19 [Baby Lily] END

2.6K 160 36
                                    

Hari demi hari, bulan demi bulan. Kini kandungan Eby sudah bulan ke-9. Dengan susah payah Eby beranjak dari kasurnya. Langkah demi langkah kaki nya memasuki kamar mandi. Eby berdiri didepan kaca sambil tersenyum.

"Hai Dek, bentar lagi kamu mau keluar. Kata dokter tia perkiraan kamu keluarnya Minggu depan. Bunda udah nggak sabar nunggu kamu!" Ucap Eby dengan senyum yang merekah.

Eby mencuci mukanya agar lebih segar, setelah itu Eby mengeringkan wajahnya menggunakan tisu yang ada disamping wastafel.

Eby melangkah keluar dari kamar mandi dengan pelan-pelan, Eby menutup kembali pintu kamar mandi dan mencari keberadaan suaminya yang tidak ada didalam kamar.

"Udah bangun? Gimana tidur siangnya?" Tanya Evan tiba-tiba datang dari arah pintu.

Eby menoleh dan tersenyum, "Enak!" Sahut Eby.

"Pinggangnya masih sakit nggak?" Tanya Evan pasalnya malam tadi Eby terbangun ditengah malam mengadu pada nya kalau pinggangnya sakit. Evan kira mau lahiran tapi ternyata ia salah, Eby hanya mengalami nyeri.

"Udah nggak lagi kok,"

Evan mendekati Eby lalu menuntun Eby agar duduk di sofa yang tersedia dikamar mereka.

"Sehat-sehat ya sayang!" Ucap Evan pada Eby.

Eby mengangguk lalu mengambil tangan Evan dan meletakkan nya didepan permukaan perut nya yang sudah membesar.

"Dede nya nendang!" Ucap Eby membuat senyum Evan terukir.

Evan mengusap perut Eby dengan lembut, dengan senyum yang lebar Evan menatap perut Eby yang bergerak.

Tangan Evan berhenti bergerak saat mendengar suara rintihan yang keluar dari mulut Eby. Evan menatap wajah Eby seperti orang yang menahan rasa sakit.

"Sayang kenapa? Pinggangnya nyeri lagi?" Tanya Evan dengan khawatir.

Eby tidak mampu menjawab, ia menggigit bibir bawahnya. Evan bertambah khawatir saat melihat keringat yang keluar dari pelipis Eby.

Tak ada pilihan lain lagi, Evan bergegas mengambil keperluan Eby yang sudah dimasukkan kedalam tas. Evan mengambil kunci mobilnya dan langsung mengangkat Eby ala bridal style keluar dari rumah.

Sampai didepan mobil nya jordi menyuruh Eby membuka pintu mobil tersebut, dengan susah payah Eby membukanya. Setelah pintu itu terbuka Evan langsung mendudukkan Eby dikursi. Evan berlari memutari mobil depan nya dan langsung masuk kedalam.

"Sayang tahan sebentar," ucap Evan bertambah khawatir saat melihat perubahan wajah Eby yang menjadi pucat.

****

Dari ujung sana Evan dapat melihat kedua orang tuanya sedang berjalan tergesa gesa.

"Evan, gimana keadaan Eby?" Tanya Rani yang tak lain adalah ibu kandung nya, pada anak nya

"Eby masih diperiksa" jawab Evan dengan perasaan gelisah.

Semua mata langsung tertuju pada suara pintu ruangan UGD yang dibuka dan keluarlah tia dari dalam sana.

Tia membuka masker nya lalu menatap Evan, "Cepat masuk kedalam, sebentar lagi Eby akan melahirkan!" Ucap tia mampu membuat semuanya merasa takut.

Evan masuk kedalam dan melihat pelipis Eby yang sudah dibanjiri dengan keringat, sebelum Evan mendekati Eby ia memakai baju yang disuruh tia terlebih dahulu.

"Sakit!" Rintih Eby

Evan menggenggam tangan Eby, lalu berbisik. "Kamu bisa! Jangan khawatir aku disini, disamping kamu" ucap Evan tepat disamping telinga Evan.

"Oke Eby, tarik nafas, buang, tarik lagi buang lagi" instruksi tia pada Eby.

Eby menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya secara perlahan dan "akh, sakit"

"Coba lagi Eby!"

"Akh.....huh.....akh"

"Kamu bisa sayang!" Ucap Evan didalam hati nya ia tak henti berdoa meminta keselamatan untuk Eby dan anak nya.

"Akh....huh....huh.....akh....huh....akh.."

"Sedikit lagi Eby, kepalanya udah mulai kelihatan" ucap tia.

"Akh.....huh......akh.....huh....akhhhhh"

oek

Oek

oek

"Alhamdulillah, suster tolong bersihkan bayi nya!" Ucap tia pada suster.

Eby mengatur nafasnya, badannya lemas. Keringat membasahi badannya.

Evan menyapu keringat Eby menggunakan tangannya, "Terimakasih, kamu hebat bisa bertahan demi melahirkan anak kita!" Ujar Evan menitikkan air mata nya.

Eby tersenyum tipis lalu mengangguk.

Tia menghampiri Evan dengan membawa seorang bayi kecil ditangannya, "Selamat Evan, anak pertama kalian, perempuan." Ujar tia tersenyum.

Evan mengambil alih anak nya kedalam gendongan nya, Evan tersenyum lalu mencium pipi gembul anak pertamanya.

"Lily, namanya ARLYSENA ARGANTARA" Ucap Evan sambil melirik ke arah istrinya untuk meminta persetujuan Eby untuk nama putra mereka berdua

Eby tersenyum lalu mengangguk, "Lily" ucap Eby.






.......

- END -

Makasih buat dukungan nya semua, Yeay sekarang ceritanya udah end... Ada yang mau di sampaikan?

Makasih buat komen, komen nya. Vote nya juga dukungan kalian,, lopuuu

Elsya Ananta

DOSENKU SUAMI Qu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang