| 15 |

172 13 0
                                    

" Mas, kamu mau sarapan apa hari ini? Berat atau mau sesuatu yang lain?" Alve sedikit berteriak sambil mengetuk pintu kamar mandi dengan Deka di dalamnya. Sebelum ia pergi ke bawah dan menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Atau mau sereal yang baru kamu beli kemarin?" Tanyanya mengingat beberapa hari lalu suaminya itu kembali dari kantor dengan membawa beberapa kotak Sereal.

Baru saja Alve akan kembali mengajukan pertanyaan saat Deka sudah keluar dari kamar mandi dengan ya, seperti biasa hanya handuk uanh melingkar di pinggangnya.

"Sereal boleh" jawab Deka mengambil uluran pakaian dari istrinya itu. "Oke, gak ada kopi berarti hari ini. Aku turun ya, mau pake mobil yang mana hari ini biar sekalian aku bilang ke mang aden" tanyanya yang melihat suaminya itu sudah fokus dengan pakaiannya.

"Yang mana aja gapapa, tolong bilangin mang aden buat anter aku juga hari ini"

Setelah mengiyakan ucapan Suaminya itu, Alve berlalu menuruni tangga lalu menelpon supir suaminya itu "Mang tolong anter bapak ya hari ini, pakai mobil yang mana aja gapapa" ucapnya.

Tak lama setelah dirinya sudah menyiapkan sereal di mangkuk, suaminya itu turun dengan dasi yang masih berada di tangannya dan tangannya yang lain menenteng ipad kerjanya.

"Hari ini rencana pulang jam berapa?" Tanya Alve saat dirinya sudah menyimpul dengan rapih Dasi suaminya itu. "Seharusnya normal kantor, agenda aku gak banyak hari ini. Kamu perlu sesuatu?" Tanya Deka.

Alve menjawabnya dengan gelengan "enggak, nanya aja. Aku pulang izin ke toko bunga ya, mau pesen bunga buat di kantor kamu besok"

Deka mengangguk lalu kembali fokus dengan sarapannya , "oh ya kamu jadi kosongnya kapan? Visanya udah beres."

"Aku harus tanya dewi lagi, karena aku setuju buat coba atur perusahaan papah banyak jadwal aku kegeser. Tapi aku usahain tahun ini kita bisa pergi"

Alve membuang nafasnya kasar, salahnya juga sih yang menolak untuk mengurusnya. Suaminya itu yang kini malah menanggungnya, yang tentu saja jadwal yang memang sudah sibuk di tambah dengan hal ini pasti makin menambah kesibukannya.

"Aku berangkat ya? Kamu masih lama?" Tanya Deka bangkit dari duduknya lalu menghampiri Alve yang masih terduduk menghabiskan sarapannya . "Enggak kok bentar lagi, hati-hati ya" balas Alve menyambut kecupan dari Deka di bibirnya dan kecupan di dahinya.

Saat ini Alve baru saja memasuki sebuah restaurant dimana Papah dan suaminya itu mengajaknya untuk makan siang. Untung saja ia bisa meminta izin sebentar untuk keluar walau waktunya jelas tidak lama.

Kakinya mengikuti pelayan yang membawanya ke arah ruangan pribadi dimana memang terdapat ayah dan Deka disana.

Alve menyambut senyuman hangat Deka dan berjalan menghampirinya lalu mencium pipi kanan deka dengan senang. "Waduh malah mesra-mesraan depan papah" ucap papah yang jelas untuk menggodanya, walau akhirnya ia juga menghadiahkan kecupan di pipi papahnya itu. "Lihat, papah juga dapet kan" kata alve kembali mengambil tempat di samping Deka.

"Aku pesenin kamu steak tadi sama matcha Cake , kamu mau yang lain?" Tanya Deka , "enggak deh itu dulu. Mamah gak di ajak pah?"

"Lagi main sama ferla katanya keluar, dan udah makan juga disana"

Tak lama menunggu, makanan yang di pesan oleh Deka pun sampai karena Deka yang meminta untuk di antarkan saat Alve sudah datang. "Mas ini medium ya?" Tanya Alve ke arah pelayan yang mengantarkan makanan untuknya.

"Iya bu, tadi pesanannya tingkat kematangannya medium"

"Boleh minta tolong di masak lagi sampai well done gak ya ?" Tanyanya , entah kenapa ia merasa salah melihat daging yang di masak medium itu. Padahal biasanya setiap memesan steak , ia pasti meminta dimasak medium.

"Tumben , kamu maunya well done?" Tanya papahnya saat pelayannya sudah hilang dari ruangan mereka. "Lagi pengen aja pah, kayanya enak kalo mateng gitu" jawabnya.

Sembari menunggu makanannya di masak ulang, Alve sibuk mencicipi makanan ayahnya dan juga Suaminya. Bahkan terkadang mengkudetanya, seperti yang terjadi dengan makanan Suaminya itu. Sendok dan garpunya kini sudah beralih ke tangan Alve , menyuapi Deka dan sesekali masuk ke dalam mulutnya "ini mah kenyang duluan yang ada sebelum makanan kamu dateng lagi" ledek Papahnya lagi.

"Gapapa pah, nanti makanan Alve berdua deh sama mas Deka"

Suapan terakhir dari piring Deka tepat saat makanannya datang kembali , ia menatap piring makanannya dengan wajah yang berbinar-binar. "Mas mau potongin" irupsinya ke arah Deka yang sudah masuk ke dalam obrolan dengan papahnya kembali membahas pekerjaan.

"A buka mulutnya" ucapnya mengangkat garpu ke arah Deka , membuat obrolan Deka dan papahnya itu tentu saja terganggu. Terus begitu sampai daging di atas piringnya habis. Setalahnya ia menarik natcha cakenya mendekat, kembali sesekali menyuapi Deka walau berakhir tangannya di tahan oleh Deka "udah, keyang aku"

"Papah mau?" tawarnya ke arah papahnya yang dari tadi menatapnya, tapi papahnya itu malah menggeleng "kamu kayanya akhir-akhir ini lagi suka makan ya, kemarin di rumah juga papah perhatiin mulutnya gak berhenti ngunyah sesuatu"

"masa sih? emang iya mas?" tanyanya kini ke arah Deka meminta konfirmasi dari orang lain, karena menurutnya nafsu makannya sedang baik akhir-akhir ini jadi ya akhir-akhir ini ia sering makan saja. "ya di bandingkan dulu, iya sih. kamu gak ngerasa emang?" tanya Deka kembali.

Alve menggeleng , "biasa aja kayanya, apa nafsu makan aku lagi bagus ya?"

"yaudah gak usah dipikirin itu cuman makan, gak ada salahnya kamu makan banyak. mending buruan abisin, kamu gak ke RS lagi emangnya? jam makan siang udah mau abis "

"Oh iya, untung deket dari sini. Aku pamit ya" katanya terburu-buru. bahkan saking terburu-burunya ia hampir menyebabkan gelas di dekatnya jatuh, jika saja tangan Deka tidak lebih cepat dalam menahannya. "maaf" cicitnya . "kamu hati-hati jangan ngebut bawa mobilnya"

Alve menunjukkan jempolnya, menyalimi tangan papahnya "aku duluan ya pah, salam buat mamah." kemudian berlalu ke arah Deka menyalimi tangannya dan mengecup pipi deka cepat. "Assalamualaikum"


**---**

Kepulangannya hari ini disambut dengan Suaminya dan Dion yang sedang asik main PS di ruang TV. "kayanya akhir-akhir ini lo sering banget bertamu ya" katanya ke arah Dion yang asik saja berbaring dilantai di atas karpet tebal. "Ya Allah, ibu negara perasaan ini baru pertama kali di minggu ini" jawab Dion santai.

Alve menggeleng mendengar jawaban sahabat suaminya itu, lalu beralih ke arah Deka "kamu ada mau makan sesuatu buat makan malam?" tanyanya. "Enggak sih, apa aja boleh" jawab Deka masih fokus dengan permainan di depannya.

"oke, aku kayanya kepengen Tom Yum deh. Gapapa kalo aku masak itu?"

"Gapapa Ve, gw suka kok"

belum sempat Alve menjawab perkataan Dion, saat tangan Deka sudah lebih dulu menyapu wajah Dion dengan cepat. Alve hanya tertawa saja melihat apa yang dilakukan Deka barusan "yaudah aku ke dapur dulu buat masak, kamu jangan lupa mandi. udah mau maghrib, gak mau shalat di masjid mumpung bisa?" tanyanya.

"iya, bentar ini terakhir."

belum juga seluruh tubuhnya beranjak dari sana saat suara bel rumahnya berbunyi membuatnya mau tak mau pergi keluar dan mendapati satpam rumahnya dengan Nur, temannya di rumah sakit. "Misi bu, ini ada tamu nyari ibu."

"iya mang, makasih ya. masuk Nur" tawarnya. "gak usah deh, Aku mau ngasih ini doang kok ve, hasil karya aku, kue yang resepnya dari kamu." katanya.

"Ya Ampun repot-repot banget kamu, kan bisa besok nur. kamu sampe repot-repot nganterin, ayo masuk dulu. masa cuma sampe depan rumah doang. Ayo masuk dulu" katanya memaksanya masuk ke dalam rumahnya, membawa temannya itu ke arah Ruang TV dimana suaminya itu berada, sebelum membawanya ke arah dapur.

"Mas, ini ada temen aku nganterin Kue-"

"Alisya? Alisya Kan?"





****___****


Siapa Alisya?

Full Cream || Manurios [Sequel Cold Creamy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang