^ 6 ^

517 37 0
                                    

Haii semuanya, setelah ratusan purnama. Akhirnya aku memilih untuk kembali melanjutkan cerita ini. Hehe:v

Setidaknya aku harus bertanggung jawab atas apa yang aku mulai.

Happy Reading!!

||

"Kamu kayanya harus potong rambut deh" ucapnya saat mengantar Deka ke depan rumah.

Deka menatapnya sebentar lalu menyentuh rambut yang mulai mengenai daun telinganya itu.

"Weekend aja ya, kamu gak ada jadwal kan?"

Ia menggeleng "Oh ya, siang ini aku mau izin ke makam el ya."

Deka mengecek handphonenya sebentar, tepat. Tanggal yang selalu terulang di setiap bulan, dan membuat wajah istrinya itu sedikit muram.

Deka menariknya ke dalam rengkuhan, mengusap punggungnya lembut, dan mencium pucuk kepalanya."Aku gak bisa temenin gapapa?"

Ia membalas pelukan deka mencium tubuh pria itu sesekali. "Gapapa kok, aku sama Ferla aja nanti"

"Salam ya sama El, aku berangkat dulu. Hati-hati oke?" Kali ini suaminya itu mengecup keningnya lama.

Ia mengangguk, kembali merengkuh Deka dan mencium pipi kanan suaminya itu lembut "kamu juga"

— | —

Ia mengusap lembut nisan di depannya, membasuhnya dengan air mawar lalu meletakkan seikat bunga mawar putih di atasnya.

Menaburkan ratusan lembar kelopak bunga di atas pusara, kembali mengusap nisan itu "oh ya el, Deka titip salam buat kamu. Maaf dia gak bisa jenguk kamu kali ini. Mamah sama papah juga, mereka lagi ada di singapura. Kamu baik-baik aja kan el? aku kangen banget sama kamu."

Setetes air matanya jatuh, membasahi rumput di bawah sana. Ia mengusapnya pelan "ternyata rasanya tetep sama El, setelah kepergian kamu, di tanggal yang sama dengan kejadian itu aku merasa dunia aku hancur karena kehilangan kamu."

Air matanya kembali mengalir dengan tidak sabarnya membuatnya tertawa kecil. "Pasti kamu lagi senyum, sambil bilang 'Al pasti Cengeng, gitu aja nangis' , aku kangen banget El sama kamu, kangen banget"

"Aku pulang dulu ya El, aku janji bakal sering-sering kesini buat jenguk kamu" ucapnya sebelum bangkit berdiri lalu kembali memakai kacamata hitamnya di bawah terik matahari sore hari.

Mencari keberadaan ferla yang tadi memberikan waktu pribadi untuknya berbincang sebentar dengan kembarannya.

Menemukan ferla yang melambaikan tangannya tepat di sebuah bangku di bawah pohon rindang yang tampak teduh tersenyum ke arahnya.

"Udah mba?"

"Udah kok, yuk pulang" ajaknya lalu membuka kunci mobilnya.

Baru saja ia akan menyalakan mesin mobilnya saat teleponnya berdering, menampilkan nama Deka disana.

"Assalamulaikum, Hallo mas. Kenapa?"

"Waailaikumsalam, gapapa. Kamu udah ke makam? Atau masih disana?"

"Baru mau pulang dari makam, kenapa?" Tanyanya sambil menyambungkan airpods dan menyalakan mesin mobilnya.

Full Cream || Manurios [Sequel Cold Creamy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang