Ervan dan beberapa teman sekelasnya kini sedang duduk santai di lantai kelas sambil mengobrol random.
Lain dengan Gugun cowo itu sedari tadi hanya diam dan tak minat berbicara dengan kepala yang di sandarkan di dinding tembok, di pojokan dia terlihat seperti sedang nahan boker.
"Lo kenapa sih gun, Kurang jajan?" Tanya janu. Gugun menggeleng kan kepalanya dan tetap diam dipojokan.
"Kenapa gun?" Kini Ervan yang bertanya
Gugun mendongakkan kepalanya dan menatap Ervan dengan sayu, lalu kembali menunduk."Ikan cupang gue mat-iii..."
"Alhamdulillah"
"Hikss.."
"Udah gak usah sedih, tinggal beli lagi nanti tuh minta ke si Ervan buat beliin" sahut janu dan langsung mendapat tatapan sinis dati Ervan.
"Rakaaa pengen ayam warna-warni ish!" Rengek Gugun sambil menarik-narik lengan baju Raka, yang membuat Raka kesal setengah mati.
"Gun lo pengen ayam warna-warni?" Tanya seorang bernama Arlan teman sekelas mereka. Gugun hanya mangut-mangut saja.
"Noh bapak gue jual ayam warna-warni" lanjutnya, yang membuat gugun berbinar.
"Aaaa... Mau Gugun mau lima, nanti Raka yang bayarin! Iyakan rak?"
"Hm" jawab Raka, lebih baik dia iyakan saja dari pada nanti dia merengek tidak jelas.
••••••
"Hai neng Aya, kiw diem-diem bae" goda Janu seperti om-om pedo.
"Bacot lo!"
"Lo pada ngapain sih pada ke kesini gak ada kerjaan banget" tanya Aya kesal, Ervan dkk entah apa yang mereka lakukan tiba-tiba datang ke kelas Acha dengan santainya.
"Ehh Acha,, makin cakep aja" goda Zidan, dan langsung mendapat tamparan maut dari Ervan.
Sedangkan Gugun cowo itu sedang berduaan di pojok belakang, sambil makan bekal yang karin bawa.
"Bang... Bangg.. mabar kuyy" teriak Amir menggelegar di kelas itu.
"Halah so-soan ngajak kita mabar, lawan mang Asep aja kalah" ledek Janu.
"Hilih si-siin ngijik kiti mibir liwin ming isip iji kilih halahh BACOT!"
"Ngomong ape lu? Sini lu maju" Janu mendekat kearah Amir sambil menggulung lengan bajunya. Janu niatnya hanya bercanda saja, tapi Amir sudah meringis melihat otot-otot janu.
"Ampun bang, jangan pukul muka gue yg tampan ini"
"Tampan ndas mu"
"Nanti kalo muka gue bonyok, terus nanti gak ada yang mau lagi sama gue, kan gak lucu"
"Emang ada yang mau ama lo?" Tanya janu.
"Ada, walau Virtual" jawab Amir dengan bangganya.
"Virtual aja bangga! Udah virtual beda perasaan pula"
"Udah virtual beda keyakinan lagi" sahut Aldo.
Acha memutar bola matanya malas melihat keributan di kelasnya karena kedatangan Ervan dkk.
Acha sedang duduk di kursinya dan disampingnya sudah ada Ervan, Ervan melipat tangannya diatas meja lalu ia menumpu kepala ditangannya, matanya terus memandangi wajah cantik milik Acha.
Acha yang merasa risih terus diperhatikan seperti itu oleh Ervan hanya bisa mendengus kesal.
"Lo ngapain sih van liatin gue gitu?" Tanya Acha sambil melirik Ervan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ervan [END]
أدب المراهقينErvan si murid pindahan, yang harus berpura-pura cupu karena sebuah permainan Truth or Dare. Tapi siapa sangka dalam permainan itu dia menemukan sesosok perempuan, yang membuatnya jatuh cinta pada perempuan tersebut. Perempuan itu adalah Acha, Acha...