13• AYAM WARNA-WARNI

607 75 2
                                    


Ervan dan teman-temanya menatap jengah Gugun yang sedari tadi jingkrak-jingkrak seperti ibu-ibu menang arisan. Gugun sedang menanti Arlan teman sekelasnya yang akan membawakan Ayam warna-warni.

Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang Arlan dengan santainya masuk kedalam kelas. Arlan membawa sebuah tempat wadah yang diperkirakan itu isinya Ayam.

Gugun yang melihat kehadiran Arlan langsung berlari menghampiri Arlan.

"Mana lan ayam Gugun?" Gugun grasak-grusuk dan menarik-narik Arlan yang sedang menyimpan tas di kursinya

"Sabar napa gun" Arlan berjalan kebelakang yabg dimana itu ada Ervan dkk.

"Noh Ayam nya" ucap Arlan sambil meletakan wadah ukuran kecil diatas meja milik Ervan.

"Wihh ayam gessss!" Ucap Gugun dengan girang.

"Ihh ko ada sepuluh Gugunkan pengennya lima" Gugun melihat anak-anak ayam itu dengan berbinar.

"Ya gue bawa sepuluh kali aja lo pada mau beli" jawab Arlan sambil menatap mereka Yang ada disana satu persatu.

"Emang satunya berapa?" Tanya zidan sambil melihat-lihat ayamnya

"Satu 20 rebu" jawab Arlan santai, yang membuat sekumpulan cowo itu menatap Arlan dengan kaget.

"Ngaco lo ayam pitik gini harganya 20 rebu paling juga goceng!" Ucap Ervan dan diangguki oleh yang lainya.

"Ya udah lo sono beli di tempat lain pokonya di gue harganya dua puluh rebu!" Tegas Arlan sambil menunjuk Ayam-Ayam dalam kandang kecil."itu udah harga kawan"

"Kawan bapak lo! Itu tuh harga mencekik kawan" Zidan menggeplak pala Arlan dengan gulungan buku.

"Ih udah sih ngapain pada debat orang gue juga yang mau beli" Gugun merasa kesal dengan perdebatan temanya.

"Iya kan rak?" Gugun melihat Raka dengan puppy eayes nya yang membuat siapa saja ingin menghantam wajah so cute gugun.

"Najis, anjing! muka lo gak usah di imut-imutin!" Janu bergidik geli melihat Gugun.

"Rak jadi kan beliin Ayam nya!" Ucap Gugun dengan nada tinggi pasalnya Raka hanya berdiam malas.

Raka menghela nafasnya kasar. "Iya gun! Iya gue yang bayarin"

"Seneng lo cil!" Sahut Janu dengan terkekeh pelan melihat tingkah aneh Gugun.

"Seneng lah, orang dibayarin" jawab Gugun sambil menepuk-nepuk bahu Raka, dan langsung ditepis oleh Raka.

"Emang buat apaan sih lo gun beli ayam gituan? Mau lo ternak?" Tanya zidan heran.

"Buat dijadiin tumbal puas lo!"

"Heleh, palingan juga besok langsung mati tu ayam" Ucap janu yang membuat Gugun menatapnya dengan sinis

"Mati tinggal beli lagi, iyakan rak?" Gugun kembali menarik-narik Raka dengan memohon tapi Raka tetap diam. Pasalnya dia terlanjur pusing dengan Gugun mau gimana pun mau di kasih makan apapun, Ayam warna-warni nya tidak akan bertahan lama.

"Eh gue mau satu Ayamnya" Ervan tiba-tiba mengambil alih kandang Ayam berukuran kecil tadi lalu dia mengambil salah satu ayam yang berwarna pink. "Ini harganya lima rebu kan?"

"Karena ini khusus buat Ervan jadi harganya lima puluh rebu. Baik kan gue mah yaiyalah Arlan gitu"

"Anjeng! Ayam beneran aja harganya gak sampe lima puluh rebu bangsat!"

"Yaudah kalo gak mau sini balikin a
Ayam gue" Arlan hendak mengambil Ayam pitik yang Ervan pegang, tapi dengan cepat Ervan merogoh sakunya dan mengeluarkan dompet coklatnya dia mengambil selembar uang berwarna biru, Ervan menyodorkan uang tersebut ke Arlan. Arlan dengan tidak santainya menyomot uang tersebut. Ternyata seru juga morotin sultan.

Ervan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang