••🍬••
[ HAI PREN! ꈍᴗꈍ ]
••
⚠️TANDAI JIKA ADA TYPO
••
HAPPY READING
🧃🧃🧃
Bel berbunyi, dan semua siswa mulai berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing. Begitu pula dengan Ervan, cowok itu bernafas lega karena ulangan sudah selesai hari ini, tinggal menunggu hasilnya saja. Cowok berperawakan tinggi itu keluar dari kelasnya diikuti oleh keempat temannya. Namun, Ervan melangkahkan kakinya kelain arah, dan menyuruh teman-temannya untuk pulang duluan saja.
Dengan senyumnya Ervan menghentikan langkahnya dikelas Acha. Siang ini dia akan mengajak Acha untuk pulang bersama. Tak lama dari itu seorang gadis dengan rambut yang diikat kuda keluar bersama kedua temannya.
"Ekhem... Yaudah ca, gue ama Karin pamit ya. Kan lo udah dijemput tuh sama Aa Ervan." Aya menarik tangan Karin dan meninggalkan Acha yang menatap kepergiannya dengan kesal.
"Ayo." Ajak Ervan sambil menarik pergelangan tangan Acha.
"Kemana?" Tanya Acha heran.
"Ke pelaminan!" Balas Ervan membuat Acha membelakkan matanya.
"Jangan ngadi-ngadi deh."
"Becanda sayang!"
"Sayang-sayang palo lo peyang!"
Langkah keduanya berhenti diparkiran, Ervan mengambil helm miliknya dan memakainya, sedangkan helm satunya dia pakaikan kepada Acha. Ervan mulai meng-gas motor Vespanya meninggalkan parkiran dengan Acha yang berada di boncengannya.
Siang ini jalanan cukup ramai membuat Ervan harus memelankan laju kendaraannya. "Ca lo laper enggak?"
"Lumayan." Jawab Acha sedikit keras.
"Gimana kalo kita makan dulu. Lo mau makan apa?"
"Gue pengen pecel lele yang ada didepan sana."
"Oke."
Ervan menghentikan motornya saat lampu jalan berubah menjadi merah. Dia melirik spion motornya untuk melihat Acha yang berada di belakangnya, cowok itu tersenyum simpul melihat ekspresi wajah Acha yang begitu manis, dengan pipi berisi ditambah memakai helm, wajah gadis itu tampak bulat seperti bakpao.
Dia kembali meng-gas motornya saat lampu berubah menjadi hijau. Perlu waktu sepuluh menit untuk sampai di tempat pecel lele yang Acha maksud. Sampai akhirnya Ervan menghentikan motornya disebuah warung pecel lele yang berada dipinggir jalan, tempat ini lumayan ramai karena sekarang adalah jam makan siang.
Acha turun dan membuka helmnya begitu juga dengan Ervan.
"Ayo masuk." Ajak Ervan membuat Acha mengangguk.
Kedua manusia itu duduk berhadapan disalah satu kursi kayu yang berada di warung tersebut, sambil menunggu pesanannya datang Acha lebih memilih memainkan ponsel miliknya, sedangkan Ervan cowok itu sedang asik mengaduk-aduk es teh miliknya dengan sedotan.
Mata Ervan menyorot dengan tajam saat seorang cowok sepantarannya diam-diam memperhatikan Acha. Cowok itu duduk tak jauh membuat Ervan sedikit kesal dengan cowok tersebut. Tidak lama dari itu cowok tadi pergi dari warung tersebut membuat Ervan sedikit lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ervan [END]
Подростковая литератураErvan si murid pindahan, yang harus berpura-pura cupu karena sebuah permainan Truth or Dare. Tapi siapa sangka dalam permainan itu dia menemukan sesosok perempuan, yang membuatnya jatuh cinta pada perempuan tersebut. Perempuan itu adalah Acha, Acha...