantu perban tangan lo, Rob," ujar Raffa yang langsung membantu Robby untuk memerban luka pada tangannya.

Rara mengerutkan kening. "Tapi, kok, aneh. Kenapa Viola mau bunuh Robby?" tanyanya pada diri sendiri.

Tania membawa Rara menjauh dari Robby dan Raffa.

"Ra, sini, deh. Kamu ikut aku bentar!" katanya sambil menarik tangan Rara.

"Eh, tunggu! Mau ke mana, Tan?"

"Ikut aja. Kita pergi ke situ, tuh!"


Tania menunjuk arah yang dimaksud.

Mereka berdua pun berjalan ke sana. Pembicaraan berlanjut.

"Aku juga ngerasa aneh,
Ra. Kenapa Viola mau mencelakai Robby? Pasti ada sebabnya," ucap Tania.

"Nggak mungkin, kan, Viola mau bunuh Robby tanpa sebab? Pasti ada alasan."

"Kamu benar, Tan. Pasti ada sebabnya, tapi apa?" Rara bertanya-tanya.

"Nah, itu aku juga bingung. Kenapa coba Viola mau bunuh Robby?" Tania mengulangi kalimatnya.

"Apa mungkin ini ada hubungannya sama hilangnya Safira?"

"Ya aku sih nggak tahu kalau ada hubungannya," jawab Rara.

"Takutnya kita salah. Nanti bisa-bisa kita yang dihabisi lagi sama Robby."

Satu jam kemudian, Derren dan Riyan kembali ke atas. Saat itu yang terlihat hanyalah mereka berdua. Rara dan Tania langsung berjalan ke arah Derren dan Riyan.

"Gimana, Der?" tanya Raffa.

Derren menggeleng sambil menerima air minum dari Tania.

"Viola nggak ada di bawah. Kita udah cari ke mana-mana, tapi tetap nggak ada Viola," jawab Riyan datar.

Rara dan Tania terkejut.

"Ah ...." Rara menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Nggak mungkin nggak ada! Kalau memang Viola tewas pasti di bawah sana ada jasadnya!" seru Tania.

"Iya, kami berdua udah berusaha cari Viola, tapi tetap nggak nemu. Bahkan, pisau yang dipegang Viola tadi juga nggak ada," kata Derren datar.

"Kalau jasad Viola nggak ada di bawah, terus ada di mana? Tadi Viola kan jatuh dari atas air terjun. Seharusnya dia ada di bawah," ujar Raffa merasa aneh.

"Iya, gue juga pikir gitu. Kita udah cari Viola ke mana-mana, tapi sama sekali nggak ada," balas Riyan.

Derren mendekat ke hadapan Robby. "Ini semua gara-gara lo, Rob! Kalau lo nggak lakuin itu, ini semua nggak akan terjadi!" bentaknya.

"Eh, lo kenapa nyalahin gue, hah?! Ini semua gara-gara dia sendiri. Dia yang nyoba bunuh gue. Jadi, gue minta lo jangan salahin gue!" tegas Robby.

"Eh, Rob, lo gila ya!" Derren menunjuk wajah pemuda di hadapannya.

"Lo nggak sadar apa yang lo lakukan tadi, hah?!"

"Gue udah bilang jangan salahin gue. Terus, lo nggak usah nunjuk-nunjuk gue, ngerti nggak!" bentak Robby dengan nada tinggi.

Melihat mereka bertengkar, Rara dan Tania hanya memandang dalam diam. Keduanya bingung harus apa. Mereka sedih mendengar Viola tidak ditemukan dan mulai merenungkan nasibnya.

Bersambung...

Sudah di Revisi

-----To Be Continnued-----
.
.
.
Gimana guys part kali ini? Makin seru nggak nih?

Oh iya, Aku minta tolong ke kalian ya bantu aku sherre cerita ini biar rame.
.
.
Wajib Vote sama Comment yaa..
Biar aku semangat buat UPdate.
.
.
Next➡️

See you next time

Cursed Place~Horor [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang