" 9 "

303 26 2
                                    

"Nah gini dong, turunnya pas udah rapih. Gak gangguin aku bikin sarapan, belum mandi, bau asem" ucap alve saat melihat deka turun dalam keadaan yang cukup rapih, hanya dasi yang belum terpasang.

Ia berlalu menaruh ikatan bunga mawar segar yang baru di petiknya dari halaman belakang.

"Bentar aku cuci tangan dulu sekalian bikinin kamu teh atau kopi?" Tanyanya saat melihat deka sudah mengulurkan dasi padanya.

"Susu"

"Coklat? Strawberry?" Tanyanya lagi.

"Full cream"

Menaruh gelas penuh susu itu di hadapan deka, menaruh potongan roti panggang madu di piring suaminya itu.

"Ferla kemana?" Tanya deka belum menemukan piring bekas adiknya sarapan atau bahkan wujudnya sekalipun.

"Tadi aku tanya , katanya kuliahnya siang. Jadi mungkin sarapannya sekalian brunch mungkin"

Setelah selesai dengan simpul dasi , alve berlalu menuju ruang tamu untuk mengganti bunga yang mulai layu. Membawa bunga layu itu untuk di buang.

"Kemana sarung tangannya?" Tanya deka ketika sadar bahwa telapak tangan istrinya itu memerah akibat duri dari bunga mawar.

Alve memamerkan deretan gigi rapihnya, mencoba agar keadaan pagi ini tetap kondusif.

"Ve?" Tanya Deka lagi karena tidak mendapatkan jawaban yang pasti dari istrinya itu. Bahkan deka sudah menyebut 'namanya' ia harus siaga satu.

"Ada, tapi aku lupa pake."

"Kalau kamu lupa terus tiap petiknya, mending jangan rawat mawar lagi ganti bunga yang lain aja."

Ia melebarkan matanya besar "mas, sayang banget dong. Di belakang udah banyak banget, masa mau di udahin gitu aja" protesnya.

"Ya daripada tangan kamu luka terus"

"Ini terakhir, gak bakal kaya gini lagi" bujuknya.

Deka menatap dirinya intens, "oke, kalau kejadian lagi. Aku gak mau ada tawar menawar lagi" tutup deka final.

"Iya sayang, gak lagi ini terakhir" katanya sambil meniup-niup telapak tangannya yang terasa perih itu.

Deka menarik tangannya lalu mengecup kedua telapak tangan itu lembut. Membuat Alve hanya terdiam di buatnya.

"Aku berangkat ya, kamu jadwal malem?" Tanya deka sembari bangkit dan memakai jas nya.

"Siang. Jangan lupa ini hari jumat"

"Oke, aku berangkat ya" pamit deka setelah mengecup dahinya lembut, dan juga mengusap pipinya.

^^^

Kepulangannya hari ini di sambut dengan parkiran rumahnya yang penuh dengan mobil terparkir. Bahkan mobilnya jelas harus terparkir tepat di depan gerbang yang terbuka, karena tidak cukup menampung mobil di dalam.

"Malam bu" sapa pak ujang, satpam rumahnya.

"Ada siapa mang, kok rame banget kayanya?" Tanyanya menatap rumahnya yang terlihat mirip showroom mobil.

"Ada temen-temennya bapak bu"

"Oh yaudah, saya titip kunci di mang ujang aja ya. Biar pas pulang bisa sekalian dirapihin ke dalam" setelah menitipkan kunci mobilnya pada satpam rumahnya, ia bergegas masuk ke dalam rumah dan menemukan 10 orang laki-laki termasuk suaminya itu duduk dengan santai di ruang TV yang memang biasanya dipakai untuk deka bermain game PS.

"Eh ibu negaranya udah pulang" Dion yang pertama kali menyadari kedatangannya, menyapanya yang membuat semua orang melihat ke arahnya begitu juga deka yang tadinya fokus pada handphonenya.

Full Cream || Manurios [Sequel Cold Creamy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang