Nawang.
Gue paling gak suka sama temen yang nikung. Jadi jangan ada niatan suka sama cewek yang gue suka☺️Chiko menghela napas, dia tertawa terbahak ketika membaca pesan dari Nawang. Nikung? Ya kali!
"CHIKO!" Dermawan berteriak pada Chiko yang masih tertawa.
"Hah?" Chiko terlihat seperti orang bodoh.
"Kenapa ketawa? Kamu dengerin ayah ngomong gak hah?!"
Chiko melihat satu persatu orang yang ada di ruang tamu "Emang ayah ngomong apa?" Tanyanya polos.
"Astagfirullah Chiko!!" Geram bunda Chiko.
"Sabar tante, mungkin Chiko gak konsen terus kurang minum air putih." Ujar Humairah, dia mengusap punggung bunda Chiko.
Chiko mendelik tak terima kemudian dia menarik napas panjang lalu duduk tegak mendengarkan apa yang ayahnya katakan.
"Besok kamu tunangan sama Humairah."
Chiko diam. Lelaki itu mengusap belakang lehernya lalu mengorek telinga kanan kiri. Dia menatap cengo ayahnya yang sudah menaik turun kan kedua alisnya "Chiko dapet penyakit telinga kali ya?" Ujar Chiko membuat semua orang bingung.
"Maksud kamu?" Tanya ibunya Humairah.
"Ya itu salah denger. Masa mau tunangan sama Humaira."
"Emang kenapa dengan anak saya?" Kali ini papa Humaira bersuara.
Kepala Chiko menggeleng cepat "Gak kenapa-napa, tapi Humaira terlalu subhanallah, ma syaa Allah buat saya yang astagfirullah." Kedua sudut bibir Chiko tertarik membentuk lengkungan.
Dia tersenyum. Pasti berhasil nih pikirnya seperti itu
"Gak papa, meski kamu astagfirullah saya tetap ikhlas putri saya yang ma syaa Allah tunangan sama kamu." Papa Humaira membalas senyum Chiko dengan sangat lebar.
Chiko mendengus, dia berdiri dari duduknya "Terserah deh, Chiko mau tidur, capek!" Lelaki itu pergi meninggalkan mereka yang tersenyum puas.
Dia ingin membantah, tapi kedua orang tuanya tidak pernah mengajarkan Chiko untuk menjadi anak durhaka. Apalagi ini kemauan bunda supaya Chiko tunangan dengan Humaira.
Tidak apa Chiko, baru juga tunangan bukan nikahan.
°C H I K O°
Ke esokan harinya...
"LEGAWA ANAK MONYET!! SINI LO SETAN!"
Terdengar teriakan yang cukup keras dari pintu gerbang yang sontak menjadi pusat perhatian.
Disana cowok dengan baju ala bad boy berdiri dan tak lupa dengan ciri khasnya, dasi yang di ikat di kepala.
Dia Dandi, lelaki itu berjalan dengan langkah lebar menghampiri gerombolan siswa yang duduk di depan musolah.
"LO!"
"Santai-santai, tarik napas terus buang ke Amerika." Celetuk Petro.
"Jauh bet, keburu isdet di jalan." Sambar Navi membuat Petro nyengir.
"Kenapa manggil gue?" Tanya Legawa masih santai seolah tidak melakukan kesalahan apa-apa.
Dandi geram, dia langsung menarik kerah baju sekolah Legawa hingga lelaki itu terpaksa berdiri dengan kemeja sekola yang keluar dan berantakan.