👑Selamat membaca👑
Ketiga kakak-beradik itu hanya terdiam menatap Eisha dan tabib yang sedang mengganti perban di kepala Eisha.
"Akan baik-baik saja bukan?" Tanya Hanz pada tabib.
Tabib itu menoleh dan sedikit mengangguk ragu, "Sepertinya begitu Yang Mulia, selama dia beristirahat dengan cukup." Jawab tabib.
Hanz pun mengangguk, lalu dia menatap kedua adiknya. "Ayo pergi, biarkan dia beristirahat." Ajak Hanz.
Hangga dan Rys pun mengangguk lalu mengikuti Hanz dari belakang.
Hanz sedikit menundukan kepala nya ketika melihat tubuh mungil Aria di balik pintu. Rys pun melirik Aria namun tak lama dia membuang mukanya karena masih malu dengan tingkah laku nya waktu itu.
Hangga yang berjalan paling terakhir pun seketika merasa bersalah karena lupa akan keberadaan Aria. Dia pun buru-buru meraih bahu Aria.
"Astaga kakak perempuan, maafkan aku." Ujar Hangga merasa bersalah.
Aria pun tersenyum sembari mengibaskan tangannya, "Umm, tidak apa Pangeran."
"Kakak perempuan tidak ingin melihat si penyelamat kak Rys?" Tanya Hangga.
Aria menggeleng. sejujurnya ia tak ingin ikut campur hal yang berhubungan dengan Pangeran Aghani.
Hangga yang mengerti langsung berkata, "Kau tidak perlu sungkan kak, lagi pula, dia juga seorang wanita." Ujar Hangga mencoba meyakinkan.
Rys yang masih di dekat Hangga menoleh sebentar lalu melenggang pergi mengikuti Hanz.
"Benarkah seorang wanita?" Tanya Aria sedikit terkejut. Aria terkejut karena si penyelamat Pangeran Arghani adalah seorang wanita. Dia berpikir, apakah wanita itu tidak takut?
"Ayo silahkan, masuklah." Hangga sudah mendorong pintu kamar itu.
Dengan ragu dia melangkah masuk.
"Kalau begitu aku duluan, aku punya jadwal. Dah kakak."
Aria menatap Punggung Hangga yang hampir menghilang. Dengan ragu dia pun masuk, dari pintu, dapat Aria lihat wanita itu sedang berbaring sembari memunggungi Aria.
Aria mengalihkan pandangannya, dan menatap sebuah vas bunga di sampingnya. Dia pun dengan polos mengambil satu tangkai bunga, tidak mungkin kan dia menjenguk seseorang tanpa membawa apa-apa.
Kini Aria sudah berdiri tepat di belakang wanita tersebut. Dia sedikit menyerengit ketika mendengar gerutuan dari wanita yang terbaring di hadapannya.
Aria berdehem pelan, "Hallo." Sapa nya.
Merasa ada pergerakan, Aria buru-buru menundukkan kepalanya malu.
"Ya? Apa!" Suara ketus terdengar.
Aria menyerengit dalam tundukkan nya. Suara nya tampak tidak asing ditelinga nya.
"Oh... Pelayan. Bagus lah, hei bawakan aku pakaian yang bagus. Oh astaga, lihat gaun ku, sangat jelek." Ucap wanita itu tanpa berbalik dan masih dengan posisi yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Lost Queen
FantasyItik jelek itu menjelma menjadi angsa putih yang cantik. *** Aria tanpa marga. Putri dari Marquess yang diam-diam melarikan diri karena siksaan yang diberikan oleh keluarganya. Tapi Tuhan menolong nya. Ketika Aria kabur, dia bertemu dengan Raja Izz...