Hari ini hari ke tiga Ervan menjalani tantangannya. Kini kelima pria yang tak lain Ervan, Janu, Zidan dan Raka sedang memanjat pagar belakang sekolah dikarenakan mereka telat.
Bugh..
Raka berhasil memanjat dengan mudah dan Raka telah meninggalkan teman-temanya sebelum ketahuan Bu tut.
"Ehh anjir van cepetan dikit dong elah lama bener lo" ucap Zidan dengan misuh-misuh.
Bugh..
Dan Ervan sudah berada dalam sekolah dan menunggu temannya.
"Ehh nu gue dulu nu" rusuh Zidan sambil mulai memanjat tapi dengan sigap janu menghentikannya.
"Enak aja lo, gue dulu awas!" Sewot Janu dan manarik kerah zidan dan memundurkannya kebelakang.
"Yang muda harus ngalah sama yang tua kalo gak lo kena azab, terus nanti matinya gak napas"
"Ehh tau ga nu, kemarin ada yang bilang gitu eh terus besoknya diculik tante-tante"
"Anjing mulut lo!" Sentak Zidan.
Tanpa mereka sadari Gugun sudah berada diatas pagar tembok tersebut, dia sedang kebingungan bagaimana turunnya.
"Emak Ini gimana ini turunnya! Emak tolongin gugun huwaaaa..." teriak Gugun karna tidak bisa turun.
Janu dan zidan menghentikan perdebatannya dan melihat keatas sudah ada gugun berjongkok diatas pagar tembok.
"Gun buru cepetan turun, lama bener tinggal loncat doang" ucap Ervan mulai kesal.
"Tinggi anjir ini gimana cara lompatnya, nanti kalo kaki gue patah gimana, terus gue gak bisa jalan, terus nanti bebep Acha gak mau lagi ama gue. Huwaaa emak tolongin anakmu ini" teriak Gugun histeris dan,
Bugh..
Ervan melempar sebelah sepatunya kearah Gugun.
"Ih mas Ervan jaat, mas tolongin aku dong ini gimana cara turunya"
Dengan jail zidan mengambil ranting pohon dan menggelitiki kaki Gugun, agar bisa langsung loncat.
"Eh.. ehh Zidan bangke berenti ga lo, geli anjir" teriak Gugun sambil menendang-nendang ranting tersebut.
Janu pun tak mau kalah dia juga mengambil ranting pohon dan menggelitiki kaki Gugun.
"Raka!! Aaa mass raka tolongin dede gungun mass aaaaa!!.." Teriak Gugun, Janu dan Zidan, semakin menjadi mereka terus menggeliti kaki gugun.
"Ko kuping gue panas yah?"-batin Raka.
Dan bughh..
Gugun terjatuh diatas Ervan
Janu dan zidan segera memanjat temboknya dan betapa kagetnya mereka melihat Ervan tertindih Gugun. Untung tidak ada siapa-siapa, kalo ada siswa lain pasti mereka mengira yang tidak-tidak."Aduh punggung gue sakit Gugun anjing!" maki Ervan dan segera mendorong tubuh Gugun.
"Gara-gara lo berdua sih untung gue jatuh diatas si Ervan, coba kalo gada Ervan bisa-bisa gue geger otak, gimana nanti kalo gue makin bego"
"Lo ga geger otak juga udah bego" sahut Janu.
"Nu butuh miror ga? Nih Gungun bawa miror" gugun merogoh sakunya dan mangambil sebuah kaca kecil lalu menyodorkannya kejanu.
"Ga makasih" jawab Janu singkat.
"Eh lo ber dua ribut lagi, gue nikahin lo bedua" ancam Ervan.
"Buru, buru ketauan bu tut bahaya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ervan [END]
Teen FictionErvan si murid pindahan, yang harus berpura-pura cupu karena sebuah permainan Truth or Dare. Tapi siapa sangka dalam permainan itu dia menemukan sesosok perempuan, yang membuatnya jatuh cinta pada perempuan tersebut. Perempuan itu adalah Acha, Acha...