Sepulangnya dari makan siang dan membeli bunga tentunya. Sekarang Alve sibuk sendiri di halaman belakang dengan ferla yang membantunya. Sementara Deka menghilang setelah membantunya membawa bunga-bunga ke taman belakang.
"Selesai" ucap ferla riang, dengan wajah yang kotor akibat tanah.
"Makasih ya fer"
"Selow mba, aku seneng kok main tanah hehe"
"Ada-ada aja. Yaudah sana bersih-bersih. Nanti jam 5 an kita berangkat ke rumah mamah." Katanya yang diangguki ferla.
"Belum juga?"
Ia mengarahkan pandangannya pada Deka yang sekarang bersandar di pintu penghubung rumah dan halaman belakang. Dari wajahnya alve bisa menebak bahwa suaminya itu baru saja bangun tidur.
Ow muka bantalnya itu loh, kaos tipis kusut dan celana pendek yang terangkat.
Ia menggeleng lalu mengangkat peralatan yang bekas dipakainya menunjukkan pada Deka bahwa ia akan menyimpannya terlebih dahulu.
Kemudian membawa dengan hati2, seikat bunga yang baru di petiknya. Tenang, durinya sudah ia bersihkan.
"Buat mamah?" Tanya deka duduk di kursi makan tempat Alve menyimpan bunga-bunga.
Ia mengangguk sambil memasukkan bunga-bunga ke dalam vas berisi air agar tetap segar.
"Mau minum?" Tawarnya pada Deka yang masih dengan muka bantalnya itu. Tapi bukannya mengangguk atau menggeleng, suaminya itu malah menarik lengannya menjadikannya sandaran.
Alve mengusak lembut rambut Deka yang belum kunjung di rapihkan. "Kamu gak jadi-jadi mau rapihin rambut, emang gak ganggu di kantor? Ini udah hampir bisa di iket tau"
Deka menggeleng, "gak di iket juga, nanti aja deh. Kamu juga belum ada waktu buat nemenin aku rapihin"
Tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepalanya "gimana kalo aku aja yang cukur?"
Deka kembali menggeleng, tangannya beralih menutup kepalanya.
"Rapihin bunga aja aku bisa, rambut kamu apalagi" tawarnya yang masih di jawab gelengan oleh suaminya itu.
"Yaudah, kamu mandi gih. Udah mau ashar, nanti siap-siap ke rumah mamah kan"
"Aku masih ngantuk"
Kali ini ia yang menggeleng lalu menarik bangun Deka dari duduknya. "Gak mungkin banget, kamu tuh kalo masih ngantuk pasti gak bakal turun ke bawah. Ayo buru bangun"
Deka dengan terpaksa bangun dari duduknya mengalungkan lengannya pada alve di depannya. Menumpukan dagunya di atas kepala alve.
"Berat atuhh" logat sunda alve terdengar, berjalan menaiki tangga dengan hati-hati karena bobot berat di belakangnya.
"Oh ya tadi pagi dion bilang dia jual separuh sahamnya. Emang iya?" Tanyanya, ia tiba-tiba teringat dengan percakapannya dengan Dion pagi tadi.
"Terus katanya yang beli kamu juga akhirnya, bener? Kok kamu gak cerita sama aku?" Lanjutnya sebelum deka sempat menjawab pertanyaan sebelumnya.
Deka mengangguk "belum sempet cerita juga sama kamu. Sahamnya juga atas nama kamu"
Langkahnya terhenti di depan pintu kamar, benar-benar di depan pintu kamar. Bahkan pergerakan tangannya pada kenop pintu terhenti.
"Kenapa?" Tanya deka bingung karena langkah alve berhenti.
"Wait, nama aku? Kenapa?" Tanyanya setelah sukses memutar tubuhnya.
Deka menaikkan sebelah alisnya "apanya yang kenapa?"
"Ya kenapa atas nama aku? Kan kamu yang beli. Aku gak berniat ikut masuk ke perusahaan kamu mas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Full Cream || Manurios [Sequel Cold Creamy]
RomanceSEQUEL OF COLD CREAMY~ "sayang" "hm" "istriku" "hm" "kamu itu member baru grup sabyan atau gimana?" "menurut kamu?" "bukan" "kenapa?" "kamu kan member pasangan surga aku" kebanyakan minum susu full Cream ya gini. ON GOING‼️ Start [09,Juli 2020] Fini...