Hujan deras mengguyur kerajaan Daun. Rintikan air hujan bersamaan dengan malam yang gelap membuat perasaan Hangga kian meredup. Kalut, kecewa, khawatir itu yang kini ia rasakan.
Satu Minggu sudah ia lewati hari-hari nya tanpa dia, seseorang yang selalu ia panggil 'kakak perempuan' tak ia sangka ketidakhadiran Aria dapat membuatnya kehilangan konsentrasi.
Dulu sebelum Aria datang dan memasuki kehidupan mereka, Hangga selalu disibukkan dengan latihan dan belajar. Walaupun ia bukan Putra Mahkota, ia diwajibkan untuk berlatih dan belajar.
Keseharian Hangga sebelum Aria datang, ia selalu kesepian dikarenakan Raja, Ratu dan kakaknya disibukan oleh masing-masing urusan mereka.
Sehingga ia selalu membolos dan menyelinap kelur dari istana. Hingga Aria datang, membuat hidupnya kembali berwarna.
Senyum yang selalu luntur mulai merekah, raut datar yang selalu ia tunjukkan berubah menjadi berseri-seri dan itu dikarenakan Aria- kakak perempuan nya.
Hangga sungguh merindukan sosok kakak perempuan nya. Ia rindu dengan tawa kecilnya, ia rindu masakannya, ia rindu segala hal tentang kakak perempuan nya.
Kecewa, ia sungguh kecewa dengan Rys. Sosok yang selalu ia hormati dan hargai telah membuat amat sangat kecewa. Hangga tau bahwa Rys memang memiliki sifat yang angkuh dan arogan.
Tapi ia tak menyangka bahwa Rys dengan entengnya mengusir dan memperlakukanku Aria dengan buruk.
Awalnya, Hangga mengira kakaknya akan menerima Aria setelah beberapa bulan ini. Dan ia berpikir kakaknya memang membutuhkan waktu, jadi ia memaklumi kakaknya itu.
Tapi kenyataan, ekspetasi tak sesuai realita, kakaknya malah melakukan hal yang brengsek.
Hangga menghela nafas panjang, ia tatap Aria yang masih betah menutup mata nya. Kemudian dengan perlahan, ia bangkit dan berjalan menuju balkon kamar Aria.
Hangga menyenderkan punggungnya di pintu menuju balkon, dengan perasaan yang tak menentu ia menatap bulan yang mulai ditutupi oleh awan yang mendung. Tangannya terulur menengadah air hujan.
Sungguh ia tak menyukai sikap nya kali ini, Namun apa boleh buat? Pikiran serta perasaannya sedang tak menentu. Hangga mengalihkan pandangannya, ia menatap Hanz- kakak pertamanya yang memasuki kamar Aria.
Hangga mulai mendekati Hanz yang sudah duduk dengan santai di sopa. Ngomong-ngomong, ia belum menanyakan kabar Hanz setelah beberapa bulan baru kembali.
Hangga mendudukan diri disebrang Hanz,"bagaimana kabar kakak?"tanya Hangga.
Hanz yang sedang menyesap teh hangat nya, sedikit melirik Hangga. Teh hangat di saat hujan begini memang tiada tara nya.
"Kabar ku Baik. Bagaimana kabar mu?"tanya Hanz, sembari meletakan tehnya.
Hangga menyenderkan tubuhnya, tak lama ia menghela nafas berat.
"Seperti yang kakak lihat."jawab nya sedikit lirih.Hanz mengangguk-anggukkan kepalanya, "kabarmu pasti kurang baik."tebak nya.
Kemudian ia mengalihkan pandangannya,"Apa karena dia?"tanya Hanz menatap Aria yang masih terbaring lemah.
"Begitulah."jawab Hangga.
"Ngomong-ngomong, tugas kakak sudah selesai?"tanya Hangga mengalihkan pembicaraan.
Hanz tersenyum kecil, ia tau adik bungsunya sedang mengalihkan pembicaraan.
"Mm, sudah selesai.""Berapa lama kakak disini?"
Hanz menaikan sebelah alisnya,"Memangnya kenapa? Apa kau tak suka aku disini?"
Hangga memberikan cengiran canggung,"Aku tidak bermaksud begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Lost Queen
FantasyItik jelek itu menjelma menjadi angsa putih yang cantik. *** Aria tanpa marga. Putri dari Marquess yang diam-diam melarikan diri karena siksaan yang diberikan oleh keluarganya. Tapi Tuhan menolong nya. Ketika Aria kabur, dia bertemu dengan Raja Izz...