- 13. -

217 20 1
                                    




"apa ini maksudnya peluk-peluk?" ucap Alve ketika merasakan kini ada tangan yang melingkar di sekeliling pinggangnya, bahkan kini dagu Deka sudah bertengger di bahunya.

"nanti kalo dilihat mamah gimana, lepas dulu. berat loh mas, ini aku lagi masak" katanya kembali memperingati suaminya itu, walau kini tangannya terlepas ia bisa mendengar suara nafas suaminya yang tampak kecewa. membuatnya mau tak mau meninggalkan sebentar fokusnya pada acara memasaknya setelah lebih dulu mengecilkan kompornya.

kini Alve bisa melihat dengan jelas wajah deka yang tampak tak bersemangat itu "kenapa hm? kamu mau apa? bukannya tadi lagi ngobrol sama papah?" tanyanya membawa Deka untuk duduk di kursi bar dapur.

"jangan cemberut dong, ya ampun."

"peluk dulu"

Alve menggeleng pasrah melihat kelakuan suaminya itu di pagi hari ini, walaupun akhirnya ia memilih untuk mengabulkan kata-kata suaminya itu. bahkan memberikan bonus lain berupa kecupan di pipi kanan Deka membuat senyum suaminya itu langsung mengembang.

"plus bonus, sekarang mau apa? aku mau lanjut masak lagi kalo kamu gak butuh sesuatu. kasihan belum pada sarapan kan"

Deka menggeleng, membuat tangannya dengan cepat mencubit suaminya itu gemas "tuh kan, ngerecokin aku doang?" kata Alve setengah sebal melihat bagaimana Deka kini malah menunjukkan senyum mengembangnya.

Ia lebih memilih kembali pada kegiatan awalnya menyelesaikan masakannya untuk sarapan pagi ini yang kali ini ditemani Deka yang masih setia duduk disana memperhatikannya.

"aku baru tau pipi kamu kalo masak sampe merah begitu"

Alve mendelik "jangan ngeledek, kamu ke papah aja sana ikut ngasih makan ikan. jangan disini terus ngeliatin aku kaya gitu."

"emangnya ngeliatin istri sendiri gak boleh?"

baru saja ia akan menjawab pertanyaan Deka yang malah membuat pipinya kian memanas sebelum suara mamahnya menyela lebih dulu "boleh aja, cuman kalo kamu ledekin terus kita gak jadi sarapan nih"

"gak papa mah, Deka mah kenyang liatin pipi merah Al juga"

oh, oh kenapa suaminya itu kini malah meledeknya dengan santai di depan mamahnya yang kini mengambil alih alat masak di tangannya. "mending kamu siapin piring di meja aja, kalo kamu masak masih di ledekin Deka, yang ada kita jadinya makan siang. oke sayang" kata mamahnya sedikit mendorongnya menjauh dari kompor.

Kini Deka beralih mengikutinya ke meja makan yang sebenarnya sudah rapih karena ia tadi sempat meminta tolong pada bibinya untuk merapihkannya. "kamu sih malah ngerecokin aku" katanya pada Deka yang kini sudah duduk di salah satu bangku. "loh kenapa salah aku? kan tadi aku tanya . emang liatin istri sendiri itu salah? kan enggak" Ucap Deka.

Alve sadar ia tak bisa lagi membalas perkataan suaminya itu. jadi ia lebih memilih fokus merapihkan sesuatu yang bisa ia rapihkan. sampai mamahnya datang dan membawa nasi goreng yang sudah ia masak tadi. padahal ia hanya masak nasi goreng tapi akibat ulah suaminya yang membuat acara masaknya tak tenang, bahkan pekerjaan seperti itu berakhir di selesaikan oleh mamahnya.

"panggil papah sama ferla dulu deh ve, jangan lupa suruh cuci tangan ya"

"oke" dirinya kembali berlalu menuju ke halaman belakang dan menemukan papahnya dan ferla yang masih asik memberi makanan pada ikan koi di halaman belakang rumahnya itu. "pah, fer, sarapan dulu . jangan lupa cuci tangan ya"

setelah melihat papah dan adik iparnya itu bergerak untuk masuk, ia kembali menuju ke ruang makan menemukan Deka yang kini fokus dengan handphonennya. "kamu mau buat minum yang lain gak?" tanyanya, sedangkan Deka tampak berfikir sebentar sebelum akhirnya menggeleng "gak usah, nanti aja" .

sarapan pagi ini berjalan seperti biasa, penuh dengan obrolan ringan yang tentunya jarang terjadi di rumahnya. karena suaminya biasanya lebih memilih untuk tidak melakukan obrolan di atas meja makan.

"kalo di rumah, gak bisa kita ngobrol sambil makan begini. pasti kak juan langsung muka galak mode on." alve menatap deka sebentar ketika perkataan adiknya itu baru saja selesai, deka tampak biasa saja. adiknya itu sudah biasa menjatuhkan pamor kakaknya di hadapan orang lain.

"ya gapapa, setiap rumah itu kan punya aturannya masing-masing. selama maksudnya baik gak masalah." kata mamahnya menjawab perkataan ferla. "itu di bikin biar kamu gak ngomong ngalur ngidul pas lagi makan. nanti yang ada kamu bicarain semua hal di meja makan" kata Deka kini menimpali perkataan adiknya itu. "yahh kalah aku kalo kaya gini, mba alve gak mau bantuin aku?"

alve menggeleng, "mba kali ini setuju sama mamah sama mas deka. " ucap alve yang membuat adik iparnya itu kini terlihat kecewa. "udahlah alve gak mau makan lagi." Ferla memasang mode ngambeknya, padahal makanan di piringnya sudah habis, bahkan adik iparnya itu sempat mengisi ulang piring makananya alias nambah.

setelah selesai dengan acara sarapan, dan merapihkan meja makan rumahnya. Alve berlalu menuju kamarnya, dan menemukan suaminya yang sudah berbaring di atas ranjang tidur dengan handphone di tangannya. "kamu gak mau mandi? udah siang loh. masa di rumah mamah mau gak mandi juga kalo hari libur?" tanyanya mengingat bagaimana suaminya itu sangat malas mandi di hari minggu.

"mamah gak tau ini aku belum mandi, emang kamu udah?" tanya deka bangkit dari tidurnya. "udah, pas kamu pergi shalat subuh sama papah. mandi gih, aku siapin bajunya. nanti kalo tiba-tiba di ajak papah keluar lagi gimana?" tanyanya, pasalnya papahnya itu sering sekali mengajak deka dengan tiba-tiba pergi keluar. entah hanya mengobrol dengan suasana lain, atau terkadang hal-hal yang tak bisa di tebak.

ia ingat, suaminya itu pernah dengan tiba-tiba di ajak untuk mencari ikan untuk memenuhi kolam di belakang rumahnya. padahal papahnya terbiasa memesan langsung dan di antarkan ke rumah. pada saat itu ia ingat bagaimana paniknya deka, karena belum mandi di jam yang sudah menunjukkan pukul set sebelas siang.

deka mengambil handuk di tangan alve dengan malas dan berlalu menuju kamar mandi di kamar alve itu. tapi sebelumnya "aku udah sikat gigi, jangan protes" kata deka ketika berhasil mengambil satu kecupan pada alve , yang sukses membuat alve terkejut dengan hal yang terjadi secara tiba-tiba itu.

membuat alve hanya bisa menggeleng dengan tingkah laku suaminya itu.


Rajzhuan Deka Samudera

&

Alverina Zaiba Alzelvin

Full Cream || Manurios [Sequel Cold Creamy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang