Chapter 1

226 18 1
                                    

"Akhhh ini gila!" Chae Rin mengacak-acak rambutnya gemas.

Da In menatap Chae Rin dengan wajah keheranan. "Kamu kenapa?" Salah satu alisnya tampak terangkat memperhatikan sahabat karibnya yang bersikap aneh itu.

Chae Rin mengalihkan pandangannya dari layar laptop yang saat ini berada dalam pangkuannya, "Kenapa hidup sesulit ini ya. kenapa tidak semudah seperti dalam drama-drama itu... Huh!"

Da In semakin mengeryitkan dahinya dengar keluh kesah sang sahabat. Dia bisa menerka Chae Rin baru saja selesai menonton drama lawas dari laptop bututnya itu.

"Seorang gadis miskin bertemu dengan Chaebol. Sedikit perjuangan akhirnya Jatuh cinta kemudian menikah. Hidup bahagia. Bergelimang harta. Ahhhaa menyenangkan sekali... Huhhh indahnya hidup." Gumam Chae Rin seolah bermonolog.

Da In terkikik mendengar monolog itu, "Produser itu pintar! Hal semacam itu tentu sangat sangat sangat jarang terjadi, bahkan bisa di katakan M-U-S-T-A-H-I-L. namanya drama ya drama. mereka membuatnya untuk menghibur gadis-gadis bodoh semacammu. Haha " sahut Da In cepat.

Chae Rin melirik Da In kesal, "Siapa yang bodoh?"

"Kamu!" ejek Da In.

"Aku tidak sebodoh itu. Sekaya apapun laki-laki itu itu kalau dia psikopat gila macam Seung-Jo (tokoh drama yang baru saja ditonton Chae Rin), tentu aku akan berfikir seribu kali."

Da In tertawa semakin ngakak mendengar jawaban Chae Rin yang polos itu. "Bahkan kamu masih berfikir seorang chaebol (konglomerat) bisa saja datang dalam kehidupanmu?"

Da In menjentikkan jarinya berkali-kali didepan mata Chae Rin, berusaha menyadarkan gadis yang sudah hampir berusia kepala tiga itu. "Segeralah berkencan dan menikah Chae Rin! Temukan kehidupan nyata! Jangan terbawa suasana drama-drama bodoh itu." kata Da In sambil menepuk bahu sahabatnya.

Chae Rin hanya diam sambil memanyunkan bibirnya. dipandanginya pantulan wajahnya dari kaca meja rias yang tak jauh dari tempatnya duduk.

Lihat! Chae Rin sebenarnya cukup cantik, dia hanya tidak pandai merawat diri. Wajahnya bersih tanpa noda jerawat setitik pun. Dia punya sepasang mata lebar dengan double eye lid alami yang cukup didambakan darah korea. Pun dengan tubuhnya cukup proposional tidak gemuk dan juga tidak terlalu kurus. Chae Rin hanya tidak ada kesempatan untuk memperhatikan penampilan dan tidak pandai merawat diri sehingga terkesan seadanya dan tidak menarik. Jadi sampai usianya kini menginjak 28 tahun, gadis ini belum menikah, bahkan belum pernah sekalipun berkencan! Uwooww...

"Aku sadar kok mana ada laki-laki tampan dan kaya jatuh dari langit sebagaimana digambarkan dalam drama-drama itu!" Chae Rin menjulurkan lidah, mengejek Da In.

Da In mengendikkan bahu, "Ah yang bener?"

"Aku tidak punya waktu buat berkencan. Kamu tahu sendiri aku dari keluarga miskin. Bukankah kamu tahu sendiri mengejar karir itu lebih utama. Mau aku kasih makan apa anakku kelak... " Tambah Chae Rin Meskipun dari lubuk hatinya yang terdalam dia juga ingin punya kekasih seperti Da In.

***
pagi ini seperti biasa Da In dan Chae Rin tengah berberes membersihkan restoran kecil mereka. ya mereka berdua memiliki usaha restoran seafood. Chae Rin dan Da In sejak bangku SMA adalah teman dekat, mereka berdua berasal dari sebuah desa kecil bernama Hwacheon, sebuah desa kecil di pegunungan. letaknya di Provinsi Gangwon yang dijuluki kota es. Oh iya kalo pernah nonton drama saeguk 'Samchongsa' yang di siarkan oleh tvN di provinsi itulah dimana seorang Park Dal Hyang berasal. duh jadi ngelantur!

Chae Rin dan Da In punya mimpi yang sama. Mereka tidak ingin menjadi petani jadi selepas dari bangku SMA, jadi mereka berdua memutuskan untuk ke Seoul mengadu nasib. Awalnya mereka hanya bekerja sebagai buruh pabrik. siang hari kami bekerja di pabrik dan malam hari membuka lapak kuliner kecil disekitaran rumah sewa.

Sedikit-demi sedikit mereka menabung. dan akhirnya.. TARAAA.. Setelah perjuangan panjang dan penuh kesabaran selama 6 tahun mereka berhasil membuat restoran kecil sendiri meskipun hanya terletak disebuah gang kecil yang padat penduduk dan dekat dengan beberapa sekolah dan restorannya pun sewa dari tanah milik pacar Da In. Tapi mereka bangga dengan pencapaian ini. restoran ini adalah mimpi mereka berdua.

"Chae Rin itu siapa? kulihat dia terus memperhatikanmu" Da In mencolek-colek punggung Chae Rin untuk mendapatkan atensi dari gadis berambut pendek itu.

"Mana?"

"Itu yang berdiri didekat pohon besar."

"Mana sih pohonnya kan ada banyak?" Chae Rin celingukan.

"Ishhh.. Jangan-jangan hantu tuh.. Kok aku ga liat yaa.. " godaku pada Da In.

Da In cemberut. "Arah jam 3. Lihat laki-laki itu" Da In mencoba memberi petunjuk. Dia tidak berani menunjuk jarinya secara langsung.

Cepat Chae Rin mengarahkan pandangannya kearah yang ditunjuk gadis bersweater ungu itu. Disana memang ada seorang laki-laki tengah menatap kearahnya, tapi Chae Rin juga tidak terlalu yakin, karena jaraknya lumayan jauh.

"Hmm..."

"Iya kan dia memandang kearahmu!"

"Aku tidak begitu yakin. Ehh bisa saja dia sedang mengamati orang lain.. Jangan ke-GR-an kayak temen-temennya Shin Chae-kyeong ( Princess Hours) yang dikira sedang diliat oleh pangeran Shin. Padahal Pangeran Shin sedang menatap Hyorin kekasihnya... Haha.. " kata Chae Rin sambil terkekeh. Dia teringat adegan dalam koleksi film lawas itu.

"Ishhh.. Dasar pengila drama..!" Ucap Da In sambil menepuk pantat Chae Rin keras.
"Jangan ngelantur deh! Ayo kerja!" Chae Rin membalas tepukan pantat Da In lebih keras sampai Da In mengaduh kesakitan. Merasa tidak terima, Da In kembali membalas tepukan di pantat Chae Rin sampai akhirnya mereka malah bercanda saling berbalas tepukan dipantat.

"Permisi!" sebuah suara mengagetkan Chae Rin dan Da In.

Terkejut, keduanya segera menghentikan kekonyolan itu. Teryata laki-laki yang berdiri didekat pohon tadi sudah berdiri didepan pintu kaca restoran.

Da In membuka pintu kaca tersebut
"Maaf tuan, restoran ini masih tutup. Akan buka setelah pukul 10. Atau ada yang bisa kami bantu?" Tanya Da In ramah.

Laki-laki itu diam tapi arah matanya memandang kearah Chae Rin. dia menatap Chae Rin dengan tatapan sendu. Tidak menjawab pertanyaan Da In laki-laki itu malah melewati Da In dan berjalan perlahan kearah Chae Rin.

Gelagat aneh sang laki-laki itu membuat Chae Rin siaga, segera Chae Rin meraba-raba sekitarnya untuk mencari alat yang bisa membantunya untuk mempertahankan diri. Vas Bunga rupanya benda pertama yang mampu diraihnya. Segera digenggamnya erat vas itu.

laki-laki itu semakin dekat menuju Chae Rin, Kini air mata deras membasahi kedua pipi laki-laki tersebut.

"Ayo pulang" katanya lirih kepada Chae Rin begitu jarak mereka sudah cukup dekat hingga kemudian...

"Bruukkk.."

Laki-laki itu jatuh pingsan tersungkur di depan Chae Rin. Teryata Da In sudah memukulnya dengan gagang sapu dari belakang. Bergegas Da In mencari kartu identitasnya dan berusaha mengikatkan disalah satu tiang penyangga dan Chae Rin bergegas lari kebilik dapur untuk menelepon polisi.

"Kim Min Hyuk. Apa kamu mengenalnya Chae Rin?" Da In membaca nama di kartu identitas laki-laki itu yang ditemukan di dompet sang laki-laki.

Chae Rin menggelengkan kepalanya cepat. dia tampak syok dengan kejadian yang baru saja dialami.

"Minumlah... Polisi akan datang sebentar lagi." Da In melemparkan botol air mineral pada Chae Rin.

"Gomawo!"

Chae Rin memandang lekat laki-laki yang kini terikat dihadapannya itu. "Setampan ini hanya menjadi seorang kriminal. Harusnya kau melakukan hal yang lebih bermanfaat tuan." gumam Chae Rin.

"Dompet brandednya cukup tebal untuk memenuhi semua keinginannya. Aneh kenapa dengan dompet setebal ini dia melakukan kriminal." kata Da In sambil mengkorek-korek lebih dalam untuk mencari informasi kedalam dompet itu.

"Kim Min Hyuk. Management Representative POSCO." kata-kata Da In tercekat.

Chae Rin dan Da In saling pandang. Mereka menelan ludah pelan. "Mati kita!" teriak keduanya secara bersamaan.

bersamaan dengan keterkejutan itu lamat-lamat terdengar suara mobil sirene polisi semakin mendekat..

TBC

Queen of Stupid Drama ~The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang