Chiko berdiri tak jauh dari pantai. Lelaki itu terus mengedarkan pengelihatannya untuk mencari seseorang. Karena banyaknya pengunjung membuat dirinya kesusahan untuk mencari keberadaan Claudia.
Semua perempuan disana sama-sama memakai hijab, dan itu semakin membuat Chiko bingung.
Dia menggaruk kepalanya, lelaki itu membungkuk "Ribet banget sih, nyusahin orang mulu!" Desisnya seraya menatap sekeliling.
Dia ingin bertanya kepada pengunjung pantai, tapi sayangnya dia tidak punya foto Claudia untuk di tunjukkan kepada mereka.
Alhasil lelaki itu bertanya hanya dengan menjelaskan ciri-ciri perempuan itu saja.
"Oh, kayaknya tadi lagi di sebelah sana deh," ujar salah satu pengunjung memakai bahasa Indonesia, dia menunjuk ke sebelah barat pantai.
Chiko mengangguk dan berterimakasih kepada perempuan tadi, dia bergegas pergi.
Kedua matanya menyipit ketika objek di depannya terlihat seperti Claudia. Apa itu memang Claudia? Lelaki itu mendekat dengan perlahan.
"Bener nih, ini cewek ribet itu!" Ujarnya lalu melangkah menghampiri Claudia yang mulai maju memasuki lautan.
Ia semakin maju dan membiarkan rok sekolahnya basah, perempuan itu menatap lurus kedepan. Ombak yang lumayan besar itu tidak dia ubris, seperti tidak ada rasa takut. Tatapannya seperti tidak ada apa-apa, terlihat kosong.
"Mau ngapain lo?!" Sentak Chiko yang lagi-lagi berhasil menarik tangan Claudia dan membawanya ke tepi pantai.
Claudia tersentak kemudian menepis kasar tangan Chiko, dia menatap sebal lelaki di depannya "Kamu lagi, kamu lagi! Kenapa sih suka muncul tiba-tiba?!" Sewotnya, dia mendelik tak suka.
"Hoho, mikir apa lo? Ini cuma kebetulan."
Kedua mata Claudia memicing dengan tajam"Terus kenapa pake narik tangan segala?"
Chiko mengalihkan pandangannya "Refleks," sahutnya tak berani menatap lawan bicara.
"Masa sih? Kok aku gak percaya ya?"
Chiko melirik Claudia sekilas "Bukan urusan gue," lelaki itu berbalik dan pergi.
Claudia mendengus di tempat, dia lantas membuntuti Chiko dari belakang dengan kedua kakinya yang terasa agak sakit jika di paksa berjalan.
Di sepanjang jalan ia terus menggerutu, bahkan tak henti-hentinya ia menyumpahi Chiko macam-macam.
Bagaimana tidak? Lelaki itu datang kesini hanya dengan jalan kaki? Luar biasa.
Karena saking asiknya menunduk dengan mulut yang terus nyerocos tanpa suara, dia tidak sadar jika Chiko berhenti dan diam di tempatnya. Alhasil kepala Claudia membentur punggung Chiko hingga perempuan itu agar terpental kebelakang.
"Ish, kalau mau berhenti tuh bilang dulu!" Cibir Claudia, dia mengusap keningnya.
Chiko berbalik, dengan sengaja dia menyentil kening Claudia keras "Makanya kalau jalan gak usah nunduk, pake ngomongin gue lagi. Makan tuh karma!"
"Apaan, gak ada karma dalam agama Islam!" Claudia mengusap keningnya lagi.
"Terserah. Kaki lo?" Tanya Chiko membuat perempuan itu menunduk, menatap kakinya lalu kembali mengangkat kepala "Iya, kenapa?"
Chiko berdecak "Kaki lo sakit?"
"Enggak."
"Oh..."
Claudia mencebik, dia melewati Chiko dan berjalan di depan lelaki itu. Lama-lama dirinya benar-benar ingin bunuh diri jika bersama lelaki satu ini, udah jelas sakit masih nanya lagi.