pintu kamarnya terbuka dengan cepat, alve bahkan membukanya tanpa ada aba-aba ketukan terlebih dahulu. pemandangan di depannya membuatnya cemas saat Deka yang sedang berdiri dan menatap kertas yang menempel di atas kardus yang berukuran sedang itu.
"kenapa?" tanya deka pada alve yang wajahnya tampak cemas. "ini paket kamu dari oxford, Arsaka Bagas Dirgantara. siapa itu? temen kamu?" Tanya deka sembari menatap alve.
"hah-apa?, oh ya temen aku kuliah dulu. dia sekarang lagi lanjutin spesialis kedokterannya di universitas oxford." jelas alve mendekat ke arah deka yang masih menatapnya itu.
"oh, kamu nitip sesuatu sama dia. jauh-jauh banget sampai ke oxford gini"
pertanyaan yang terus di lontarkan deka entah kenapa membuatnya tambah cemas, ia takut suaminya itu salah paham. mau bagaimnanapun saka itu laki-laki yang dulu hampir saja membuatnya berniat melupakan deka.
ia ingat bagaimana dulu saka pernah memintanya untuk menjadi kekasihnya, bahkan dengan lantang saat keputusannya pergi melanjutkan spesialis kedokterannya di luar negeri saka pernah dengan beraninya mengajaknya menikah. ia ingat bagaimana kelu bibirnya untuk menjawab permintaan saka.
disatu sisi ia mulai lelah terus menunggu Deka yang bahkan tak pernah muncul menyapanya, tapi di lain sisi ia tak bisa bohong bahwa deka masih punya tempat di hatinya. ia bahkan berjanji akan memberikan jawaban ketika usai acara wisuda. tapi, takdirnya berkata lain. Deka kembali dan membuatnya tak bisa menolak bahwa hatinya memang masih untuk deka sampai kapanpun.
"ve?sayang? kamu kenapa?" tanya deka membuyarkan lamunannya.
"hah? enggak kok. udah gapapa nanti aja kita makan malem dulu aja. makanannya udah siap" kata alve mengambil alih kotak paket itu dan berlalu menyimpannya di lemari bagian bawah.
"kamu kebawah duluan aja, aku panggil ferla dulu" ucap alve ketika mereka sudah keluar dari kamar. setelah kepergian deka ia berlalu mengunjungi kamar ferla di sebelah kamarnya. "fer, makan malam dulu yuk" ajak alve pada adik iparnya yang sudah bergumul di atas ranjang. bahkan sprei yang terpasang sudah semerawut seperti jalanan macet.
"siap mba,"
setelah acara makan malam selesai, Alve memilih untuk membantu mamahnya untuk membersihkan seluruh peralatan makan sedangkan ferla ikut bergabung dalam obrolan papahnya dan deka di ruang keluarga.
"ve, kamu belum ada niat mau bulan madu?" tanya mamahnya di sela-sela kegiatan mereka.
"udah sih mah, kemarin udah pas sin tanggal juga. visanya lagi di urus deka juga. aku masih cari-cari hotel sama penerbangan yang pas."
"gak pake travel agent aja?" tanya mamahnya pada alve. "buat bulan madunya sih iya. tapi resortnya deka maunya yang bintang 5 sekalian, pesawatnya juga jadi agak susah buat nyari travel agent yang adain. tapi tripnya sih diatur sama travel agent." jelas alve.
"mau kemana sih emangnya penasaran mamah"
senyum alve mengembang "swiss"
"pasti kemauan kamu deh ini, mau kaya apa tuh yang drama yang kamu suka banget dulu?" tanya mamahnya.
"crash landing on you" jawabnya.
"tapi niatnya mau sekalian mampir ke jerman, belum pernah main kesana kan soalnya. mamah mau ikut gak?"
"hah? ikut kamu bulan madu? enggak lah sayang kamu tuh ada-ada aja" heran mamahnya dengan pertanyaan yang alve ajukan itu.
"bukan ke swiss nya mah, ke jerman. mamah mau ikut gak? sekalian main terus liburan nanti ajak ferla juga" ucapnya "oh ya nanti selama aku pergi, aku titip ferla disini ya mah. kasihan ninggalin sendirian di rumah" lanjutnya.
"emang kamu mau perginya kapan?"
"kalo visanya bisa approve minggu ini, dua minggu lagi."
"oke, nanti mamah omongin ke papah, udah lama juga gak main ke eropa. terakhir kan liburan sama kamu ke inggris dua tahun lalu ya?" tanya mamahnya mengingat bagaimana liburan terakhir mereka ke eropa dua tahun lalu. sekaligus merayakan ulang tahunnya di negara yang sangat disukai kembarannya itu.
^^
sambil menunggu Deka yang belum kunjung masuk ke kamar dan masih terlibat obrolan dengan ayahnya itu, ia memilih mencoba membuka apa isi paket dari saka. ia benar-benar penasaran dengan isinya. terlebih ia tak pernah melakukan kontak apapun setelah kepergian Saka ke luar negeri. komunikasi terakhirnya dengan saka adalah saat ia mengucapkan semoga sukses di hari keberangkatan saka waktu itu.
jujur ia tak memiliki perasaan apapun dengan saka, tapi ia ingat bahwa ia hampir mencoba membuka hatinya untuk orang lain dan orang itu adalah saka.
yang ia temukan di dalam kotak paket itu adalah berbagai macam pernah pernik khas universitas oxford. mulai dari topi, buku, bahkan sampai ke cangkir yang bergambarkan lambang oxford. sebuah pin dengan logo oxford itu menarik perhatiannya.
lalu pandangan alve jatuh pada sebuah surat yang terletak di paling dasar kotak paket itu. baru saja ia akan membukanya saat suara pintu terbuka terdengar, dan menampilkan deka yang menatapnya bingung. "kenapa duduk di bawah?" tanyanya melihat alve yang memang sedari tadi terduduk di lantai tepat di sebelah ranjang tidurnya.
"enggak kok, kamu ganti baju dulu gih. udah aku siapin di tempat biasa. aku mau ambil air dulu, lupa bawa air tadi" setelah deka menghilang di balik pintu, ia memilih merapikan kotak itu dan kembali memasukannya ketempat semula sedangkan surat yang belum sempat ia baca itu ia letakkan di laci nakas tepat di samping ranjangnya.
"papah masih ngomongin perusahaan?" tanya alve ketika deka sudah bergabung diatas ranjang dengannya. Deka mengangguk "papah mau ngenalin ke jajaran pengurus senin ini"
"senin? besok? gak kecepetan?"
"buat proses, sekalian mau bicarain soal rencana akuisisi saham itu. Aku niat awalnya mau ambil posisi komisaris aja. tapi gak bisa,papah kan pemegang saham terbesar disana, belum lagi di tambah saham yang di beli atas nama kamu. papah pengen aku jadi CEO juga disana tapi-"
"yakin? jadwal kamu sekarang aja udah padet banget" kata Alve memotong penjelasan deka yang belum selesai itu.
"makanya dengerin dulu sayang" kata deka gemas dengan istrinya itu.
"maaf" cicit alve.
"karena kaya gitu, setelah akuisisinya selesai. aku berniat buat gabungin perusahaan itu ke perusahaan aku atau dibuat grup. aku rencananya mau coba bahas sama dion juga tentang ini. nanti juga mau coba hubungin ayah"
"dion? bukannya dia udah gak kerja sama kamu?" tanya alve, kalau dion bilang ia menjual sahamnya dan berniat mengambil alih perusahaan milik ayah sambungnya itu pasti Dion sudah tak bekerja di perusahaan milk Deka lagi kan? pikir alve.
"Dion ada niat buat merger perusahaannya ke perusahaan aku, ayahnya udah setuju soal itu. awal niat aku perusahaan papah juga mau kaya gitu, tapi karena perusahaan papah kamu juga udah go public kita harus ada RUPS dulu buat keputusan akhirnya gimana."
"kamu pusing gak sih?" tanya alve tiba-tiba.
deka menatap istrinya itu dengan pandangan bertanya "pusing kenapa?"
"ya itu, ngobrolin perusahaan. saham lah, akuisisi lah, merger sana sini. belum jadwal kamu sebelum kita ambil cuti kan padet banget."
"itu udah passion aku, coba kalo aku tanya. kamu gak pusing emang liat darah? lihat anatomi manusia dari hasil X-tray, sama kondisi UGD kalau lagi ribut? pasti jawabannya enggak. karena itu kan kemauan kamu dan passion kamu kan?"
"iya juga sih" kata Alve sambil mengangguk-angguk.
"istri siapa sih ini gemesin banget"
^^
Apakah akan ada kemunculan orang ketiga di antara mereka kali ini?
Rajzhuan Deka Samudera
&
Alverina Zaiba Alzelvin
KAMU SEDANG MEMBACA
Full Cream || Manurios [Sequel Cold Creamy]
RomanceSEQUEL OF COLD CREAMY~ "sayang" "hm" "istriku" "hm" "kamu itu member baru grup sabyan atau gimana?" "menurut kamu?" "bukan" "kenapa?" "kamu kan member pasangan surga aku" kebanyakan minum susu full Cream ya gini. ON GOING‼️ Start [09,Juli 2020] Fini...