Bagian 11

463 49 2
                                    

Disisa hari penghabisan menuju aktifitas padat, malam sama seperti sebelumnya. Hanya saja tak ada dekapan nyaman mendinginkan kepala dan hati. Walau bersisihan, Jungkook masih bisa terlelap.

Taehyung ada disampingnya. Itu saja sudah cukup.

Tak elak tengah malam Taehyung sadar ingin mengikis jarak. Diam-diam menelusupkan tangan, menghirup aroma shampo begitu dalam. Sembari mengusak wajahnya nyaman.

Kakinya pun tak luput ingin melingkar. Jungkook yang tidur sama dengan mayat bernafas. Tak akan benar-benar terusik jika itu tidak mengganggu tidurnya.

Afeksi yang dirasa malah membuatnya menyamankan posisi. Taehyung menang banyak, bung.

Mungkin untuk perdebatan mereka beberapa hari yang lalu memang begitu serius, tapi kini tak ada perang dingin diantara keduanya. Bersikap seperti biasanya, Taehyung merasa ia kekanakan jika mengingat sikapnya pada Jungkook yang lalu.

"sudah Tae, bagaimana dengan Yeontan? Masih mau dia tinggal?"

"iya eomma, biar aku mengurusinya. Masih ada lagi?"

"oh tak ada, semua barang eomma sudah dibawa Jungkookie kedalam Mobil."

Hari ini merupakan hari terakhir masa bebas Bangtan, Namjoon menghubunginya pagi ini. Semua sudah harus berkumpul kembali ke dorm milik mereka.

Taehyung mengangkat ransel miliknya sembari melangkah keluar bersama sang ibu. Bersamaan Jungkook menutup pintu belakang sisi Mobil.

Penampilan Jungkook begitu casual, aura jantan menguar. Outfitnya tak luput hanya berwarna hitam dari atas hingga bawah. Sepatu besar bergerigi merupakan kesayangannya. Taehyung hafal sekali dengan koleksi sepatu pemuda Jeon ini miliki.

"ada lagi Eommo-nim?" ujar Jungkook kala melihat Sang ibu berada dibelakangnya sambil menggendong anjing milik Taehyung.

"sudah semua, nak. Mari berangkat."

Jungkook mengangguk, tangannya mengambil alih anjing kecil itu untuk berada dipangkuannya. Sang ibu tersenyum tulus, tersirat sesuatu kala menatap sang anak kandung tak lepas mengalihkan pandangannya.

"ayo tae." ujarnya guna menyadarkan Taehyung.

Kikuk menjadi reaksinya, lalu terkekeh samar melihat sang ibu menertawainya. Mereka memasuki tunggangan, Taehyung yang kali ini menjadi supir. Jungkook duduk dibelakang, ia sibuk bermain dengan Yeontan.

Cukup lama mereka menghabiskan waktu diperjalanan, mengingat betapa jalanan dipenuhi hiruk pikuk keramain kendara umun lainnya.

Pesawat jadi pilihan untuk kembali kekampung halaman. Taehyung memaksa, ia tak mau sang ibu kembali kelelahan jika menggunakan kereta. Itu sangat menguras tenaga. Membuat sang ibu menuruti kali ini permintaan Taehyung walau diselingi perdebatan kecil.

Oleh-oleh untuk keluarganya tak lupa terselip dibawaan sang ibu. Untuk adik-adiknya lebih banyak. Taehyung tak mau kedua adiknya melupakan afeksinya. Mengingat waktunya bahkan tak pernah cukup untuk bermain bersama keduanya.

Untuk sang ayah juga turut memenuhi, pakaian lebih mendominasi. Taehyung tahu jelas selera fasion sang ayah.

"Jangan lupa makan yang banyak, hm? Eomma tak suka melihatmu kurus begini. Jaga dirimu baik-baik, Tannie jangan sampai lupa diberi makan juga. Mandikan dia seminggu dua kali. Periksa kotorannya, jangan sampai tercecer di mana-mana. Mengerti?"

"iya eomma. Sudah tercatat dikepala. Tenang saja ya?"

"Jungkookie, jaga dirimu baik-baik ya, nak? Aku menghubungi ibumu kemarin."

Catching Feelings (VKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang