Bagian 7

462 47 2
                                    

Semua aktitas terlaksana. Bekerja keras mencapai tujuan, dan tentu jerih payah terbalaskan. Para member Bts mengadakan kesuksesan dalam album baru mereka.

Tak disangka menjadi paling atas dalam pencarian musik. Bahkan musik video tak henti-henti mengganti angka melonjak tinggi seperkian menit.

Army memang sangat menyayangi sang idola tanpa ampun.

Semuanya bergembira diatas kesuksesan mereka kali ini.

Lagu baru berkolaborasi dengan salah satu artis luar negeri menjadi pusat seluruh negara. Mengingat popularitas mereka terus digadang-gadangkan sebelumnya. Mereka mencapainya setinggi langit.

Bangtan sungguh sangat terima kasih.

Army merupakan harta yang paling berharga, tertanam apik dalam hati. Tak pernah lupa menyebutkan Army disetiap penghargaan. Sungguh beruntung mereka sangat disayangi sebesar ini. Piala terus jatuh ditangan.

Melupakan perasaan asing dua diantara tujuh pemuda dengan karisma berbeda-beda.

Masa promosipun sudah selesai masanya. Sesekali mendatangi interview yang mengundang mereka.

Hingga dimana mereka diberi waktu rehat selama seminggu lamanya. Bangtan tentu bersorak girang. Rencana liburan sudah tercatat dikepala masing-masing.

Satu persatu bepergian. Menjejak kaki kealam bebas. Tak ada kegiatan, berprofesi layaknya pengangguran walaupun seminggu.

Meninggalkan tiga pemuda didalam dorm milik Bangtan.

Park Jimin

Kim Taehyung.

Jeon Jungkook. Maknae line masih bermalas-malasan dikamar.

Jimin menguap malas, kakinya melangkah keluar dari kamar menuju dapur. Tenggorokannya kering, butuh sesuatu untuk membasahinya. Mata sipitnya berpendar sembari meneguk air mineral dingin.

Ada Taehyung di depan televisi. Sendiri.

"tidak keluar Tae?" ujarnya bersamaan duduk disamping sang sahabat seperjuangan.

"aku awalnya ingin ke daegu, ikut dengan Yoongi Hyung. Tapi eomma yang mau kesini. Jadi ya sudah, aku akan mengajaknya jalan-jalan di sini saja...bersama anakku. Astaga, aku merindukanya!!" Taehyung tertawa kecil ketika sesak rindu menghampiri dada.

"apa kau hanya merindukan anakmu dari pada ibu sendiri? Durhaka sekali."

Taehyung tak menggubrisnya. Matanya kembali jatuh pada drama kolosal kesukaannya yang sudah tayang. Beberapa Jam lagi, sang ibu akan kemari. Taehyung jelas rindu setengah mati pada wanita kesayangannya itu. Terkutuklah dia jika tidak terbesit rindu sama sekali. Itu yang namanya anak tidak tahu diri. Taehyung bukan pemuda seperti itu.

"Jungkook masih dikamar?" Taehyung mengangguk saja.

"apa dia akan tetap didorm selama seminggu belakangan?"

"entah, aku tidak tahu acara liburan Kookie seperti apa."

Jimin terdiam matanya pun tak lepas dari drama didepannya. Lalu kembali berseru. "aku akan pergi keluar negeri. Mau mengajak orang tuaku berlibur bersama. Apa ibumu menginap di sini?"

"tidak, aku akan mengajak eomma ke apartemenku yang baru."

"lalu Jungkookie akan sendirian di sini? Apa adik kita baik-baik saja ditinggal?"

"dia sudah dewasa, bukan anak kecil lagi."

"tapi tetap saja itu membuatku cemas. Kenapa dia tidak pulang kebusan?" Dan Taehyung hanya mengendikan bahunya tak tahu.

Catching Feelings (VKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang