Bagian 10

482 49 1
                                    

Akhirnya suasana kecanggungan sudah biasa pemuda Jeon rasakan. Meneguk ludahnya kasar, berekspresi senormal mungkin. Ia abaikan Taehyung yang masih duduk didepannya.

Tangannya meremat kuat botol airnya sembari diteguk tergesah, mengambil nafasnya dengan baik agar tak ada kesalahan dipernafasannya.

Lama mereka berdiam tak kunjung bersuara. Jungkookpun sudah terlanjur lelah. Rehat sejenak, biarkan saja kecanggungan meliputi keduanya. Taehyung memang perusak suasana.

"omong-omong, kenapa hyung menyusulku kemari?" ujar Jungkook, suaranya serak. Menatap Taehyung dengan kedua mata bulatnya.

"menjemputmu."

"Bagaimana acara Dinner dengan eommo-nim?"

"batal, ada beberapa hal yang diurus eomma. Padahal aku sudah siap memesan tempat, tapi tak lama ada yang menghubungi eomma."

"jangan bilang kau mau mengajakku?"

"memang itu tujuanku kemari, Jeon. Sudah terlanjur diboking. Mau buang-buang uang? Bukan tipe ku sekali." dengus Taehyung, melempar handuk kecil dipangkuan Pemuda manis didepannya yang menggerutu kesal.

"serius tak ada orang lain? Temanmu banyak! Ajak saja yang lain. Aku masih ingin berlama-lama di sini."

"mau selama apa? Sudah 9 jam kau disini!! Dan kau pikir jam berapa sekarang?"

"jam 5 sore?"

"sudah mau makan malam, Jam 6 lewat!" Taehyung sontak geram. Jungkook mati-matian memaksa tubuhnya terus bekerja, Taehyung tak yakin ternyata Pemuda Jeon ini masih baik-baik saja kelihatannya.

"tapi tetap saja, aku tak mau. Pergi saja dengan teman aktormu. Park Bogum? Park Seojoon? Siapapun? Yang lain saja oke? Kalau bisa ajak kekasihmu sana!"

"kau pikir aku ada kekasih?"

"mustahil tidak ada dengan ketampananmu yang berlebihan ini Hyung."

"tapi nyatanya apa? Tidak ada."

Jungkook tertawa dengan kesan mengejek. "kau pikir bisa membohongiku? Tidak. Kau boleh menyembunyikannya pada semua orang. Gelagatmu belakangan ini selalu terpaku pada ponsel."

"kenapa kau yang menghakimiku seenak jidat? Aku tidak punya kekasih, puas? Ah sudahlah, perdebatanmu ini sudah sangat melenceng. Ayo!"

"pergi saja sendiri. Aku tetap tidak mau pergi."

Taehyung menghela nafasnya pelan sembari berdiri. "keras kepala sekali." ujarnya.

Melangkah pergi, hingga merampas tas bawaan Jungkook hendak ia bawa. Pemuda Jeon sontak langsung berlari.

Baju gantinya ada di sana! Tidak mungkin ia pulang dengan keadaan setengah telanjang begini!

"aish!! Baiklah-baiklah!!! Aku membersihkan diri dulu! Tunggu!" Pekik Jungkook, mengambil alih tasnya ditangan Taehyung.

Gelak tawa pecah, Si Kim pelakunya. Menatap Jungkook kedalam ruang ganti dengan terburu-buru. Memakan waktu cukup lama untuk menunggu Jungkook, jadi ia mendudukkan diri dikursi panjang di sisi pintu masuk sembari memainkan ponsel.

Hingga aroma sabun khas menyeruak dipenghidu, Taehyung mendongak. Jungkook sudah bersiap, walau tatapan kesal tak hilang jadi raut wajah.

"ayo!" seru Jungkook, berjalan lebih dulu meninggalkan Taehyung dibelakang.

Sial. Jungkook menggemaskan. Pemuda Kim tak bisa menahan senyum sumringahnya.

Selama diperjalanan tak ada yang spesial, mendengar musik, bernyanyi sedikit, bersenandung bersama menambahkan kesan tertanam apik dihati. Terkadang membicarakan hal anak lelaki, game, apa lagi selain game yang bisa menyatukan keakraban anak lelaki selain itu? Walaupun banyak, tapi keseruannya berbeda.

Catching Feelings (VKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang