Saat itu, Nyonya Han menggoyangkan gelas anggurnya dengan tidak tenang, teman-teman sosialitanya mulai menyindir-nyindir tentang kegagalan pernikahan putranya. Meskipun sindiran itu bukan ditujukan untuknya, tetapi untuk Nyonya Nam, ibunda Mi Soo yang dianggap tidak becus mengawasi putrinya. Tetap saja telinga Nyonya Han menjadi merah, nama Min Hyuk tetap disebut dan menjadi bahan obrolan. Padahal 2 tahun sudah berlalu, mengapa saat membicarakan Min Hyuk dengan segudang prestasinya selalu berakhir dengan membicarakan pernikahannya yang gagal. Kalau saja tidak mengingat para sosialita ini adalah istri partner kerja suami. Nyonya Han tidak yakin akan betah berlama-lama dalam lingkaran ini.
Nyonya Han melirik jam Bvlgari-nya, dia sudah cukup muak dengan pembicaraan para sosialita ini.
"Ah maaf, aku baru ingat harus menyiapkan rumah. Teman kuliah suamiku akan datang berkunjung. Saya mohon undur diri." Nyonya Han memotong pembicaraan temannya yang sedang asyik bergosip.
"Bukankah Direktur Kim dulu kuliah di London ya."
"Benar." Jawab Nyonya Han singkat, "Silahkan lanjutkan pembicaraan. Pertemuan kali ini aku yang akan mentraktir." Nyonya Han menganggukan kepalanya kemudian beranjak menjauh dari sekumpulan sosialita itu.
Aisshh.. Jinjja mereka benar-benar keterlaluan. Benar-benar muka topeng. Dulu saat Min Hyuk bertunangan mereka bermuka manis dan mengatakan hal-hal baik. sekarang setelah kecelakaan itu tidak henti-hentinya menyindir tentang perjodohan yang sial. Padahal sudah hampir dua tahun berlalu. Kenapa masih soal kegagalan pertunangan Min Hyuk saja yang dibicarakan.
Sepanjang langkahnya berjalan menjauhi ruang privat itu, dia terus mengumpati wanita-wanita sosialita itu. Namun, baru beberapa langkah sang Nyonya itu berjalan, pandangannya tertarik dengan sepasang laki-laki dan perempuan dengan baju casual yang acak-acakan masuk dari pintu utama.
Berpenampilan seperti itu dan makan direstoran seperti ini? Benar-benar tidak punya etika, apakah mereka bermaksud mempermalukan diri mereka sendiri?
Nyonya Han tersenyum sinis. Kemudian melanjutkan langkahnya keluar dari restoran itu. Tapi sekelebatan sepasang laki-laki perempuan itu mengganggunya, sepintas dia cukup familiar dengan wajah si laki-laki yang terlihat seperti putranya. Segera Nyonya Han menghubungi Il Jeong untuk memastikannya.
***
Di ruang privat, Min Hyuk menggeser kursi untuk Chae Rin duduk. Jika bukan karena Min Hyuk, bermimpi saja tidak mungkin Chae Rin bisa berada di gedung ini yang selalui dia kagumi dari luar saat melintas di sekitar Gwanghaemum.
"Untuk apa jauh-jauh ketempat ini kalau untuk mengisi perut yang lapar?" tanya Chae Rin begitu keduanya telah duduk dengan nyaman.
Min Hyuk tersenyum simpul, "Untuk membuat kenangan." jawabnya singkat.
"Membuat kenangan?"
"Iya membuat kenangan untukmu. Besok pagi aku akan terbang ke Singapura. Aku akan berada disana beberapa hari. Kamu pasti akan merindukanku. Jadi mari membuat kenangan manis di sini.
"Saya ikut dengan anda karena ada yang harus di luruskan..." Ucap Chae Rin menggebu-gebu.
Min Hyuk tak mengubris Chae Rin, "Kamu mau makan apa?"
Chae Rin mengambil daftar menu yang sudah tersedia di meja dihadapannya. Sejenak dia takjub melihat bagaimana para pelayan menata mejanya dengan sangat cantik seperti di candle light dinner yang ditayangkan dalam drama-drama yang sering ditontonnya. Saat Chae Rin membuka daftar menunya, tercenunglah gadis itu melihat daftar menu yang ditulis dalam bahasa asing dan harga yang fantastis.
Siapa yang akan membayar makanannya..? Apa Min Hyuk bermaksud mengerjaiku? Makan ditempat semahal ini kemudian dia menyuruhku membayarnya. Harga 1 menu makanan yang paling murah seharga sewa kamarku sebulan. Itu yang paling murah.. Dicetak tebal ya.. PALING MURAH SEHARGA SEWA KAMAR SELAMA SEBULAN.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Stupid Drama ~The End
Kısa HikayeChae Rin adalah seorang gadis penggila drama. Banyak quotes dalam hidupnya diambil dari drama-drama yang dia tonton setiap hari. Di usianya yang sudah hampir menginjak krpala tiga dia belum menikah, bahkan untuk berkencan sekalipun. Duh... Kira-kir...