< 4 >

640 43 2
                                    

Happy Reading🌼🌼

"Udah gapapa,biar mba aja. Gih kamu ambil obat dulu, nanti mba bantuin minum obatnya ya". Titahnya pada ferla yang baru saja berniat ingin membantunya membereskan meja makan.

"Yaudah aku ke kamar dulu, nanti aku turun lagi"

Ia pun bergegas merapikan piring di atas meja makan lalu membawanya menuju wastafel.

"Ferla mana?"

"Ferla? Ke kamarnya mau ambil obat. Kenapa?" Tanyanya, menghentikan kegiatannya mencuci piring.

"Nanti suruh ke kamar" ucap Deka yang langsung berlalu begitu saja menuju ke lantai atas.

Setelah deka hilang dari pandangan, ia pun melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

"Mba bantuin aku minum ini"

"Bentar ya,mba selesain ini dulu. Tanggung dikit lagi" ucapnya. "Oh ya mba boleh minta tolong?"

"Dengan senang hati, pasti aku tolongin"

"Tolong potongin cake yang ada di kulkas ya de. Sama hmm,apa ya? Deka pasti tau kalo yang buat kopinya bukan mba. Itu dulu deh, kalo kamu mau cake nya juga potong aja ya"

Suaminya itu pasti tidak akan meminum kopi buatan orang lain,jika disana masih ada dirinya.

Alve mengeringkan tangannya lalu berlalu menuju meja bar dapurnya untuk membantu Ferla yang memang susah untuk meminum obat, persis kakaknya.

Ia ingat bagaimana susahnya menyuruh Deka minjm obat, bahkan jika dibandingkan dengan adik sepupunya yang masih berumur 7 tahun. deka kalah telak dalam hal itu.

"Padahal kebanyakan obat kamu sirup loh de, masa gak bisa sih" ucapnya sambil membantu mengeluarkan beberapa obat milik Ferla.

Karena tau adiknya yang satu ini susah minum yang berbentuk kaplet, ia sampai menuliskan resep yang sebagian besar obatnya berbentuk sirup.

"Mau disuapin" pinta ferla sambil memamerkan deretan giginya yang rapih itu.

Ia menggeleng tak percaya, lalu mulai menakar obat sesuai dosisnya. Lalu meminumkannya pada Ferla, yang sudah menutup matanya terlebih dahulu.

"Ini cake nya mau buat di bawa ke kamar kan kak?" Tanya Ferla saat dirinya masih membereskan obat kembali ke tempatnya.

"Iya, oh ya kakak kamu tadi nyuruh kamu ke kamar. Ada yang mau dibicarin,kamu duluannya. Mba mau bikin kopi dulu" titahnya. Lalu melihat gelengan Ferla pelan.

"Nggak ah, nunggu mba dulu aja"

Ia yang kali ini malah menggeleng "kamu kenapa sih?segitu takutnya ya sama kakak kamu. Biasanya juga ngeledekin"

"Beda cerita kalo sekarang,aku gak berani"

"Yaudah bentar ya, mba kunci rumah dulu" ucapnya kini berlalu mengunci rumah, dan menutup seluruh gorden.

"Yuk naik"

"Mba aku taruh obat dulu ya, nanti aku nyusul" ucap Ferla yang langsung berlalu begitu saja menuju kamarnya.

Full Cream || Manurios [Sequel Cold Creamy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang